Analisis keaktifan gempabumi di wilayah Sulawesi Selatan dapat diketahui dengan perhitungan statistik, hubungan frekuensi gempabumi terhadap magnitudo. Data diperoleh dari katalog gempabumi BMKG periode 1 Januari 2006 sampai 31 Desember 2018 dengan Mag > 3.4 untuk semua kedalaman yang dibatasi oleh koordinat 1.4°LS – 7° LS dan 118.2° BT-122.1°BT. Data gempabumi tersebut dikelompokkan berdasarkan wilayah (Spasial) per 0.1°lintang x 0.1°bujur. Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan metode Maximum Likelihood. Berdasarkan perhitungan diperoleh aktifitas seismik tertinggi di sekitar Sesar Matano dan Sesar Saddang yang merupakan area paling aktif gempa di Sulawesi Selatan. Daerah aktifitas tertinggi memiliki a value dan b value yang tinggi, sesuai dengan aktifitas gempa dan heterogenitas batuan. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kerapuhan batuan, maka semakin tinggi pula aktivitas seismik yang terjadi di wilayah tersebut.