Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Kajian Parasitoid: Eriborus Argenteopilosus Cameron (Hymenoptera : Ichneumonidae) pada Spodoptera. Litura fabricius (lepidoptera : Noctuidae) Nelly, Novri; Yaherwandi, Yaherwandi; Gani, S.; Apriati, Apriati
Sainstek Vol 11, No 1 (2008): Vol. XI No. 1, September 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.149 KB)

Abstract

Study of parasitoid Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera : Ichneumonidae) on S. litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae) was conducted in laboratorium Entomology Departement Plant pest and desease Faculty of agriculture, Andalas University in January to March 2006. The study was used biological assay methode to known parasititation and potential fecundity of  parental parasitoid. The result showed that fluctuation parasititation (63 - 17,99 %) and superparasitisme (36,67 - 3,33%) E. argenteopilosus on S. litura Potential fecundity of E. argenteopilosus 182,3±72 and potential release  73,7±49 eggs. The survival of parental adult  E. argenteopilosus only 6 days in laboratorium. Key words : E. argenteopilosus, Parasititation,  S. litura
Struktur Komunitas Hymenoptera Parasitoid Pada Ekosistem Sayuran dan Vegetasi Non-Crop di Sumatera Barat Yaherwandi, Yaherwandi
Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol 2, No 2 (2010): Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.834 KB)

Abstract

Hymenoptera parasitoids have an important role in agroecosystem because of their ability in suppressing pest population. Their presences in the field are seen as the key to agricultural ecosystem. Their presence can be influenced by the availability of non-crop vegetation. Some adult Hymenoptera parasitoids require food in the form of pollen and nectar of wild flowers to ensure effective reproduction and longevity. The objective of this research is to study Hymenoptera parasitoid communities in vegetable field and non-crop vegetation at Alahan Panjang and Kayu tanduak agricultural landscapes. Insects were sampled by two trapping techniques (farmcop and sweep net) in one lines of transect for each landscape. Total of 62species from 19 families of Hymenoptera parasitoid were collected invegetable field and  non-crop vegetation at Alahan Panjang and Kayu Tanduak landscape. Landscape structure affected the species richness, diversity and evenness of Hymenoptera parasitoid invegetable field and  non-crop vegetation.
Keanekaragaman Serangga Pengunjung Bunga Tanaman Kelapa Sawit Di Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya efendi, siska chiko; Prabowo, Stevanie; Yaherwandi, Yaherwandi
Jurnal Bioconcetta Vol 6, No 1 (2020): Sinta 4
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bc.2020.v6i2.3931

Abstract

Serangga pengunjung bunga memiliki peran yang sangat penting, karena beberapa spesies serangga pengunjung bunga berperan sebagai agen penyerbuk pada tanaman kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman serangga pengunjung bunga pada tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Sungai Dareh, Gunung Selasih, IV Koto, Kec. Pulau Punjung, Kab. Dharmasraya dari bulan Oktober sampai Desember 2017. Pengambilan sampel menggunakan hand collecting, insect net, dan yellow pan trap. Data keanekaragaman spesies dianalisis menggunakan indeks Shannon Wiener, kemerataan spesies menggunakan indeks Simpson serta dominasi spesies menggunakan indeks nilai penting. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 25.900 individu, 10 ordo dan 30 famili. Indeks keanekaragaman pada bunga jantan adalah 0,52 dan indeks keanekaragaman pada bunga betina adalah 0,96. Indeks kemerataan pada bunga jantan yakni 0,27 dan kemerataan bunga betina yakni 0,32. Indeks keanekaragaman dan kemerataan Nagari Gunung Selasih yaitu 1,35 dan kemerataan 0,59. Dinagari IV Koto indeks keanekaragaman yakni 1,50 dan indeks kemerataan yakni 0,67 sedangkan Nagari Sungai Dareh indeks keanekaragaman yakni 1,37 dan kemarataan 0,42. Ordo Coleoptera family Curculionidae memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu 1,00.
KELIMPAHAN POPULASI Helopeltis sp. DAN TINGKAT KERUSAKAN BUAH KAKAO DI KECAMATAN SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA Siska Chiko Efendi; Vindy Fetricia Amanda; Yaherwandi Yaherwandi
Agrika Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.425 KB) | DOI: 10.31328/ja.v14i1.1275

