Dyah Widi Astuti
Wahyuning Setyani, Dyah Widi Astuti

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : SINEKTIKA: Jurnal Arsitektur

LESSON LEARNT FROM KREDIT TRIGUNA: THE HOUSING FINANCE FOR LOW-INCOME COMMUNITY Astuti, Dyah Widi
Sinektika Vol 14, No 1: Januari 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.216 KB)

Abstract

Financial aid or loan designed specifically for housing the low income community,especially they are working in informal sector, is necessary. To answer the need, abouttwo decades ago, Bank Tabungan Negara (BTN) or The State Savings Bank hadintroduced a loan package, named Kredit Triguna. Designed as a mixed microcreditpolicy, this loan implemented a fully concept of integrated approach. But it was onlyavailable for two years, and then discontinued. As one of the best practice microfinanceprograms at the time, this condition was considered as a unique case. This paper aimsto evaluate the previous microcredit policy, that was Kredit Triguna, in its implementation and to identify reasons for its success or failure in performance. As a sample of case study, a project of housing redevelopment in Kalianyar riverbank, Mojosongo, Surakarta using the loan is observed. The result of the study will help in developing new alternative scheme in housing finance for the low-income community.
LESSON LEARNT FROM KREDIT TRIGUNA: THE HOUSING FINANCE FOR LOW-INCOME COMMUNITY Astuti, Dyah Widi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 14, No 1: Januari 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.216 KB)

Abstract

Financial aid or loan designed specifically for housing the low income community,especially they are working in informal sector, is necessary. To answer the need, abouttwo decades ago, Bank Tabungan Negara (BTN) or The State Savings Bank hadintroduced a loan package, named Kredit Triguna. Designed as a mixed microcreditpolicy, this loan implemented a fully concept of integrated approach. But it was onlyavailable for two years, and then discontinued. As one of the best practice microfinanceprograms at the time, this condition was considered as a unique case. This paper aimsto evaluate the previous microcredit policy, that was Kredit Triguna, in its implementation and to identify reasons for its success or failure in performance. As a sample of case study, a project of housing redevelopment in Kalianyar riverbank, Mojosongo, Surakarta using the loan is observed. The result of the study will help in developing new alternative scheme in housing finance for the low-income community.
PUBLIC PRIVATE COMMUNITY PARTNERSHIP: POTENSI KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI STUDI KASUS: RUMAH ATSIRI INDONESIA Lutfiyani, Yulia Nilam Ainun; Astuti, Dyah Widi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.631 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v15i2.9859

Abstract

Rumah Atsiri Indonesia merupakan wisata edukasi yang berada Dukuh Watusambang, Desa Pumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, berasal dari hasil restorasi Pabrik Minyak Atsiri ?Citronella? Indonesia-Bulgaria tahun 1963. Rumah Atsiri Indonesia menginginkan suatu pengembangan yang baik untuk mencapai visi misi dan tujuannya sebagai ikon Desa Plumbon dan berperan dalam pemberdayaan masyarakat sekitar. Akan tetapi dalam pelaksanaannya Rumah Atsiri Indonesia memiliki permasalahan berupa keterbatasan lahan, hubungan yang kurang baik dengan masyarakat sekitar, dan pengolahan limbah yang kurang maksimal. Padahal arah dan ukuran keberhasilan pengembangan sangat ditentukan oleh kesinergian antar pihak pelaku pengembangan, hal ini sejalan dengan pendapat Penabulu Foundation Civil Society Resource Organization dalam bahasan isu strategis ?Kemitraan Pemerintah?Swasta?Komunitas?. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan observasi, study literature dan wawancara dilengkapi dengan sample questioner wisatawan yang dianalisa secara kuantitatif dan dideskripsikan hasilnya. Hasil penelitian berupa rekomendasi bagi Rumah Atsiri Indonesia terkait tahapan yang dilakukan dalam mencapai kerjasama yang dapat dilakukan, dan pemetaan sentalisasi kegiatan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki Desa Plumbon. Kesimpulannya peran dan hubungan antara pembuat kebijakan (pemerintah), Rumah Atsiri Indonesia, dan masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan dan arah pengembangan yang akan dilakukan.
KARAKTERISTIK VISUAL BANGUNAN PASCA KERUSUHAN MEI 98 SEBAGAI PEMBENTUK WAJAH KOTA SURAKARTA Wicaksono, Bangkit Adhi; Astuti, Dyah Widi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 16, No 2: Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1391.883 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v16i2.10594

