Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGEMBANGAN DAN OPTIMASI FORMULA GEL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) BERBASIS KITOSAN-ALGINAT DENGAN METODE BOX-BEHNKEN SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT Angga Saputra Yasir; Nofita Nofita
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik Vol. 17 N0. 02 Desember 2020
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.542 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v17i2.4070

Abstract

ABSTRACT Getting old and environmental factors can deteriorate to hair problems. Celery (Apium graveolens L.) is a plant that is easily found in Indonesia and has been shown to have activity to increase hair growth. One of the pharmaceutical preparations that are applied in hair growth preparations is a gel. Gels generally use synthetic polymers, but in this study a natural polymer from chitosan and alginate was used as a base. Apart from their suitable rheological properties, chitosan and alginate are also known to have benefits in hair health. The purpose of this study was to maximize the use of celery leaves as hair growth in the form of a gel dosage form based on chitosan-alginate using the Box-Behnken response surface design method. This research was started from extracting celery leaves with ethanol, phytochemical screening, and determination of total flavonoid levels, making gels, and testing the hair growth activity. The results showed that the celery extract positively contained flavonoids (47.635 ppm / 0.5%), saponins, tannins, alkaloids, and steroids. The optimal formula is the middle formula with extract content of 0.5%, the ratio of chitosan: alginate (Chi/Alg) 1:1 and 4% base concentration. The FTIR spectrum showed that gel formation was due to the charge interaction between alginate and chitosan. The activity test results showed that the Chi/Alg base had an effect on hair growth but the concentration of celery extract 0.5% on that basis had no benefit compared to the base alone because the concentration was too low. Keywords: Celery, Chitosan, Alginate, Gel, Hair
EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN BALITA DIAGNOSA ISPA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS PUGUNG RAHARJO LAMPUNG TIMUR Angga Saputra Yasir; Gusti Ayu Rai Saputri; Rara Rista Putri
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.767 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i1.4812

Abstract

Infeksi saluran pernafasan akut merupakan terjadinya infeksi yang parah pada bagian sinus, tenggorokan, saluran udara, atau paru-paru. Infeksi yang terjadi lebih sering disebabkan oleh bakteri meski virus juga bisa menyebabkan kondisi ini. ISPA merupakan salah satu keluhan utama kunjungan berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di bagian Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada asien balita diagnosa ISPA dengan metode Gyssens di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Pugung Raharjo Lampung Timur.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non eksperimen dan dilakukan pengambilan data secara retrospektif. Data yang diambil merupakan rekam medis ISPA umur 1-5 tahun berjumlah 52 kasus peresepan antibiotika. Hasil penelitian ini menunjukan yaitu karakteristik pasien ISPA lebih banyak terjadi pada laki-laki sebanyak 30 pasien (57,7%) sedangkan perempuan sebanyak 22 pasien (42,3%). Antibiotik yang diresepkan hanya amoxicilin. Hasil analisis dengan metode Gyssens diperoleh 46 peresepan antibiotika termasuk data lengkap, terdapat 6 peresepan antibiotika dengan data tidak lengkap, 29 peresepan antibiotika tidak tepat dosis, dan 17 peresepan antibiotika yang rasional. Kata kunci : Ketepatan, Antibiotik, ISPA, Gyssens
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DIAGNOSA ISPA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS PUGUNG RAHARJO LAMPUNG TIMUR Martianus Perangin Angin; Angga Saputra Yasir; Umu Wafika
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.991 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i2.5286

Abstract

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek disertai dengan demam yang dapat berlangsung sampai dengan 14 hari yang dapat mengenai sepanjang saluran pernapasan. Peresepan antibiotika dalam pelayanan kesehatan yang kurang tepat dapat meningkatkan resiko terhadap keamanan pasien. Tujuan penelitian yaitu untuk memberi sebuah gambaran tentang evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika pasien anak rawat jalan secara kualitatif di Puskesmas Pugung Raharjo Lampung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data retrospektif. Data yang diambil merupakan rekam medik anak ISPA berumur  5 – 11 tahun sebanyak 38 pasien.Pola penggunaan antibiotik ini dengan satu jenis antibiotik yaitu amoxicillin.Hasil penelitian ini menunjukan yaitu karakteristik pasien ISPA lebih banyak terjadi pada anak laki – laki sebanyak 21 pasien (55,3%). Menurut penelitian metode Gyssens diperoleh data lengkap (VI; 100%), antibiotika sesuai indikasi (V; 100%), tidak ada antibiotik lebih efektif (IVA; 100%), tidak ada pemilihan antibiotik lebih aman (IVB; 100%), pemberian tidak terlalu lama (IVC; 100%), pemberian tidak terlalu singkat (IVD; 100%), pemberian tidak tepat dosis (IIA; 5,26%), interval pemberian tepat  (IIB; 100%), rute pemberian tepat (IIC; 100%), pemberian tepat waktu (I; 100%), tepat/bijak (0; 94,74%). Kesimpulannya yaitu penggunaan antibiotika yang kurang rasional menyebabkan perlunya pengawasan untuk meningkatkan rasionalitas penggunaanantibiotika.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN DAUN KEMANGI (Ocinum sanctum L.) SEBAGAI ANTI JERAWAT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis Angga Saputra Yasir; Selvi Marcellia; Lintang Buwana Wijaya; Tika Rahayu Putri
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.610

