Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI Afriyanti -; Novian Wely Asmoro; Salman Faris Insani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.833 KB)

Abstract

Jagung merupakan komoditas pertanian yang banyak ditanam di Desa Tambakmerang. Hasil panen jagung yang melimpah saat panen raya menyebabkan harga jual jagung menurun. Kondisi tersebut mendorong tim Pengabdian pada Masyarakat melaksanakan program IbM pengolahan jagung kepada mitra Anggota PKK Desa Tambakmerang, Girimarto Kabupaten Wonogiri. Pemahaman pengetahuan dan teknologi pasca panen jagung pada petani di Desa Tambakmerang Kecamatan Girimarto Wonogiri perlu ditingkatkan melalui penyuluhan dan pelatihan pasca panen jagung serta produk olahannya untuk mendapatkan nilai tambah bagi komoditas jagung. Metode kegiatan yang dilakukan melalu beberapa tahap yaitu : pertama, sosialisasi dan inventarisasi potensi jagung; kedua : penyuluhan dan pemberian materi terkait pasca panen jagung; ketiga, pelatihan dan praktek produkolahan jagung; keempat, evaluasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang telah dilakukan melalui pembandingan hasil pretest dan posttest, keberhasilan penyuluhan dan pelatihan apabila skor nilai lebih dari 75 atau terjadi peningkatan nilai pretest dan postest ¬>15%.. Hasil kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan mampu meningkatkan pemahaman mitra terkait pengelolaan pengolahan jagung menjadi produk tortilla chips, dengan indikator peningkatan skor nilai pretest dan posttest mencapai 19%. Telah dihasilkan pula produk tortilla chips yang siap jual. Keywords: Jagung, Pascapanen, Penyuluhan, Pelatihan, Produk
KARAKTERISTI SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK FRUIT LEATHER DENGAN VARIASI PERBANDINGAN PEPAYA DAN DAUN KELOR: Physical and Organoleptic Characteristics of Fruit Leather with Comparative Variations of Papaya and Moringa Leaf Eghik Ardiyan; Agustina Intan Niken Tari; Novian Wely Asmoro
Pro Food Vol. 7 No. 1 (2021): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v7i1.160

Abstract

ABSTRACT Fruit leather is a snack made from puree that is dried in an oven or dehydrator. This study aims to determine the effect of an appropriate ratio of papaya and moringa leaves on the physical and sensory characters of papaya and moringa leaves. Completely Randomized Design (CRD) consisting of 1 control, 4 treatments and 2 replications to obtain 10 experimental units. Papaya fruit leather is made with 4 treatments of the composition of papaya and moringa leaves (100 g papaya, 99 g papaya: 1 g Moringa leaves, 98 g papaya: 2 g moringa leaves, 97 g papaya: 3 g moringa leaves, and 96 g papaya: 4 g moringa leaves). The results showed that the comparison of papaya and moringa leaves had a significant effect on yield, L * color, a * color, b * color, air content and organoleptic values (texture and color), and had no effect on the texture of the fruit skin. F3 treatment is the most recommended fruit leather for consumers. In the F3 treatment, with a yield value of 31.65%, with a service level (L *) of 26.06, color a *= 0.61, color b*= 5.99, and a texture of 0.75 and a moisture content of 22, 5% ABSTRAK Fruit leather merupakan salah satu makanan ringan dari bubur buah (puree) yang dikeringkan dalam oven atau dehidrator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan pepaya dan daun kelor yang tepat terhadap karakter fisik dan sensori fruit leather pepaya dan daun kelor. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 kontrol, 4 perlakuan dan 2 kali ulangan sehingga diperoleh 10 unit percobaan. Fruit leather pepaya dibuat dengan 4 perlakuan komposisi pepaya dan daun kelor (100 g pepaya, 99 g pepaya: 1 g daun kelor, 98 g pepaya: 2 g daun kelor, 97 g pepaya: 3 g daun kelor, 96 g pepaya: 4 g daun kelor). Parameter analisis meliputi rendemen, karakter fisik, kdar air dan sensori. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perbandingan pepaya dan daun kelor berpengaruh nyata terhadap rendemen, warna L*, warna a*, warna b*, kadar air dan nilai organoleptik (tekstur dan warna), dan tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur fruit leather. perlakuan F3 merupakan fruit leather yang paling diekomendasikan untuk konsumen. Pada perlakuan F3, dengan nilai rendemen sebesar 31,65%, dengan tinggat kecerahan (L*) sebesar 26,06, warna a* 0,61 warna b* 5,99, dan memiliki tekstur 0,75 serta kadar air sebesar 22,5%.
Karakteristik Biskuit Tersubstitusi Tepung Millet (Setaria italica L.) Retno Widyastuti; Afriyanti Afriyanti; Novian Wely Asmoro; Aninda Nurul Aini
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2019): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v3i2.544

