Fenomena kemiskinan tidak saja terjadi di daerah pedasaan, akan tetapi juga dialami oleh masyarakat perkotaan. Munculnya corona virus disease (covid-19) tampak semakin mendorong peningkatan angka kemiskinan khususnya masyarakat Kota Banda Aceh. Berbagai ragam geliat perekonomian masyarakat beranjak mundur seiring dengan lahirnya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) oleh pemerintah. Meskipun kebijakan ini bertujuan memutuskan mata rantai peredaran Covid-19, namun telah berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kota Banda Aceh. Kemiskinan memang telah menjadi persoalan umum masyarakat dunia yang tidak mudah diselesaikan, tetapi tidak bermakna tidak bisa dicarikan solusi. Baitul Mal menjadi salah satu tumpuan harapan bagi penyelesaian persoalan kemiskinan terutama dalam menjawab kemana arah pemberdayaan masyarakat dan bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat Kota Banda Aceh..? Untuk memperoleh data terkait arah pembinaan masyarakat ini, maka penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview, appreciative inquiry, dan studi dokumen. Proses analisis data diperkuat dengan menghubungkannya dengan Teori Intervensi. Teori ini dipandang cukup relevan karena baitul Mal Kota Banda Aceh juga melakukan sejumlah intervensi dalam rangka memberdayakan ekonomi kerakyatan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa baitul mal telah melakukan beberapa intervensi dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin dalam berbentuk colaboratif dan uswah fardiyah sehingga telah mendorong percepatan kemandirian masyarakat miskin.