Claim Missing Document
Check
Articles

PEMODELAN PERILAKU TEGANGAN-REGANGAN ARAH VERTIKAL DAN HORIZONTAL AKIBAT PENGEMBANGAN (SWELLING) TANAH EKSPANSIF DI KABUPATEN NGAWI DENGAN PROGRAM SAP 2000 Mahardhika, Andhitya Putra; ., Harimurti; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.485 KB)

Abstract

Telah banyak penelitian terkait swelling tanah dan memberikan kriteria yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan potensi swelling dari tanah seperti penelitian William (1958), Seed (1962), Chen (1965[1] & 1988), Raman (1967), dan Snethen (1977). Kondisi yang menyebabkan swelling tanah umumnya adalah tanah lempung mengandung mineral montmorillonite, plastisitas tinggi dimana LL > 40% ; PI > 35%, adanya lapisan tanah di bawah permukaan tanah merupakan zona aktif dimana cuaca sangat mempengaruhi perubahan kadar air. Metode  penelitian  dilakukan  dengan  mencari konstanta pegas dari dial gauge arah vertikal dan horizontal, kemudian dari data yang diperoleh digunakan mencari gaya pengembangan tanah ekspansif. Gaya pengembangan tanah djadikan sebagai input program SAP 2000 yang mana sebelumnya telah didefinisikan material tanah pada model yang dibuat pada program SAP 2000. Pada analisis model digunakan analisis plane strain. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemodelan tanah ekspansif berdasarkan penelitian Rofi T. S. (2014) bisa digunakan program bantu SAP 2000 dimana semakin besar kadar air pada tanah ekspansif, semakin besar pula nilai modulus elastisitas tanah ekspansif tersebut. Kata Kunci : Swelling, Tanah Ekspansif, Dial Gauge, SAP 2000, Plane Strain. [1] Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unversitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Unversitas Brawijaya
PENGARUH VARIASI JARAK CELAH PADA KONSTRUKSI DINDING PASANGAN BATA BETON BERTULANG PENAHAN TANAH TERHADAP DEFORMASI LATERAL DAN BUTIRAN LOLOS CELAH DARI LERENG PASIR + 10 % KERIKIL Febrianti, Nita Dwi; ., Wisnumurti; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.83 KB)

Abstract

Dinding penahan tanah yang efektif, seharusnya bisa mengalirkan air secara dua arah sehingga infiltrasi air sungai tidak hanya terjadi pada dasar sungai saja namun juga menyamping, baik dari air tanah menjadi air sungai maupun sebaliknya melalui dinding penahan tanah. Dalam penelitian ini digunakan dinding pasangan bata beton bertulang dengan beberapa variasi jarak celah, yaitu sebesar 1cm; 1,5cm dan 2 cm. Meskipun terdapat celah dalam masing-masing dinding, diharapkan dapat menahan beban berupa tanah lereng yang berada di belakang dinding. Celah inilah yang nantinya digunakan untuk mengalirkan air secara dua arah. Dinding akan mengalami deformasi akibat adanya tekanan tanah lateral yang bekerja secara tegak lurus pada bidang dinding Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak celah antar pasangan bata beton bertulang pada dinding penahan tanah terhadap deformasi lateral. Selain itu untuk mengetahui besarnya butiran yang lolos celah dari lereng pasir +10% kerikil pada masing-masing variasi jarak celah. Selain itu dilakukan pengujian butiran yang lolos celah dengan menggunakan simulasi hujan pada lereng tersebut dengan tujuan untuk mengetahui banyaknya tanah yang lolos celah pada dinding. Pengujian ini dilakukan dengan dua perlakuan, yaitu menggunakan ijuk dan tanpa adanya ijuk. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jarak celah antar pasangan bata beton bertulang pada dinding penahan tanah mempengaruhi deformasi lateral. Semakin besar jarak celah, deformasi yang terjadi akan semakin kecil. Selain itu adanya pengaruh jarak celah terhadap jumlah butiran yang lolos dari  pasangan dinding bata beton bertulang. Semakin besar jarak celah, jumlah butiran yang lolos semakin besar.   Kata-kata kunci: dinding pasangan bata beton bertulang, deformasi lateral, simulasi hujan, butiran lolos celah.
STUDI PERBANDINGAN PONDASI RAKIT DENGAN PONDASI TIANG STRAUSS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BERSAMA UNIVERSITAS BRAWIJAYA Tri Cahyani, Rizki Amalia; Munawir, As’ad; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.57 KB)