Abstract

Jerawat merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri antara lain yaitu bakteri Staphylococcus epidermidis. Lidah buaya (Aloe vera) dan daun kemangi (Ocinum sanctum L.) mengandung saponin, flavonoid, dan tanin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga memiliki daya antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari kombinasi ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dan daun kemangi (Ocinum sanctum L.) dalam bentuk sediaan gel terhadap bakteri Staphylococcus epidermis. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan nilai rendemen yang didapat pada lidah buaya sebesar 22,32% dan pada daun kemangi sebesar 22,70%. Uji antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Perbandingan ekstrak (lidah buaya : daun kemangi) dan daya hambat ekstrak terhadap bakteri Staphylococcus epidermis berturut-turut adalah 1:1, 16,82 mm; 1:2, 15,22 mm; 2:1, 14,59 mm; 1:0, 14,75 mm; 0:1, 15,21 mm. Analisis data kombinasi ekstrak menggunakan one way ANOVA menunjukan adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P>0,05. Selanjutnya uji sediaan gel dari kombinasi ekstrak 1:1, kontrol positif dan basis sediaan gel menghasilkan zona hambatberturut-turut sebesar 20,05 mm; 31,37 mm; 9,17 mm. Analisis data gel kombinasi menggunakan one way ANOVA hasil menunjukan tidak adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P<0,05. Sediaan gel dengan kombinasi ekstrak lidah buaya dan daun kemangi (1:1) memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermis penyebab jerawat
The Formulation and Physical Evaluation Tests of Ethanol in Telang Flower (Clitoria ternatea L.) Extract Losio Form as Antioxidant Jayanti, Merly; Ade Maria Ulfa; Angga Saputra Yasir
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 3 (2021): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bji.v7i3.543

Abstract

Background. Antioxidants are defined as compounds that are able to delay, slow down, or inhibit oxidation reactions. One of the plants that has the potential as natural antioxidants is the telang flower. The purpose of this study was to determine whether the ethanol extract of telang flower (Clitoria ternatea L.) can be formulated in a losion form that meets the requirements of the physical evaluation test and to determine the ethanol extract of telang flower (Clitoria ternatea L.) has antioxidant activity. Methods. The extraction using maceration techniques with 96% ethanol solvent. The yield obtained from the maceration technique was 29.16%. Phytochemical analysis of telang flowers contains alkaloids, flavonoids, polyphenols, saponins and tannins. Determination of the levels of flavonoids obtained levels of 10.05% and for polyphenols of 15.33%. Results. Telang flower extract (Clitoria ternatea L.) can be formulated into losions and meets the requirements of the physical evaluation test in the extract concentration of 0.1%. The losion of telang flower extract (Clitoria ternatea L.) with a concentration of 0.1% telang flower extract has very strong antioxidant activity because it has an IC50 value <50 ppm, and the IC50 yield of a losion with a concentration of 0.1% telang flower extract (Clitoria ternatea L.) of 37.92 ppm which means that it has very strong antioxidant activity. Conclusion. The formula of the telang flower extract lotion has strong antioxidant activity and protects the skin from free radicals.
Formulasi Masker Gel Peel-Off Berbahan Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea canephora) Khas Lampung Angga Saputra Yasir; Suryaneta Suryaneta; Achmad Gus Fahmi; Iwan Syahjoko Saputra; Dessy Hermawan; Rery Tri Berliyanti
Majalah Farmasetika Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i2.37312

