Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan nekrolisis epidermal toksik (NET) merupakan penyakit yang mengancam nyawa, ditandai oleh adanya ruam dan lepuh yang nyeri, disertai lepasnya lapisan epidermis, atau ulkus pada mukosa mulut, mata, dan genital. SSJ/NET merupakan spektrum terberat dari reaksi efek simpang obat yang dimediasi imun, terutama oleh sel T, dan termasuk reaksi hipersensitivitas tipe IVc. SSJ dan NET adalah penyakit yang sama, dibedakan berdasarkan persentase permukaan kulit yang terlibat yaitu SSJ (<10%), SSJ/NET overlap (10%-30%), dan NET (>30%). SSJ/NET sering disertai keterlibatan multiorgan dengan rerata mortalitas 1-5% pada SSJ dan 25-35% pada NET. Tata laksana optimal SSJ/NET meliputi diagnosis dini, identifikasi dan penghentian obat tersangka, mempertimbangkan kemungkinan adanya infeksi sebagai pencetus, serta terapi suportif sedini mungkin. Terapi suportif yang dilakukan oleh tim multidisipilin merupakan tata laksana utama. Terapi suportif yang baik terbukti dapat memperbaiki kondisi klinis pasien. Rekomendasi penggunaan terapi sistemik berupa kortikosteroid, siklosporin, intravenous immunoglobulin (IVIg), plasmaferesis, dan terapi target, hingga saat ini sangat bervariasi karena belum terdapat bukti efikasi berdasarkan penelitian randomized controlled trial.