Abstract

Gedung Kuliah Bersama Universitas Brawijaya (GKB UB) merupakan salah satu infrastruktur penunjang pendidikan yang akan dibangun di Universitas Brawijaya, Malang. GKB UB direncanakan menggunakan pondasi dalam berupa pondasi tiang strauss. Pada studi ini dilakukan perencanaan ulang pondasi pada GKB UB menggunakan pondasi dangkal, yaitu pondasi rakit yang digabung dengan struktur basemen. Basemen tersebut akan difungsikan sebagai area parkir bawah tanah. Biaya konstruksi pondasi rakit umumnya lebih mahal dibanding dengan jenis pondasi lain, sehingga perlu dilakukan perbandingan biaya konstruksi antara pondasi rakit dengan pondasi tiang straus untuk melihat apakah pondasi rakit masih layak dijadikan sebagai alternatif pondasi pada GKB UB. Hasil studi dan analisa menunjukkan bahwa pondasi rakit dengan basemen pada GKB UB cukup fungsional sebagai area parkir bawah tanah, dimana desain area parkir dapat mengakomodasi sekitar 66% kebutuhan parkir. Tidak ada permasalahan pada daya dukung, namun penurunan pondasi rakit diperkirakan sangat besar, yaitu mencapai 26.32 cm. Analisa biaya konstruksi menunjukkan pondasi tiang strauss memiliki biaya konstruksi yang jauh lebih ekonomis sejumlah Rp5,961,831,549.90 dibandingkan dengan pondasi rakit yang memerlukan biaya sejumlah Rp11,194,536,910.52. Disimpulkan bahwa bila tidak memerhatikan aspek fungsional maka pemakaian pondasi tiang strauss pada GKB UB lebih dianjurkan karena selain lebih murah pondasi ini juga tidak memiliki masalah penurunan. Namun apabila tidak tersedia lahan parkir di sekitar area GKB UB, pondasi rakit dengan basemen sebagai area parkir bawah tanah dapat dijadikan alternatif pondasi meskipun dengan biaya konstruksi yang jauh lebih mahal. Kata kunci : Pondasi Rakit, Pondasi Tiang Strauss, Daya dukung, Penurunan, Biaya Konstruksi
ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK S.Utami, Putri Dewanti; Dewi, Sri Murni; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.482 KB)

Abstract

Dinding merupakan bagian bangunan yang sangat penting peranannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding merupakan salah satu elemen konstruksi struktur bangunan yang selain berfungsi sebagai pembatas juga berfungsi sebagai penahan beban lateral (­in-plane). Penggunaan material konvensional untuk pembuatan dinding masih banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia seperti batu bata maupun batako. Namun, saat ini muncul teknologi baru konstruksi dinding pracetak yaitu dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yang berbahan EPS (Extended Polystrene System) dan wiremesh. Dinding ini didesain sebagai dinding struktural yang berfungsi sebagai penahan beban lateral (­in-plane). Perilaku yang akan diamati pada dinding ini adalah tegangan dan regangan yang terjadi. Pada penelitian ini digunakan tiga variasi rasio dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yaitu dengan ukuran 60 cm x 60 cm (Hw/Lw=1), 90 cm x 60 cm (Hw/Lw=1,5), dan 120 cm x 60 cm (Hw/Lw=2). Tebal dinding secara keseluruhan adalah 15 cm dan tebal EPS+wiremesh adalah 8 cm dengan tebal beton 7 cm. Pengujian beban lateral statik (static load test) dilakukan dengan memberikan beban tiap 100 kg (load control) hingga mencapai beban maksimum dinding dan dilanjutkan dengan tahap displacement control. Pencatatan data dilakukan setiap tahap pembebanan yaitu pencatatan deformasi lateral total, perpanjangan diagonal dinding, regangan pada wiremesh, dan pengamatan mekanisme pola retak serta keruntuhan dinding (failure mechanisme). Hasil dari penelitian dan pengolahan data adalah nilai regangan pada keadaan aktual jauh lebih kecil dari pada keadaan teoritis. Untuk grafik arah lentur, nilai regangan pada dinding A3, B3, C3 dalam kondisi aktual berturut-turut adalah  0,00004; 1,7.10-5; 4,2.10-6. Untuk regangan dinding arah geser, nilai regangan dinding A3, B3, C3 arah geser dalam kondisi aktual berturut-turut adalah 4,9.10-6; 1,9.10-6; 2,8.10-6. Kata Kunci : Tegangan, regangan, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw), beban lateral statik.
POLA RETAK DAN LEBAR RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK Chasanah, Uswatun; ., Wisnumurti; Wijatmiko, Indradi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.204 KB)

