Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea var. italica Plenck) dan Kembang Kol (Brassica oleracea var. botrytis DC.) terhadap Propionibacterium acnes salsabila soedradjat; Livia Syafnir; Indra Topik Maulana
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.162 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4686

Abstract

Abstract. Acne is a skin disease that often occurs in all circles that causes inflammation. The main cause of acne is the bacteria Propionibacterium acnes. This study aims to compare the antibacterial activity ethanol extract of broccoli flower and ethanol extract of cauliflower to the acne-causing bacteria P. acnes measured from the diameter of the resulting inhibition zone, as well as to compare the parameters and characteristics of each materials. The study began with standard parameter determination test, then phytochemical screening and antibacterial activity test for P. acnes. The results showed that broccoli contains alkaloids, flavonoids, phenolic compounds, tannins, quinones, saponins, steroids, monoterpenes and sesquiterpenes. Cauliflower contains alkaloids, flavonoids, phenolic compounds, tannins, quinones, saponins, steroids, triterpenoids, monoterpenes and sesquiterpenes. The results of the comparison test of antibacterial activity of ethanol extract broccoli flower and ethanol extract cauliflower to P. acnes with test concentrations of 1%, 5%, 10%, 15% and 20% using the well method showed negative results, where the two ingredients were not able to inhibit the growth rate of bacteria P. acnes. In the positive control, namely clindamycin, which showed an average diameter of the inhibition zone of 32.65 mm, the antibiotic produced antibacterial activity against the growth of P. acnes. This could be due to the fact that the two extracts were not active at all as antibacterial P. acnes, but had other antibacterial activities. Abstrak. Jerawat adalah penyakit kulit yang sering terjadi pada semua kalangan yang menyebabkan inflamasi. Penyebab utama terjadinya jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri antara ekstrak etanol bunga brokoli dengan ekstrak etanol kembang kol terhadap bakteri penyebab jerawat P. acnes diukur dari diameter zona hambat yang dihasilkan, serta untuk membandingkan parameter dan karakteristik dari masing-masing bahan. Penelitian diawali dengan uji penetapan parameter standar lalu penapisan fitokimia dan dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap P. acnes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada brokoli mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, kuinon, saponin, steroid, monoterpen dan seskuiterpen. Pada kembang kol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, kuinon, saponin, steroid, triterpenoid, monoterpen dan seskuiterpen. Hasil uji perbandingan aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga brokoli dan kembang kol terhadap P. acnes pada konsentrasi uji 1%, 5%, 10%, 15% dan 20% menggunakan metode sumuran menunjukkan hasil negatif, dimana kedua bahan tersebut tidak mampu menghambat laju pertumbuhan dari bakteri P. acnes. Pada kontrol positif yaitu klindamisin menunjukkan rata-rata diameter zona hambat sebesar 32,65 mm maka antibiotik tersebut menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan P. acnes. Hal tersebut dapat disebabkan karena kedua ekstrak tidak aktif sama sekali sebagai antibakteri P. acnes, melainkan aktivitas antibakteri lain.
Uji Aktivitas Antioksidan Sari Buah Delima Putih (Punica granatum L.) Menggunakan Metode DPPH yang Diformulasikan Menjadi Permen Jelly Eky Bagus Wahyudi; Livia Syafnir; Kiki Mulkiya Yuliawati
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.377 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4692