Abstract

Era pergantian Orde Baru menuju Era Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan berbagai kerusuhan. Surakarta merupakan salah satu kota yang mengalami kerusuhan. Banyak massa yang melakukan aksi kerusuhan yang berdampak pada kerusakan bangunan di Kota Surakarta. Banyak kerugian yang terjadi. Pasca kerusuhan bangunan mulai direnovasi, namun hal ini mengakibatkan tampilan visual bangunan telah berubah. Penelitian ini bertujuan mencari perbedaan visual sebelum dan sesudah kerusuhan, faktor pengaruhnya, dan pengaruh perubahan terhadap wajah Kota Surakarta. Metode yang dipilih adalah metode komparasi dengan membandingkan data tahun 1998 dengan 2019. Terdapat tujuh sampel bangunan yang dianggap mewakili citra tampilan wajah Kota Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukan indikator yang berubah dari ketujuh sampel bangunan tersebut yaitu : garis, bentuk, dan irama. Faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah rasa keamanan yang kurang sehingga mengakibatkan para penduduk merenovasi bangunan yang rusak. Keadaan ini mengakibatkan perubahan fasad bangunan menjadi lebih tertutup, kuat, dan aman. Hal ini mempengaruhi tampilan bangunan sehingga memicu terbentuknya wajah Kota Surakarta yang kaku dan kokoh.
ANALISIS HUBUNGAN KONFIGURASI RUANG DENGAN PENYEBARAN PENGUNJUNG PASAR KLEWER MENGGUNAKAN SPACE SYNTAX Nurhalimah, Dewi; Astuti, Dyah Widi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.845 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i1.10833

Abstract

Pasar Klewer merupakan pasar tradisional yang terkenal sebagai pusat konveksi batik terbesar di Kota Surakarta. Pada tahun 2014 silam Pasar Klewer mengalami kebakaran yang mengakibatkan kerusakan cukup parah, oleh sebab itu Pasar Klewer kini telah mengalami revitalisasi dan renovasi. Kondisi Pasar Klewer kini, banyak pedagang yang menempati bangunan baru mengeluhkan penyebaran pengunjung selama ini belum merata karena pintu yang banyak diakses pengunjung hanya pada bagian sisi utara. Hal itu  disebabkan tidak terbiasanya pengunjung mengakses banyak pintu masuk. Dampak dari hal tersebut adalah belum semua kios mengalami pemerataan perputaran ekonomi di bangunan baru Pasar Klewer. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola gerak pengunjung ditinjau dari konfigurasi ruang, penelitian ini mencoba mengungkapkan dasar pola pergerakan pengunjung dan pengaruhnya terhadap konfigurasi ruang serta pemerataan ekonomi pada setiap kios. Space Syntax digunakan sebagai alat untuk menganalisis layout denah ruang dalam bentuk gambar. Analisis tersebut ditunjukan dengan nilai intelligibility (kejelasan ruang) pada konfigurasi ruang Pasar Klewer, dimana semakin tinggi nilai syntax maka akan semakain mudah dipahami sehingga akan mendorong terjadinya aktivitas di dalamnya. Hasil analisis dideskripsikan apa adanya, kemudian dilakukan perbandingan kesesuaian dengan kondisi ruang pasar secara langsung. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas ruang baik dari rancangan aktivitas maupun peletakan fasilitas yang dibutuhkan oleh Pasar Klewer.