Abstract

Salah satu jenis serealia non-beras yang berpotensi dikembangkan sebagai pendukung ketahanan pangan nasional adalah millet. Biji millet mengandung karbohidrat mirip dengan beras dan memiliki kadar protein dan lemak lebih tinggi, millet juga mengandung komponen bioaktif yang bersifat antioksidan. Pemanfaatan millet masih sangat terbatas, salah satu alternatif pemanfaatannya dapat dilakukan pembuatan biskuit. Usaha ini belum pernah dilakukan sebelumnya, penelitian mengenai millet terbatas pada sifat fisikokimia tepung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa formulasi substitusi tepung millet pada pembuatan biskuit terbaik berdasarkan karakter kimia dan sifat organoleptik. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu proporsi tepung millet : tepung terigu (40:60); (50:50) dan (60:40). Sifat organoleptik diuji berdasarkan warna, aroma, tekstur, rasa dan tingkat kesukaan keseluruhan sedangkan karakteristik kimia biskuit millet dianalisis berdasarkan kadar air dan asam lemak bebas. Hasil menunjukan bahwa tepung millet dapat digunakan sebagai bahan substitusi tepung terigu dalam pembuatan biscuit. Standar mutu kadar air dan asam lemak bebas berdasarkan SNI 2973-2011 adalah maksimal 5% dan maksimal 1%. Kadar air biskuit tersubstutisi tepung millet berkisar antara 1,95-3,95% sedangkan kadar asam lemak bebas berkisar 0,043-0,063%. Formulasi biskuit tersubstitusi yang paling disukai adalah penambahan 40% tepung millet berdasarkan rasa, aroma, warna dan tekstur biskuit.Kata kunci : biskuit, formulasi, millet, substitusi
PERSEPSI DAN MINAT SISWA SMA/SMK TERHADAP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN Sri Hartati; A. Intan Niken Tari; Novian Wely Asmoro
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 3 No. 1 (2018): March
Publisher : IPTPI Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edudikara.v3i1.84

Abstract

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipersepsi dan minat siswaSMA/SMK terhadapprodi THP.Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptifkuantitatif.Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodesurvei.Instrumen yang digunakanadalahangket atau kuesioner.selanjutnyadiujireliabilitasnyasebagai instrumen. PopulasidalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelasXI dan XIIdenganjumlah sekitar 100siswa yang diambil dengan sampling dari beberapa sekolah yang berada di wilayah Sukoharja dan sekitarnya. Teknikanalisis data dilakukandengan analisis diskriptif statistik dan korelasi sederhana dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa SMA/SMK tentang Prodi Teknologi Hasil Pertanian (THP) didominasi kategori sedang (71,13 %), positif (15,47%) dan negatif (13,40% ), demikian pula minat siswa SMA/SMK terhadap THP adalah 17,53% tinggi, 69,07% sedang dan 13,04% rendah.Tidak terdapat korelasi antara persepsi dan minat siswa SMA/SMK terhadap Prodi Teknologi Hasil Pertanian (THP).
PREVALENSI STATUS GIZI PADA SISWA-SISWI SMK N PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN Novian Wely Asmoro; A.I. Niken Tari; Afriyanti .
Pro Food Vol. 3 No. 2 (2017): Pro Food
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.185 KB) | DOI: 10.29303/profood.v3i2.54