Abstract

Abstract. This study aimed to determine the secondary metabolite content of white pomegranate juice, to test the antioxidant activity of white pomegranate juice (Punica Granatum L) and white pomegranate juice jelly candy. The white pomegranate used comes from Indramayu Regency, Haurgeulis District. White pomegranate is one of the natural ingredients that have the potential as a source of natural antioxidants. White pomegranate juice was analyzed for its secondary metabolite content using phytochemical screening, the results of phytochemical screening identified alkaloids, flavonoids, phenols, tannins, and terpenoids. The antioxidant activity test used the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. Analysis of antioxidant strength by calculating the IC50 value based on the percent reduction of free radicals by the test sample. Based on the data obtained, the IC50 value of white pomegranate juice was 223.46 ppm, then the IC50 value of jelly candy was F1 1337.62 ppm, F2 835.83 ppm, F3 609.75 ppm. The results showed that as the white pomegranate juice increased, the antioxidant activity of the jelly candy increased. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder sari buah delima putih, menguji aktivitas antioksidan sari buah delima putih (Punica Granatum L) dan permen jelly sari buah delima putih. Buah delima putih yang digunakan berasal dari Kabupaten Indramayu, Kecamatan Haurgeulis. Buah delima putih merupakan salah satu bahan alam yang memilki potensi sebagai sumber antioksidan alami. Sari buah delima putih dianalisis kandungan metabolit sekundernya dengan cara skrining fitokimia, hasil skrining fitokimia terindentifikasi senyawa alkaloid, flavanoid, fenol, tanin, dan terpenoid. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Analisis kekuatan antioksidan dengan menghitung nilai IC50 yang didasarkan pada persen peredaman radikal bebas oleh sampel uji. Berdasarkan data yang diperoleh nilai IC50 sari buah delima putih sebesar 223.46 ppm, lalu nilai IC50 permen jelly sebesar F1 1337.62 ppm, F2 835.83 ppm F3 609.75 ppm. Hasil penelitian menunjukan bahwa seiring bertambahnya sari buah delima putih maka aktivitas antioksidan pada permen jelly akan meningkat.
Penelusuran Pustaka Potensi Aktivitas Antioksidan dari Suku Malvaceae Menggunakan Metode DPPH Geofanny Mozataufika; Kiki Mulkiya Yuliawati; Livia Syafnir
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.769 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4698

Abstract

Abstract. Degenerative disease is a disease that is very often experienced by the elderly. Where this disease can cause death. Plants from the Malvaceae tribe can be used as treatment and prevention of degenerative diseases. This literature search aims to collect and analyze research results related to the antioxidant activity of plant parts of the Malvaceae tribe and identify compounds that contribute to producing antioxidant compounds. There are 8 types of plants belonging to the Malvaceae family scattered in West Java which have the potential to have antioxidant activity for the treatment and prevention of degenerative diseases. The most commonly used plant parts are the leaves. Fruit and fruit skin. By using the maceration extraction method and testing the antioxidant activity using the dpph method. With chemical compounds commonly found in plants of the Malvaceae tribe, namely phenolic compounds, flavonoids, and alkaloids. As for the durian plant, Durio zibenthinus has the highest antioxidant activity of 9.850 g/ml on the skin of the fruit. Abstrak. Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang sangat sering dialami oleh usia lanjut. Dimana penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Tanaman dari suku Malvaceae mampu dimanfaatkan sebagai pengobatan dan pencegahan penyakit degenerative karena memiliki aktivitas antioksidan. Dilakukan penelusuran pustaka ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian terkait aktivitas antioksidan dari bagian tanaman pada suku Malvaceae dan mengidentifikasi senyawa yang berkontribusi menghasilkan senyawa antioksidan. Terdapat 8 jenis tanaman suku Malvaceae yang tersebar di jawa barat yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit degeneratif diantaranya yaitu tanaman durian, okra, rosella, coklat, pungpulutan, waru dan juga tanaman kapuk. Dengan bagian tanaman yang umum digunakan yaitu pada bagian daun. Buah, dan kulit buah. Dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi dan pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode dpph. Dengan senyawa kimia yang umum terdapat pada tanaman suku Malvaceae yaitu senyawa fenol, flavonoid, dan alkaloid. Adapun pada tanaman durian (Durio zibenthinus) memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu sebesar 9,850 µg/ml pada bagian kulit buahnya.
Penelusuran Pustaka Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Cincau Hijau (Cyclea barbata Miers) dan Daun Cincau Hitam (Mesona palustris Blume) Abdurrasyid Fadhlurrahim; Livia Syafnir; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4711