Abstract

Salah satu inovasi yang dikembangkan dalam bidang konstruksi saat ini adalah dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yang tersusun atas EPS (Expanded Polystrene System), wiremesh, serta plesteran beton. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui perilaku yang terjadi pada dinding panel tersebut. Rasio tinggi dan lebar dinding (Hw/Lw) akan menentukan pola keretakan serta lebar retak yang terjadi akibat adanya beban statik lateral. Pengujian dinding panel dilakukan terhadap beban lateral statik dengan variasi rasio tinggi dan lebar dinding yaitu hw/lw = 1 dengan ukuran 60 x 60 cm, hw/lw = 1,5 dengan ukuran 60 x 90 cm, dan hw/lw = 2 dengan ukuran 60 x 120 cm. Masing-masing variasi terdiri atas 3 benda uji, sehingga total benda uji terdiri dari 9 buah. Spesifikasi dinding panel adalah mempunyai tebal yang sama yaitu 15 cm EPS+wiremesh setebal 8 cm dan beton 7 cm, serta kuat tekan rencana sebesar 15 MPa. Dinding yang telah dipasang pada loading frame telah diberikan tumpuan berupa sloof dengan asumsi terjepit penuh pada bagian bawah sehingga dinding merupakan struktur kantilever.Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui beban maksimum yang dapat ditahan oleh dinding dengan rasio hw/lw = 1 adalah yang terbesar dari kedua dinding lainnya. Selain itu pola retak yang terjadi pada dinding dengan rasio hw/lw = 1 adalah dominan retak geser, hw/lw = 1,5 adalah retak lentur geser, serta hw/lw = 2 adalah dominan retak lentur. Dari pengamatan lebar retak pada kondisi karakteristik 0,4 mm, dapat disimpulkan bahwa dinding A2, B3 dan C3 mampu menahan beban lateral yang tertinggi sehingga mempunyai kapasitas maksimum. Kata Kunci : Pola Retak, Lebar Retak, dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi, rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw), beban lateral statik.
KAJIAN BAHAN DASAR (LEMPUNG) TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK BATU BATA YANG DIHASILKAN DAN KESESUAIAN FUNGSI BERDASARKAN DIAGRAM WINKLER Dwijaya, Ferlyc Achmat; SMD, Agoes; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.229 KB)

Abstract

Batu bata merupakan bahan bangunan yang kerap dipakai dalam setiap pembangunan di masyarakat dan telah dipakai sejak lama. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil yang bersifat struktural dan non struktural. Persentase Clay memiliki peranan yang signifikan pada proses pembentukan batu bata. Clay  pada dasarnya berperan sebagai perekat melalui proses vitrifikasi dalam proses pembakaran namun terlalu banyak persetase clay juga menyebabkan susut yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukan proses pencampuran dan pembentukan batu bata yang dapat mengatasi hal ini. Proses pengerjaan batu bata sampel Gondanglegi dan Tegalweru masih dengan cara tradisional. Pengujian yang dilakukan dibagi dua tahap yaitu : pengujian gradasi campuran tanah liat dan pengujian kuat tekan batu bata. Pengujian gradasi campuran tanah liat didapatkan dari anailis saringan dan analisis hidrometer. Hasil gradasi campuran tanah liat kemudian dibagi ke dalam tiga kelompok (sand,silt,clay) yang selanjutnya akan diplotkan ke dalam diagram Winkler. Sedangkan Pengujian kuat tekan batu bata dilakukan dengan 2 metode, yaitu : metode kubus dan metode ASTM C67-07. Hasil kuat tekan kemudian akan dilihat apakah telah memenuhi standar yang ditentukan dalam Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa yaitu 30 kg/cm2 Hasil pengujian yang dilakukan mendapatkan dua parameter, yaitu golongan kegunaan tanah liat berdasarkan diagram Winkler dan kuat tekan batu bata. Pada campuran tanah liat sampel Gondanglegi dan Tegalweru sama-sama masuk kedalam golongan III yang artinya dapat dibentuk menjadi genteng dan bata berongga. Hasil kuat tekan menunjukkan bahwa baik batu bata sampel Gondanglegi maupun Tegal tidak ada yang memenuhi standar kuat tekan yaitu 30kg/cm2 atau 3 Mpa. Hasil pengujian kemudian diperbandingkan dengan campuran tanah liat rekomendasi Indian Standart (IS 2117-1991) tidak ada perbedaan golongan, rekomendasi IS menunjukkan campuran tanah liat yang juga memasuk golongan II dan III bukan golongan I yaitu dapat dibentuk menjadi bata pejal. Pada riset Structural Masonry : Properties and Behaviour dengan daerah cakupan produksi bata yaitu Banglore dan sekitarnya didapatkan bahwa rata-rata kuat tekan yang dihasilkan diatas 3 MPa (Rao, 2008). Pada percobaan tersebut juga  terlihat bahwa kandungan clay pada campuran tanah liat masih dibawa kandungan clay pada sampel Gondanglegi dan Tegalweru. Pengolahan tanah liat sampel Gondanglegi dan Tegalweru masih termasuk kedalam soft mud process sehingga membutuhkan banyak penambahan air pada campuran yang dapat berakibat retak akibat susut dan kurang padatnya batu bata yang dihasilkan. Penambahan abu sekam padi umum digunakan untuk mencegah retak. Kata kunci : Batu Bata, Kuat Tekan, Diagram Winkler
PENGARUH PANJANG SEGMEN PELAT BETON BERTULANG DAN JARAK TUMPUAN TIANG TERHADAP PENULANGAN PILE SLAB Arifi, Mohamad Fatchul; ., Wisnumurti; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.004 KB)