Abstract

School-aged teenagers, in particular, have a habit and the pattern of food consumption is often irregular and does not pay attention to the pattern of good and balanced consumption. The condition of unbalanced consumption patterns can affect individual nutritional status. Body mass index measurement (BMI) is related to the prevalence of nutritional status in students of SMK N Pringkuku Kab. Pacitan is used as a general description of nutritional conditions within the school environment. Nutrition status data obtained from the calculation of height and weight and then calculated body mass index (BMI), and data related to healthy habits and lifestyle obtained from the filling of questionnaires by respondents. The results showed that there were students with less nutritional status, normal nutritional status, more nutritional status, and obesity were 25.44%, 58.18% 10.91% and 5.45% respectively with the condition related to sex and general breakfast habits and the frequency of eating a day showed 72.09% of students behaved well, while 27.91% of students behaved eating is not good. Keywords: body mass index, consumption patterns, nutrition, students ABSTRAK Remaja usia sekolah khususnya memilikikebiasaan dan pola konsumsi makanan sering tidak teratur serta tidak memperhatikan pola konsumsi yang baik dan seimbang. Kondisi pola konsumsi yang tidak seimbang dapat berpengaruh pada status gizi individu. Pengukuran body mass index (BMI) terkait dengan prevalensi status gizi pada siswa SMK N Pringkuku Kab. Pacitan digunakan sebagai gambaran umum kondisi gizi dilingkungan sekolah. Data status gizi diperoleh dari perhitungan tinggi badan dan berat badan kemudian dilakukan perhitungan body mass index (BMI), dan data terkait kebiasaan-kebiasaan dan pola hidup sehat diperoleh dari pengisian kuisoner oleh responden. Hasil penelitian menunjukan terdapat siswa dengan status gizi kurang, status gizi normal, status gizi lebih dan obesitas berturut-turut sebanyak 25,44%, 58,18% 10,91% dan 5,45% dengan kondisi tersebut berhubungan dengan jenis kelamin serta secara umum kebiasaan sarapan pagi dan frekuensi makan dalam sehari menujukan 72,09% siswa berperilaku makan baik, sedangkan 27,91% siswa berperilaku makan tidak baik. Kata kunci : body mass index, gizi, pola konsumsi,siswa
Pendugaan Umur Simpan Sirup Buah Semu Jambu Mete (Anacardium occidentale, L) dengan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Afriyanti Afriyanti; Novian Wely Asmoro
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 1, No 2 (2017): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v1i2.42

Abstract

Sirup buah semu jambu mete merupakan salah satu alternatif pengolahan buah semu jambu mete yang selama ini masih belum dimanfaatkan secara optimal.  Umur simpan dari sirup ini belum diketahui dengan jelas sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa lama umur simpan produk sirup buah semu jambu mete yang selama ini diproduksi oleh produsen sirup dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT).  Pembuatan sirup dalam penelitian ini mengikuti prosedur yang biasa dilakukan oleh masyarakat.  Sirup dikemas dalam botol-botol dengan volume 150 ml kemudian disimpan pada suhu 50C, 270C, dan 500C.  Analisis dilakukan setiap 7 hari sekali terhadap warna, pH, dan total koloni.  Hasil penelitian menunjukkan umur simpan sirup buah jambu mete berdasarkan parameter perubahan jumlah koloni mikrobia adalah 48 hari.
RENDEMEN SELULOSA HASIL EKSTRAKSI BATANG TANAMAN JAGUNG (Zea mays) MENGGUNAKAN VARIASI LAMA BLANCHING DAN KONSENTRASI NaOH Novian Wely Asmoro; Afriyanti .; Ismawati .
Pro Food Vol. 4 No. 1 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.14 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i1.76