Abstract

ABSTRAKDharmasraya merupakan kabupaten yang berpotensi untuk pengembangan kakao, terbukti dengan meningkatnya luas areal perkebunan setiap tahun. Pengembangan kakao di Dharmasraya dihadapkan pada beberapa kendala yang mengakibatkan produksi kakao rendah, salah satunya adalah serangan kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.) Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kelimpahan populasi dan tingkat kerusakan kepik penghisap buah kakao. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya yang terdiri dari tiga nagari yaitu Siguntur, Sitiung dan Gunung Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai dengan Januari 2019. Penelitian ini berbentuk survei menggunakan metode Purposive Random Sampling. Penentuan tanaman sampel dilakukan secara sistematis, sehingga terdapat 30 batang tanaman sampel pada satu lahan. Serangga contoh dikoleksi dengan cara hand collecting dan teknik chemical knock down. Kelimpahan kepik penghisap buah kakao yang diperoleh pada penelitian tergolong rendah yaitu 79 individu dengan rata-rata 0,23-0,36 individu/batang. Persentase kerusakan tergolong tinggi terdapat di Nagari Siguntur yakni 81,43% dan terendah di Nagari Gunung Medan yakni 70,36%. Intensitas kerusakan yang tertinggi terdapat di Nagari Siguntur yakni 73,12% dan terendah di Nagari Gunung Medan yakni 68,15%.ABSTRACTDharmasraya is a district that has the potential for cacao development, proven by increasing the cacao plantation area every year. Cacao development in Dharmasraya was faced with several obstacleswhich resulted in low cacao production. One of the obstacles  in the cultivation process is (Helopeltis sp.) Therefore,the purpose of this research was to study the population abundance and the damage levels of to cacao fruit sucking bugs. Research was carried out in SitiungSubdistrict, Dharmasraya which consisted of three nagari namely Siguntur, Sitiung and Gunung Medan. The research began in November 2018 to January 2019. This research was a survey using the Purposive Random Sampling  method. The sample plants were determine   systematically, so there were 30 plant samples in each nagari. Insect samples were collected by hand collecting and chemical knock down techniques. The abundance of cacao fruit sucking bugs was 79 individuals, with averages were 0.23 – 0.36 individual / plant. The percentage of damage was high, where the highest was obtained in Siguntur 81.43% and the lowest was in Gunung Medan 70.36%.  In addition, the highest damage intensity was found in Sigunturthat was 73.12% and the lowest in Gunung Medan that was 68.15%. 
Keanekaragaman Coccinellidae Predator Pada Beberapa Ekosistem Perkebunan di Kabupaten Dharmasraya Siska Chiko Efendi; Yaherwandi Yaherwandi; Ade Noferta; Aditya Muhammad
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 10, No 2 (2019): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1138.323 KB) | DOI: 10.24042/biosfer.v10i2.5558

Abstract

The objectives of this research were to study the species diversity and to determine the dominant species of lady bird beetle predators in high land plantation ecosystem in West Sumatera. The samples were taken by hand collection and sweep net. The data of species diversity were analyzed using Shannon-Wiener index, evenness of species were analyzed by Simpson index, and  dominant species using important value index. The results showed that there were 91 individuals predator found which consisted of 7 species. The highest  species diversity (1.74) and evenness (0.89) were found in Pulau Punjung. The lowest diversity and evennes (1,40) and (0,75) was found in Koto Besar. The highest  species importance value index was 1,00, that was Menochillus sexmaculatus.
Keanekaragaman Semut Musuh Alami (Hymenoptera: Formicidae) pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Ridho Romarta; Yaherwandi Yaherwandi; Siska Efendi
Agrikultura Vol 31, No 1 (2020): April, 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.188 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v31i1.25622