Abstract

Abstract. Free radicals are reactive molecules containing unpaired electrons that can trigger degenerative diseases. Antioxidants are needed as neutralizers of oxidation reactions caused by free radicals. Grass jelly is one of the plants known for its use as a food ingredient that has antioxidant activity. This study uses a literature review by reviewing several references with the aim of knowing the antioxidant activity of the two grass jelly, namely Cyclea barbata and Mesona palustris. Several studies have shown the antioxidant activity of both types of grass jelly, namely green grass jelly (Cyclea barbata Miers) and black grass jelly (Mesona palustris Blume). Judging from the extraction method and different types of solvents will produce various IC50 values. Both grass jelly has a class of compounds such as flavonoids, saponins, tannins, alkaloids and steroids. Abstrak. Radikal bebas merupakan molekul yang bersifat reaktif mengandung elektron tidak berpasangan yang dapat memicu penyakit degeneratif. Antioksidan diperlukan sebagai penetralisir dari reaksi oksidasi akibat radikal bebas. Cincau merupakan salah satu tanaman yang dikenal pemanfaatannya sebagai bahan pangan yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini menggunakan literature review dengan mengkajian beberapa referensi dengan tujuan mengetahui aktivitas antioksidan kedua cincau yakni Cyclea barbata dan Mesona palustris. Beberapa penelitian menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dari kedua macam jenis cincau yaitu cincau hijau (Cyclea barbata Miers) dan cincau hitam (Mesona palustris Blume). Dilihat dari metode ekstraksi dan jenis pelarut yang berbeda beda akan menghasilkan nilai IC50 yang beragam. Kedua cincau tersebut memiliki golongan senyawa seperti flavonoid, saponin, tanin, alkaloid dan steroid.
Penelusuran Pustaka Kandungan Senyawa dari Ekstrak Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var raja) dan Kulit Pisang Cavendish (Musa cavendishii) dalam Beberapa Aktivitas Farmakologi Muhammad Fadhil Safari; Vinda Maharani Patricia; Livia Syafnir
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.617 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4714

Abstract

Abstract. Plantain (Musa paradisiaca var raja) and cavendish banana (Musa cavendishii) is a plant that has long been used by the public as a medicinal plant. The parts of the banana plant are known to have pharmacological activity, while the banana peel is only considered waste that is thrown away after the fruit is taken. The research method used is a Systematic Literature Review with literature searches related to the pharmacological activity of the extracts of raja banana peel and cavendish banana peel. The data obtained is then displayed in tabular form and explained in paragraph form. The results showed that the extracts of plantain peel and cavendish banana peel had pharmacological activities such as antibacterial, antihyperglycemic and antioxidant. which is thought to come from the content of a class of compounds in plantain peels and cavendish banana peels such as alkaloids, phenols, flavonoids, tannins and saponins. Abstrak. Pisang raja (Musa paradisiaca var raja) dan pisang cavendish (Musa cavendishii) merupakan tanaman yang sejak dahulu sudah digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat. bagian-bagian dari tanaman pisang sudah diketahui memiliki aktivitas farmakologis, sedangkan kulit pisang hanya dianggap limbah yang dibuang setelah diambil buahnya. Tujuan dari penelusuran pustaka ini adalah untuk mengetahui aktifitas farmakologi dari kandungan golongan senyawa ekstrak kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. Raja) dan kulit pisang cavendish (Musa cavendishii). Metode penelitian yang digunakan adalah Systematic Literature Review dengan penelusuran pustaka terkait aktivitas farmakologi dari ekstrak kulit pisang raja dan kulit pisang cavendish. Data yang diperoleh kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam bentuk paragrafh. Hasil yang didapat menunjukan bahwa ekstrak kulit pisang raja dan kulit pisang cavendish memiliki aktivitas farmakologis seperti antibakteri, antihiperglikemia dan antioksidan yang diduga berasal dari kandungan golongan senyawa pada kulit pisang raja dan kulit pisang cavendish seperti alkaloid, fenol, flavonoid, tannin dan saponin.
Penelusuran Pustaka Potensi Sayuran dari Genus Brassica sebagai Antibakteri Miaranti Tia Azhariani; Kiki Mulkiya Yuliawati; Livia Syafnir
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.943 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4817