Abstract

Kopi robusta (Coffea canephora) merupakan salah satu komoditas unggulan yang berada di Provinsi Lampung. Selain sebagai olahan minuman, biji kopi robusta juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan alami dalam sediaan produk kosmetik. Masker gel peel-off merupakan salah satu jenis produk kosmetik yang dapat berfungsi sebagai anti-aging pada wajah. Pada penelitian ini, formulasi masker gel peel-off berhasil dipreparasi dengan memanfaatkan ekstrak biji kopi robusta. Metode formulasi masker gel peel-off dilakukan melalui proses in-situ. Hasil uji fitokimia menunjukkan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak biji kopi robusta yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, dan tannin. Analisis spektrofotometer UV-vis menunjukkan kadar senyawa flavonoid sebesar 5,86 mg/g. Hasil uji pH masker gel peel-off menggunakan ekstrak kopi robusta sebesar 5,3. Masker gel peel-off tidak menyebabkan reaksi iritasi pada kulit. Sifat fisik dari masker gel peel-off terlihat berwarna coklat dengan bentuk semisolid. Hasil uji aktivitas antioksidan masker gel peel-off menunjukkan nilai IC50 sebesar 7,104 ppm. Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa senyawa flavonoid dalam ekstrak biji kopi robusta sangat berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dalam formulasi sediaan masker gel peel-off.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI KULIT ARI BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DALAM FORMULASI SEDIAAN GEL Angga Saputra Yasir; Ade Maria Ulfa; Abdul Hamid Al Fikri
Jurnal Farmagazine Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v10i1.643

Abstract

Kulit ari (Silver skin) biji kopi merupakan bagian yang sering terbuang saat proses penggilingan biji kopi. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kulit ari biji kopi robusta dari Lampung Barat menjadi sediaan kosmetik gel antioksidan. Kulit ari biji kopi robusta (KAK) diperoleh dari limbah hasil penggilingan petani di Lampung Barat. KAK kemudian diekstraksi dengan pelarut etanol dan diskrining secara fitokimia. Ekstrak etanol KAK (eKAK) kemudian dievaluasi aktivitas antioksidannya dan diformulasikan dalam sediaan gel (GeKAK). GeKAK kemudian dievaluasi mutu dan sensori oleh panelist (uji hedonic). Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen KAK 2,37%, terdapat kandungan senyawa fenolik, dan tidak terdapat kandungan senyawa flavonoid. Uji Aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH menunjukan nilai IC50 eKAK dan kontrol positif (asam askorbat) berturut-turut 99.78 ppm dan 2.06 ppm. Berdasarkan nilai IC50 tersebut ektrak kulit ari biji kopi memiliki aktivitas antioksidan kuat karena memiliki nilai IC50<100, namun asam askorbat memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan eKAK (P < 0.05). Uji mutu Formula I, Formula II, dan Formula III GeKAK meliputi homogenitas, pH, dan kecepatan mengering menunjukkan semua formula memenuhi persyaratan mutu sediaan gel. Hasil uji hedonic menunjukkan ketiga formula disukai panelist (P > 0.05).
Evaluation and clinical activity test of various concentrations of peel-off gel mask of robusta coffee seed extract (Coffea canephora) as anti-aging Angga Saputra Yasir; Agesta Yesti Renita; Tutik Tutik
Pharmaciana Vol 13, No 1 (2023): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.035 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v13i1.23965

Abstract

 Robusta coffee beans contain antioxidant compounds having anti-aging properties. This study aims to determine the content of secondary metabolites in robusta coffee bean extract, anti-aging effectiveness, and the best peel-off gel mask preparation concentration. The extraction method in this study used maceration with 96% ethanol as solvent. The extraction results were carried out by phytochemical screening and formulation of peel-off gel mask preparations, then tested for anti-aging effectiveness using 12 female volunteers and observed signs of aging, including pores, spots, wrinkles, and moisture for four weeks. Robusta coffee bean extraction results obtained a yield of 9.2%. The results of phytochemical screening showed that robusta coffee bean extract contains flavonoid compounds, alkaloids, tannins, and saponins. The results of the evaluation of the 0.5% formula of robusta coffee bean extract were the most preferred by volunteers. The best effectiveness and concentration test results were found in the peel-off gel mask preparation of 2% robusta coffee bean extract formula (F2) compared to blank and F1 (p-value <0.05). The percentage of improvement in the condition of the volunteers' skin, including pores, spots, wrinkles, and moisture, is 21.88 ± 4.22%, 21.57 ± 3.25%, 17.71 ± 2.44%, and 21.25 ± 3.62%, respectively.