Abstract

Ekosistem perkebunan kelapa sawit terdiri dari berbagai jenis paku-pakuan, gulma, rerumputan dan serangga yang membentuk suatu ekosistem yang kompleks. Serangga dari golongan Formicidae merupakan aspek yang menarik untuk dikaji salah satunya yaitu semut. Pada ekosistem kelapa sawit, semut memiliki berbagai peran diantaranya sebagai penyerbuk, predator, pengurai dan herbivora. Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit rakyat di Nagari Panyubarangan dan Tabek, Kecamatan Timpeh, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat pada bulan September 2018 sampai Februari 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman semut pada ekosistem perkebunan kelapa sawit rakyat. Percobaan dilakukan dengan metode survei menggunakan metode Purposive Random Sampling. Pengambilan sampel menggunakan metode Hand Collecting, Bait Trap, dan Pitfall Trap. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang. Analisis keanekaragaman menggunakan indeks Shannon-Wienner dan indeks kemerataan Simpson. Indeks keanekaragaman berkisar antara 1,83 sampai dengan 2,08. Total semut yang dikoleksi sebanyak 8.763 individu yang terdiri dari 14 genus, dan 29 spesies. Spesies yang paling dominan adalah Anoplolepis gracilipes diikuti Crematogaster borneensis dan Monomorium floricola dengan Indeks Nilai Penting yakni 0,57. Masing-masing spesies semut tersebut berperan sebagai predator beberapa hama kelapa sawit.
Biologi Nilaparvata lugens Stall (Homoptera: Delphacidae) pada Empat Varietas Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Yaherwandi Yaherwandi; Reflinaldon Reflinaldon; Ayu Rahmadani
Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol 1, No 2 (2009): Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.33 KB)

Abstract

Biological parameters of insect pests is very important in testing the resistance of rice plants against brown plant hopper. This research aims to study the amount and duration of stage egg, nymph, imago, and the life cycle of brown plant hopper on four varieties of rice. The methods used in research was Complete Random Design  with four treatments (variety of IR 64, Batang Piaman, Cisokan, and IR 42) and eight replications. Research data were analyzed using variance analysis and continued with List Significant Different (LSD) at 5% level. The results of research showed that the number and duration of stage egg, nymph, imago, and cycle time of brown plant hopper in four rice varieties were different. Number of egg, nymph, and imago were lowest in 64 IR varieties, while the highest was IR 42 variety. Stage of eggs and nymphs were the shortest in IR 42 varieties, while the longest were IR variety 64. Imago stage was the shortest in IR 64 variety, while longest was the variety IR 42. The life cycle of brown plant hopper were shortest in IR 42 varieties, while longest was the variety IR 64. The results of this study can be concluded that the IR 64 varieties more resistant than the varieties IR 42, Cisokan, and Batang Piaman based on stage of egg, nymph, and imago.
Formula padat Bacillus cereus STRAIN TLE1.1 untuk pengendalian penyakit busuk pangkal batang (Sclerotium rolfsii) pada tanaman tomat Yulmira Yanti; Hasmiandy Hamid; Reflin Reflin; Yaherwandi Yaherwandi; Febri Yani Chrismont
Jurnal Agro Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/14679

Abstract

Penyakit utama tanaman tomat yaitu busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii dapat menimbulkan kerugian mencapai 80-100%. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan formula padat Bacillus cereus strain TLE1.1 yang efektif untuk pengendalian penyakit busuk pangkal batang pada tanaman tomat. Penelitian bersifat eksperimen dengan mengamati kemampuan formula padat B.cereus strain TLE1.1 dalam pengendalian penyakit busuk pangkal batang dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas kombinasi bahan pembawa formula padat yang terdiri atas limbah padat ampas tebu, ampas tahu dan tongkol jagung, fungisida serta kontrol. Masing-masing formula padat B. cereus strain TLE1.1 diintroduksi pada benih dan bibit tomat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua formula mampu menekan penyakit busuk pangkal batang tanaman tomat. Formula terbaik dalam menurunkan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman yaitu formula ampas tahu dan ampas tahu + tongkol jagung. Main disease of tomato plant, namely stem rot caused by Sclerotium rolfsii which can cause losses up to 80-100%. The aim of the study was to obtain a solid formula of Bacillus cereus strain TLE1.1 which was effective for controlling stem rot disease in tomato plant. This research was an experimental study to know the ability of the solid formula of B. cereus strain TLE1.1 in controlling stem rot disease which was carried out in a completely randomized design consisting of 9 treatments and 3 replications. The treatment consisted of a combination of solid formula carriers consisting of sugarcane solid waste, tofu dreg and corncob, fungicides and controls. Each solid formula of B. cereus strain TLE1.1 was introduced into tomato seeds and seedlings. The results showed that almost all of the formulas were able to suppress stem base disease of tomato plants. The best formula that reduced stem rot in plants were the tofu dreg and tofu dreg + corncob formula.
Keanekaragaman dan Dominansi Gulma pada Ekosistem Padi di Lahan Pasang Surut Kabupaten Indragiri Hilir Zahlul Ikhsan; Hidrayani Hidrayani; Yaherwandi Yaherwandi; Hasmiandy Hamid
Agrovigor Vol 13, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i2.7463

