Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra

ANALISIS WACANA KRITIS MODEL TEUN A. VAN DIJK TERHADAP PUISI “KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU“ KARYA TAUFIK ISMAIL siregar, putri
Lingua Vol 16, No 1 (2020): January 2020
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma kritis bertujuan untuk menganalisis puisi “Kembalikan Indonesia Padaku” karya Taufik Ismail untuk mengetahui hubungan antara teks dan faktor yang berada di luar teks. Data penelitian diperoleh dari studi pustaka dan penelusuran internet. Hasil penelitian meliputi tiga dimensi analisis wacana kritis model Van Dijk: Pada struktur makro puisi bertemakan kekecewaan dan harapan akan perubahan negara yang tengah terpuruk, serta keberanian yang ada di dalam generasi sebuah bangsa adalah salah satu jalan untuk menciptakan masa depan sebuah negara yang lebih baik. Suprastruktur, skema teks pada puisi “Kembalikan Indonesia Padaku”  dibuat dengan kisah Indonesia pada saat itu masih karut-marut.  Struktur mikro yang terdapat latar, detail, maksud, diksi, dan metafora. Kognisi sosial yang membahas Indonesia yang ‘sekarat’ terbukti dengan penggunaan kata tenggelam; mulut menganga; lampu menyala bergantian. Syair-syairnya adalah gambaran Indonesia yang sedang ‘dipinjam’ atau ‘dikuasai’ oleh orang lain, sehingga meminta untuk dikembalikan padaku. Terakhir yaitu analisis sosial mengamanatkan agar masyarakat Indonesia dengan semangat nasionalisme melakukan perubahan kearah yang lebih baik nantinya dan pemerintah lebih peduli lagi terhadap negaranya. Abstract  This research is a qualitative research with a critical paradigm aimed at analyzing the poem “Kembalikan Indonesia Padaku” by Taufik Ismail to find out the relationship between text and factors outside the text. Research data was obtained from literature studies and internet searches. The results of the research cover three dimensions of Van Dijk's model of critical discourse analysis: On the macro structure of poetry with the theme of disappointment and hope for a deteriorating state, and courage in the generation of a nation is one way to create a better future for a country. The Superstructure, the text scheme in the poem “Kembalikan Indonesia Padaku” made with the Indonesian story at the time was still chaotic. Micro structure that contains background, detail, purpose, diction, and metaphor. Social cognition that discusses 'dying' Indonesia is proven by the use of the word drown; mouth gaping; lights turn alternately. The poems are a picture of Indonesia that is being 'borrowed' or 'mastered' by others, so that it is asked to be returned to me. Finally, social analysis mandates that the Indonesian people with a spirit of nationalism make changes towards a better direction later and the government cares more about their country.