Abstract

Abstract. The genus Brassica is one of the largest genera of flowering plants, which has more than 3000 species distributed worldwide. In addition, in this genus Brassica there are many types of vegetables that are beneficial to human life. This literature search aims to determine the potential of vegetables from the genus Brassica such as cabbage, broccoli and radishes as antibacterial, to know the extraction method, to know their secondary metabolites and the mechanism of action of secondary metabolites produced by the genus Brassica as antibacterial. The methodology used is a library search on the website. The results of the literature search showed that the Brassica genus of cabbage, broccoli and radish had antibacterial potential against Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Bacillus subtilis, Staphylococcus mutans, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia. Shigella sonei, Salmonella paratyphi, Salmonella thypi dan Proteus vulgaris. With maceration and Soxhlet extraction methods and suspected antibacterial compounds derived from the genus Brassica, namely glucosinolates which act as typical compounds from the genus Brassica and other compounds flavonoids, polyphenols, tannins, saponins and alkaloids. With the mechanism of the compound inhibits the synthesis of bacterial cell walls. Abstrak. Genus Brassica merupakan salah satu genus tanaman berbunga terbesar, yang memiliki lebih dari 3000 spesies yang terdistribusi di seluruh dunia. Selain itu dalam genus Brassica ini terdapat banyak jenis sayuran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Penelusuran pustaka ini bertujuan untuk mengetahui potensi sayuran dari genus Brassica jenis kubis, brokoli dan lobak sebagai antibakteri, mengetahui metode ekstraksi nya, mengetahui senyawa metabolit sekunder nya dan mekanisme kerja senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan genus Brassica sebagai antibakteri. Dengan metodelogi yang digunakan yaitu penelusuran pustaka pada website. Hasil penelusuran pustaka yang diperoleh menunjukkan bahwa genus Brassica jenis kubis, brokoli dan lobak memiliki potensi antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Bacillus subtilis, Staphylococcus mutans, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia. Shigella sonei, Salmonella paratyphi, Salmonella thypi dan Proteus vulgaris. Dengan metode ekstraksi maserasi dan Soxhlet dan diduga antibakteri berasal dari senyawa khas genus Brassica yaitu glukosinolat yang berperan sebagai senyawa khas dari genus Brassica dan senyawa lain flavonoid, polifenol, tanin, saponin dan alkaloid. Dengan mekanisme senyawa menghambat sintesis dinding sel bakteri.
Penetapan Kadar Fenol Total Dan Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Kulit Kentang (Solanum Tuberosum L.) Vinda Maharani Patricia; Tasya Luthfiyyah; Livia Syafnir
Journal of Pharmaceutical and Health Research Vol 4 No 1 (2023): February 2023
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/jharma.v4i1.2886

Abstract

Indonesia is one of the countries with a diversity of plants, one of which is the potato plant (Solanum tuberosum L.). Some compounds found in potato peels have pharmacological activities, one of which is antioxidants. This study aimed to determine the total phenol content and the antioxidant activity produced by potato peel ethanol extract. The methods for total phenolic content used the Folin-Ciocalteu method and the DPPH(2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method for antioxidant activity. The result obtained from this study was that the total phenol content in ethaol extract of potato peel was 152.9 mg GAE / g extract and antioxidant activity showed with IC50 value was 30,339 ppm, which means that potato peel ethanol extract has a very strong antioxidant activity.
Antibacterial Activity of Rosemary Oil Against Propionibacterium acnes and The Formulation into Nanoemulsion System Sani Ega Priani; Rizza F. Nurasyfa; G.C. Eka Darma; Sri P. Fitraningsih; Livia Syafnir; Robby Prayitno
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v10i1.35770

Abstract

Acne is an inflammatory condition of the pilosebaceous unit that can occur due to infection ofPropionibacterium acnes. Rosemary essential oil contains various active compounds that haveantibacterial activity. Nanoemulsions have been developed as a delivery system to the pilosebaceousunit. This study aimed to determine the antibacterial activity of rosemary oil against P. acnes anddevelop it into a nanoemulsion system. The antibacterial activity was conducted by the agar diffusionmethod. Rosemary oil contains 1,8-cineole as the main active compound and has antibacterial activityagainst P. acnes with an inhibitory zone of 11.315±0.069 mm at a concentration of 4%. Rosemaryoil was successfully developed into a nanoemulsion system using Tween 80 as a surfactant and acombination of ethanol and PEG 400 as a co-surfactant. The rosemary nanoemulsion has a clearphysical appearance with an average globule size of 33.50±0.01 nm and a PDI value of 0.45±0.03. Thepreparation has good physical stability based on centrifugation, heating cooling, and freeze-thaw tests.The study shows that rosemary oil has antibacterial activity against P. acnes and has been successfullydeveloped into nanoemulsion preparations with good characteristics and physical stability. Keywords: Acne vulgaris, Nanoemulsion, Propionibacterium acnes, Rosemary oil.
Formulasi Nanosuspensi Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Manis dengan Metode Bottom-Up Sani Ega Priani; Sri Peni Fitrianingsih; Livia Syafnir; Faqih Radina
Majalah Farmasetika Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v8i4.46592