Abstract

The aim of this study to determine the effect of NaOH concentration on cellulose extraction process from corn stalks to its yield and physical properties of cellulose. Method of study included: extraction of corn plant cellulose through processed of delignification, washed, blanched, dried and grinded of cellulose powder. The experiment used the extraction time for 60 minutes with the concentration of NaOH with 5 treatment level that was 10%, 15%, 20%, 25% and 30%. Each treatment was repeated three times and each was analyzed with two replications. The experimental unit obtained 3x5x2 = 30 units of experiment. Physical cellulose product analysis included measurement of yield, pH, Water Holding Capacity (WHC) and Oil Holding Capacity (OHC). The results showed that the use 10% NaOH concentration obtained yield of 32.41%; pH value of 8.33; water holding capacity (WHC) was 7.8 g/g; the oil holding capacity (OHC) was 8.33 g/g and water content was 7.96%Keywords: Blanching, cellulose, stalks of corn plants, extraction, Sodium HydroxideABSTRAKSelulosa merupakan salah satu senyawa polimer yang dapat disintesis dari bahan-bahan tanaman, termasuk limbah kegiatan pertanian antara lain batang singkong, jerami, tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung dan batang tanaman jagung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH dan lama waktu delignifikasi pada proses ekstraksi selulosa dari batang tanaman jagung. Metode ekstraksi selulosa diawali dengan proses penyiapan bahan batang tanaman jagung, proses delignifikasi, pencucian, blanching, pengeringan dan pembuatan serbuk selulosa. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan dua faktor perlakuan dan dua ulangan. Lama waktu (T) dengan 3 taraf perlakuan, yaitu: T1= 60 menit, T2= 90 menit dan T3= 120 menit serta konsentrasi NaOH (K) dengan 5 taraf perlakuan yaitu K1= 10%, K1= 15%, K2= 20%, K3= 25% dan K4= 30%. Masing-masing perlakuan diulang dua kali. Sehingga diperoleh unit percobaan 3x5x2 = 30 unit percobaan. Analisis produk selulosa secara fisik dan kimia meliputi analisis pengukuran rendemen, kadar air, pH, analisis Water Holding Capacity (WHC) dan Oil Holding Capacity (OHC). Penggunaan NaOH konsentrasi 10% dengan waktu blanching 60 menit dapat digunakan pada proses ekstraksi selulosa batang jagung yang menghasilkan rendemen tertinggi sebesar 32,41% nilai pH 8,33; WHC rata-rata 7,8 g/g; OHC rata-rata 8,33 g/g dan kadar air rata-rata 7,96%Kata kunci: Batang tanaman jagung, Blanching, Ekstraksi, NaOH, Selulosa.PENDAHULUANLimbah organik dari kegiatan pertanian memiliki kandungan
Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Rendemen dan Sifat Fisikokimia VCO (Virgin Coconut Oil).: Effect of Fermentation Time on Yield and Physicochemical Properties of VCO (Virgin Coconut Oil) agustina intan Niken tari; Agustina Cahyani; Novian Wely Asmoro
Pro Food Vol. 7 No. 1 (2021): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v7i1.188

Abstract

ABSTRACT Virgin Coconut Oil (VCO) is coconut oil that is processed by controlled heating or can be produced without heating (fermentation) so that it does not change the composition or aracteristics of the oil. The purpose of this study was to determine the effect of fermentation time on the physical and chemical properties of VCO. This research includes two stages. The first stage is producing VCO based on fermentation time with raw materials such as coconut and tempeh yeast. The second stage performs physical and chemical analysis which includes yield, water content, free fatty acid content and density. This study used a Simple Completely Randomized Design with 1 fermentation time factor (L). There are 4 fermentation times used, namely L1 = 24 hours, L2 = 36 hours, L3 = 48 hours, L4 = 60 hours with 4 replications to obtain 16 experimental units. Further test using DMRT. The results showed that all yields were above 16%. Fermentation time significantly affected the yield, water content, free fatty acid content but had no effect on density. The best results were shown in VCO with 48 hours of fermentation time, namely yield of 21,843%, water content of 0,238%, free fatty acid content of 0,149% and density of 0,892 g/ml. ABSTRAK Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang diproses dengan pemanasan yang terkontrol atau dapat dihasilkan tanpa pemanasan (fermentasi) sehingga tidak mengubah komposisi atau karakteristik minyak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap sifat fisik dan kimia pada pembuatan VCO. Penelitian ini meliputi dua tahapan. Tahap pertama memproduksi VCO berdasarkan waktu fermentasi dengan bahan baku berupa kelapa dan ragi tempe. Tahap kedua melakukan analisis fisik dan kimiawi yang meliputi rendemen, kadar air, kadar asam lemak bebas dan densitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan penelitian Acak Lengkap sederhana dengan 1 faktor waktu fermentasi (L). Waktu fermentasi yang digunakan ada 4 yaitu L1 = 24 jam, L2 = 36 jam, L3 = 48 jam, L4 = 60 jam dengan 4 ulangan sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Uji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan semua rendemen diatas 16%. Waktu fermentasi berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar asam lemak bebas namun tidak berpengaruh terhadap densitas. Hasil terbaik ditunjukkan pada VCO dengan perlakuan waktu fermentasi 48 jam, yaitu rendemen 21,843%, kadar air 0,238%, kadar asam lemak bebas 0,149% dan densitas 0,892 g/ml.
IbM Diversifikasi Pangan “Pemanfaatan Pangan Lokal” bagi Siswa SMK N 2 Sukoharjo Afriyanti Afriyanti; Sri Hartati; Catur Budi Handayani; Novian Wely Asmoro; Febbi Nurahmawati
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ijecs.v1i1.777