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu komoditi tanaman pangan utama di Indonesia. Kebutuhan akan padi selalu meningkat setiap tahunnya, sehingga dibutuhkan upaya untuk meningkatkan produksi padi. Salah satu hal yang menghambat peningkatan produksi padi adalah keberadaan gulma. Hal yang pertama dilakukan dalam pengendalian gulma adalah melalui proses Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dominansi gulma yang terdapat pada pertanaman padi sawah pasang surut di Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian dilakukan pada lahan padi pasang surut milik petani di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Penelitian dilakukan pada empat lokasi, yaitu di Kecamatan Batang tuaka, Keritang, Reteh dan Tembilahan hulu. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode survey dan eksplorasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat 12 famili yang terdiri dari 20 spesies gulma di pertanaman padi lahan pasang surut Kabupaten Indragiri hilir. Berdasarkan Taksonomi terdapat 7 spesies gulma monokotil dan 13 dikotil. Berdasarkan  morfologi  terdapat  12  spesies gulma berdaun lebar, 5 spesies gulma rerumputan, 2 spesies gulma pakis-pakisan dan 1 spesies gulma tekian. Spesies Ageratum conyzoides dan Imperata cylindrica merupakan gulma yang paling mendominasi pada pertanaman padi dengan NJD masing-masing sebesar  9,57%.  
Biologi dan Statistik Demografi Coccinella transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae), Predator Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) Siska Efendi; Yaherwandi Yaherwandi; Novri Nelly
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.28409

Abstract

Biology and demographic statistics of lady beetle Coccinella  transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae) using Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae) as prey was studied in laboratory. Development of  C. transversalis from egg to adult was 31.02±4.73 days. The egg stage lasted for 2.33±0.58 days. Larva stage has four instars, which lasted for 2.43±0.19 days (instar I); 2.53 days±0.19 (instar II); 2.64±0.04 days (instar III), and 2.77±0.21 days (instar IV). A female laid 90.44±14.38 eggs. Meanwhile, gross reproduction rate (GRR) of C. transversalis was 74.80 individuals per generation, the net reproduction rate (R0) was 18.22 individual per female per generation, the innate capacity for increase (rm) was 0.46 individual female per day, the mean generation time (T) 12.40 days, and the double population value (DT) was 1.51 days. IntisariMasa perkembangan pradewasa dan imago serta keperidian Coccinella  transversalis (Thunberg) (Coleoptera: Coccinellidae) telah diteliti di laboratorium dengan menggunakan Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) sebagai mangsa. Masa perkembangan C. transversalis sejak stadium telur hingga menjadi imago adalah 31,02±4,73 hari. Perkembangan larva terdiri dari empat instar, masa perkembangan instar I sampai IV berturut-turut adalah 2,43±0,19 hari; 2,53±0,19 hari; 2,64±0,04 hari, dan 2,77±0,21 hari, dengan masa pupa 3,18±0,77 hari. Umur imago betina C. transversalis lebih panjang jika dibandingkan dengan imago jantan yakni 15,14±1,90 dan 13,63±1,00 hari. Imago betina meletakkan telur setelah melewati masa pra oviposisi selama 2,67±0,58 hari. Masa oviposisi C. transversalis yakni 8,97±0,89 hari dengan jumlah telur yang diletakkan yakni 90,44±14,38 butir. Parameter demografi C. transversalis adalah laju reproduksi kotor (GRR) adalah 74,80 individu per generasi; laju reproduksi bersih (Ro) 18,22 individu per induk per generasi; laju pertumbuhan intrinsik (rm) sebesar 0,46 individu per induk per hari; masa rata-rata generasi (T) selama 12,40 hari; dan nilai pelipatgandaan populasi (DT) adalah 1,51 hari.