Abstract

Desain konstruksi jalan raya menggunakan struktur pile slab telah umum penerapannya dan banyak diaplikasikan  di negara Indonesia. Demikian pula, analisis yang digunakan juga sudah mengacu pada standar atau peraturan yang disepakati kegunaannya untuk mendesain setiap elemen strukturnya. Peraturan yang dimaksud untuk mendesain adalah peraturan pembebanan untuk jembatan RSNI T-02-2005, karena konstruksi jalan dengan struktur pile slab memiliki keidentikan dengan tipe konstruksi jembatan. Adapun perilaku struktur pile slab dianalisis menggunakan metode portal ekuivalen untuk penentuan gaya-gaya dalamnya. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan panjang segmen pelat pada struktur pile slab terhadap hasil perencanaan dimensi dan tulangan, maka dilakukan sejumlah model desain sebanyak 3 (tiga) level panjang segmen pelat berturut-turut 8 m, 10 m dan 12 m dengan kombinasi diameter pilar 0,5 m dan 0,6 m. Sebagai tahap akhir hasil desain, diperoleh jumlah kebutuhan tulangan yang paling efisien adalah segmen pelat 8 m dengan diameter pilar 0,5 m, yaitu tulangan D16 - 100 untuk arah memanjang dan D16 - 200 untuk tulangan arah melintang. Tulangan bagi yang diperlukan adalah D13 - 200 untuk masing-masing arah pelat.   Kata-kata kunci: panjang segmen, jarak tumpuan tiang, diameter tumpuan tiang, pile slab, jumlah tulangan
KUAT GESER PANEL BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM DENGAN BEBAN IN-PLANE Ummati, Alfinna Mahya; ., Wisnumurti; Naingolan, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.192 KB)

Abstract

Beton merupakan material penting dalam dunia konstruksi, penggunaannya lebih banyak digunakan untuk struktur utama seperti plat, balok, kolom, dan pondasi. Banyak sekali keuntungan dari beton untuk bahan konstruksi, namun massanya yang sangat besar menyebabkan beton memiliki bobot yang dapat mempengaruhi tanah dibawahnya. Inovasi untuk menciptakan beton ringan dilakukan dengan mengganti beberapa bagian beton dengan bahan lain yang lebih ringan, misalnya Styrofoam. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sebuah panel dimana terdapat beberapa bagian beton yang diganti dengan Styrofoam, tulangan panel terbuat dari bambu yang dilapisi dengan cat. Panel ini akan dibandingkan dengan panel yang sama namun tanpa Styrofoam. Kedua panel diuji lentur dengan beban in-plane dan hasil pengujian keduanya dibandingkan. Beban maksimal yang dihasilkan oleh keduanya menunjukkan hasil yang hampir sama, yaitu untuk panel tanpa Styrofoam sebesar 5500 kg dan untuk panel dengan Styrofoam sebesar 5533 kg. Untuk panel tanpa Styrofoam memiliki kekuatan geser 2750 kg dan kekuatan geser untuk panel dengan Styrofoam 2766.667 kg. Perbedaan yang cukup signifikan ditunjukkan pada tegangan geser yang dihasilkan yaitu untuk tanpa Styrofoam 20.625 kg/cm2 dan untuk panel dengan Styrofoam 26.673 kg/cm2. Keruntuhan yang dihasilkan oleh kedua panel merupakan jenis keruntuhan lentur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panel yang didalamnya diletakkan Styrofoam memiliki kekuatan yang hampir sama dengan panel tanpa Styrofoam. Kata kunci : panel, dinding, bambu, Styrofoam, in-plane.
PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM DENGAN PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP TANPA STYROFOAM Pakusadewo, Lutfi; ., Wisnumurti; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.768 KB)