Abstract

Nasi beras masih menjadi makanan pokok favorit untuk masyarakat Indonesia.  Jika belum mengkonsumsi nasi serasa belum makan.  Salah satu program yang dicetuskan oleh pemerintah untuk mengubah pola pikir tersebut adalah dengan adanya program diversifikasi pangan yaitu pola penganekaragaman konsumsi pangan.  SMK Negeri 2 Sukoharjo merupakan salah satu sekolah kejuruan yang memiliki jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP).  Jurusan ini sangat berkaitan dengan program diversifikasi pangan sebagai salah satu cara meningkatkan ketahanan pangan.  Oleh karena itu, siswa di jurusan ini perlu dibekali dengan pemahaman dan keterampilan tentang diversifikasi pangan pemanfaatan pangan lokal, terutama Kabupaten Sukoharjo.  Metode kegiatan yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :  pertama, penyuluhan dan pemberian materi terkait diversifikasi pangan dan pengolahan pangan lokal; kedua, pelatihan dan praktek pembuatan tepung mocaf; ketiga, evaluasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang telah dilakukan melalui pembandingan hasil pretest dan postest. Apabila terjadi peningkatan pemahaman peserta, yaitu peningkatan nilai menjadi ≥ 70  maka kegiatan ini dikatakan berhasil. Hasil menunjukkan nilai rata-rata pretest 60 dan nilai akhir postest 85,5.  Hal ini menunjukkan program ini berhasil karena mengalami peningkatan nilai > 70.
PENGARUH JENIS INOKULUM TERHADAP KANDUNGAN ASAM FOLAT PADA FERMENTASI TEMPE KEDELAI HITAM VARIETAS MALLIKA Novian Wely Asmoro
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 2, No 1/Mei (2016): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.102 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v2i1/Mei.1017

Abstract

Asam folat merupakan salah satu vitamin yang sangat penting bagi tubuh. Asam folat dapat diperoleh dari biji-bijian, ?é?átelur, ?é?áhati, ?é?ásayuran hijau dan produk makanan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulum tempe terhadap kandungan asam folat pada fermentasi tempe kedelai hitam var. Mallika. ?é?áPelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1). Pembuatan inokulum tempe yang berasal dari biakan murni Rhizopusoligosphorus NRRL 2710, Rhizopusoryzae TKAA dan Rhizopusstolonifer L-153; 2). Analisis viabilitas spora pada inokulum yang telah dibuat; 3). Pembuatan tempe dari kedelai hitam varietas Mallika masing-masing menggunakan inokulum murni kemudian dilakukan analisis kandungan asam folatnya menggunakan metode Trienzyme-Microbiological Assay (AOAC 2004.05). ?é?áHasil penelitian menunjukkan kedelai hitam varietas Mallika memiliki kandungan asam folat: 3,1 mg/kg kedelai. Perlakukan perendaman, perebusan dan pengukusan pada proses pembuatan tempe menurunkan kandungan asam folat menjadi 0,1 mg/kg kedelai, kemudian fermentasi tempe kedelai hitam selama 48 jam dengan menggunakan inokulum R. oryzae TKAA, R. stolonifer L-153 dan R. oligosporus NRRL 2710 masing-masing meningkatkan kandungan asam folat sebesar 0,9 mg/kg tempe; 1,7 mg/kg tempe dan 2,0 mg/kg tempe. Kandungan asam folat pada tempe kedelai hitam tertinggi diperoleh dari fermentasi menggunakan inokulum R. oligosporus NRRL 2710 yaitu sebesar 2,0 mg/kg tempe.