Abstract

Kayu manis memiliki berbagai aktivitas farmakologi salah satunya adalah aktivitas sitotoksik. Beberapa penelitian menunjukkan nanosuspensi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas sitotoksik bahan aktif.  Nanosuspensi adalah sistem dispersi koloidal mengandung partikel obat dengan ukuran <1µm yang distabilkan oleh molekul surfaktan dan atau polimer. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi formula nanosuspensi ekstrak etanol kulit batang kayu manis menggunakan metode bottom up dengan variasi jenis surfaktan/polimer sebagai bahan penstabil. Kulit batang kayu manis diekstraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi. Ekstrak dikembangkan menjadi sediaan nanosuspensi dengan teknik antisolvent precipitation menggunakan variasi bahan penstabil yakni tween 80, natrium lauril sulfat, polivinil alkohol (PVA), dan polivinil pirolidon (PVP). Berdasarkan hasil optimasi formula, diketahui bahwa sediaan nanosuspensi mengandung ekstrak kulit batang kayu manis 0,5% menggunakan bahan penstabil PVA 2% memiliki karakteristik fisik paling sesuai,  yang ditandai dengan penampilan  yang jernih, tanpa endapan, nilai persen transmitan 79,57±0,13 %, ukuran partikel 589±17 nm serta nilai PDI 0,50 ± 0,01. Nanosuspensi kayu manis menggunakan PVA 2% sebagai penstabil memiliki karakteristik yang paling optimum.
Penentuan Nilai Persentase Eritema dan Pigmentasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) secara Invitro Satyawati; Livia Syafnir; Vinda Maharani Patricia
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8510

Abstract

Abstract. Sunlight plays an important role in survival, especially humans, but prolonged exposure to sunlight can harm the skin due to ultraviolet radiation. The use of sunscreen is one way to protect the skin from the harmful effects of UV rays. The ethanol extract of cashew leaves contains flavonoid compounds which have potential as sunscreens because they have chromophore groups that are able to absorb UV rays thereby reducing the intensity on the skin. This study aims to determine the percentage transmission of erythema and the percentage transmission of pigmentation of the ethanol extract of cashew leaves in vitro using the spectrophotometric method. On the purchase of % Te and % Tp concentrations of 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm and 1000 ppm, the UV A and UV B sunblock categories showed the best values ​​of % Te 0.004 % and % Tp 0.0177 %. Based on these results indicate that the higher the concentration, the better the protection power of the percentage of erythema transmission and the percentage of pigmentation transmission.. Keywords: Sunscreen, Cashew leaves, %Te, % Tp Abstrak. Sinar matahari sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup terutama manusia, tetapi paparan sinar matahari yang terlalu lama dapat membahayakan kulit karena radiasi sinar ultraviolet. Penggunaan tabir surya merupakan salah satu cara untuk melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV. Ekstrak etanol daun jambu mete mengandung senyawa flavonoid yang memiliki potensi sebagai tabir surya karena memiliki gugus kromofor yang mampu menyerap sinar UV sehingga mengurangi intensitas pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai persen transmisi eritema dan persen transmisi pigmentasi ekstrak etanol daun jambu mete secara in vitro dengan menggunakan metode spektrofotometri. Pada penentuan nilai % Te dan % Tp dari konsentrasi 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm menunjukkan kategori sunblock UV A dan UV B dengan nilai terbaik % Te 0,004 % dan % Tp 0,0177 %. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka daya proteksi dari persen transmisi eritema dan persen transmisi pigmentasi semakin baik. Kata Kunci : Tabir surya, Daun jambu mete, %Te, % Tp