Abstract

Beton merupakan material yang sangat banyak digunakan sebagai material untuk struktur utama dalam konstruksi. Banyak keuntungan menggunakan beton sebagai material struktur utama. Selain itu, beton yang mampu dipadukan dengan tulangan baja, atau biasa yang disebut dengan beton bertulang. Pada konstrusi pembangunan, hampir seluruhnya menggunakan beton bertulang. Seiring perkembangan zaman, muncul inovasi-inovasi untuk membuat beton ringan namun juga kokoh, awet, dan murah. Salah satunya dengan cara membuat plat beton dengan lapis styrofoam bertulangan bambu. Pada penelitian ini dilakukan dengan membuat sebuah plat dimana terdapat Styrofoam yang dilapisi dengan beton, tulangan plat diganti dengan bambu yang telah dilapisi dengan cat. Plat nantinya dibandingkan dengan plat bertulangan bambu tanpa styrofoam. Kedua plat diuji lentur dengan beban terpusat dan hasil pengujian keduanya dibandingkan. Dari penelitian laboratorium diperoleh beban maksimum dari dua jenis plat tersebut, dimana beban maksimum plat beton lapis styrofoam sebesar 1779,4 kg dan untuk plat beton tanpa styrofoam 2079,4 kg. Selain itu lendutan pada kedua plat juga berbeda, dimana rata-rata lendutan yang terjadi pada plat beton tanpa styrofoam 9,715mm, sementara  plat beton dengan styrofoam yang rata-ratanya sebesar 12,67mm. Keruntuhan yang dihasilkan oleh kedua panel merupakan jenis keruntuhan lentur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panel yang didalamnya diletakkan styrofoam memiliki kekuatan yang hampir sama dengan panel tanpa styrofoam. Kata kunci : plat, kuat lentur, bambu, styrofoam.
PENGARUH PELAPISAN CAT PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LENTUR BALOK TUMPUAN SEDERHANA BERAGREGAT BATU PUMICE Partogi Lumban Gaol, Rainhart Markus; ., Wisnumurti; Nuralinah, Devi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.332 KB)

Abstract

Penggunaan beton dalam berbagai konstruksi bangunan sangat cepat perkembangannya dikarenakan memiliki banyak kelebihan saat digunakan sebagai bahan struktural. Beton dengan agregat kerikil normal menjadi komponen utama dalam pembentukan sehingga sumber daya alam agregat kasar kerikil menjadi berkurang. Beton ringan dengan agregat kasar batu pumice menjadi salah satu terobosan baru dalam penggunaan konstruksi bangunan, salah satu alasan penggunaan agregat kasar batu pumice dikarenakan melimpahnya sumber daya alam batu pumice yang tidak digunakan dengan sangat baik. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelapisan cat dan  penyerapan air yang terjadi pada agregat batu pumice, yang mana penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kekuatan antara beton normal beragregat kerikil, beton ringan beragregat batu pumice dan beton ringan beragregat batu pumice berlapiskan cat. Penelitian ini melakukan pengujian penyerapan air pada masing-masing agregat, pengujian kuat tekan beton silinder dan pengujian pembebanan balok. Setiap pengujian tersebut dilakukan pada masing-masing beton dengan agregat kasar yang sudah direncanakan sehingga dari hasil pengujian tersebut didapatkan perbandingan kekuatan. Hasil pengujian didapatkan bahwa nilai momen lentur rata-rata pada beton dengan agregat normal 40516, 917 Kg.cm, beton ringan agregat kasar batu pumice berlapiskan cat dengan nilai 37183, 583 Kg.cm sedangkan untuk beton agregat batu pumice tanpa cat dengan nilai 38141,917 Kg.cm. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kuat lentur beton beragregat kasar normal lebih tinggi lalu kekuatannya dibandingkan dengan beton ringan, lalu beton ringan agregat kasar batu pumice berlapiskan cat lebih tinggi kekuatannya dibandingkan dengan agregat batu pumice tanpa cat. Untuk tingkat penyerapan air, hasil yang didapatkan 3,2% untuk agregat kasar normal sedangkan  agregat kasar batu pumice berlapiskan cat dengan 10,1 % dan agregat kasar batu pumice tanpa cat sebesar 14%. Kata kunci : kerikil, batu pumice , cat, kuat lentur balok, penyerapan air
Co-Authors ., Brihaspati ., David ., David ., Rafdy Achfas Zacoeb Adam, Ariel Adison Aditya, Arch Agoes SMD Agoes Soehardjono Agoes Soehardjono Agung Murti Nugroho Agus Inter Arma Caritas Agus Suharyanto Agustin Dita Lestari Amriani, Chrysantia Andinna, Dimas Herly Anwari, Oryza Azizul Aqli, Kharimatul Ardiansyah, Jery Ari Wibowo Ari Wibowo Ari Wibowo Arifi, Mohamad Fatchul Arya Rizki Darmawan Ashar Anas Asmara Dana, Aldi Jaka Aulia Rahmawati Azhari, Muhammad Reza Chasanah, Uswatun Chelievan, Aditya Christin Remayanti N Christin Remayanti Naingolan, Christin Remayanti Dano Quinta Revana Desy Setyowulan Devi Nuralinah Devi Nuralinah Dwijaya, Ferlyc Achmat Dzakwan, Achmad Yusar Edhi Wahjuni Setyowati Edhi Wahyuni Edhi Wahyuni Setyowati Erwin Widya A. Fachreza Akbar Faradi, Dodi Faris Rizal Andardi Fazri Rochmawati Dewi, Fazri Rochmawati Febriana, Anisa Febrianti, Nita Dwi Ferdiansyah, Hafidh Firdausy, Ananda Insan Firdauzy, Firsty Adinda Harimurti . Ilham Abdilah, Muhammad Fiqih Ilhamy, Ahmad Haidar Indra Cahya Indradi Wijatmiko Iqbal, Ammar Iqbal, Muhammad Khalis, Adli Khosemde, Aisah Nurandilah Kiki Andriana Palupi Lathifah, Layalia Lembang, Yustianto Lilya Susanti Ludfi Djakfar Luthfiyah R., Badi’ Aushaf M Hamzah Hasyim M. Hamzah Hasyim M. Taufik Hidayat Mahardhika, Andhitya Putra Marantika, Giovianne Friensty Maulana, Akhmad Fikri MAULANA, ARDIAN SUBHAN MD, Agoes Soehardjono Ming Narto Wijaya Muhamad, Gunawan Munawir, As’ad Munir, Muhammad Syahrul Nadhila, Arifa Nurina Natalis Simbolon, Mia Audina Novtrian, Fauzi Nugraha, Putra Adi P., Naadiyah Widyadhana Pakusadewo, Lutfi Partogi Lumban Gaol, Rainhart Markus Partogian, Rio Hotman Permana Komardi, Riyan Ilmi Permana, George Rasyid Prakosa, Arga Yudhistira Pramana, I Putu Leo R. M. Pantow, Michael Bharlly R., Bobby Asukmajaya Rachmawati, Desy Dwi Rahman, Hilman Aulia Ramadhan, Firmansyah Ramadhani, Adithia Randy D.A., Demmy Ribut Hermawan Rinovita Putri, Raden Roro Dian Ristinah Syamsuddin Rizaldy Iskandar Rizki Amalia Tri Cahyani Rizki Prasetiya S, Edhi Wahyuni S.Utami, Putri Dewanti Samudra, Gibran Satria Setyansyah, Dharmawan Setyowati, Edhi Wahjuni Shavira, Alexandra Shana Sinaga, William Swendy Sri Murni Dewi Sri Murni Dewi Sri Tita Faulina Sugiono, Sugiono Suprayitno, Eka Fajar Suroso . Suryandari, Wentri Asri Taufik Hidayat Titin Sundar Tri Cahyani, Rizki Amalia Ummati, Alfinna Mahya Utama, Defri Arya W., Hafidz Ohtavian Wahjuni S, Edhi Wahjuni S., Edhi Wahyu Ardhi Bramanto Yatnanta Padma Devia Yeanette Andita Puteri