Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENGARUH JENIS KELAMIN, IPK, DAN SEMESTER TERHADAP LITERASI KEUANGAN MAHASISWA PRODI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG Wijayanti Wijayanti; Grisvia Agustin; Farida Rahmawati
Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol.9 No.1 Maret 2016
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.95 KB)

Abstract

Recently, financial literacy has became everyone’s compulsory need in managing as well as devising their finance. This research aims to know (1) How do gender, GPA, and semester influence financial literacy of sarjana’s degree students partially? (2) How do gender, GPA, and semester influence financial literacy of sarjana’s degree students simultaneously? This research used descriptive quantitative approach. The population is sarjana’s degree students of Development Economic in Universitas Negeri Malang on 2011-2014 generation. Furthermore, the sample of this research is 118 respondents from 2011 to 2014 generation by using quota sampling techniques. The data is collected by using questionnaires in which has been examined through validity and reliability test. Research’s results are: (1) Gender has positive and significant impacts to financial literacy of sarjana’s degree students, (2) GPA has positive and significant impacts to financial literacy of sarjana’s degree students, (3) Student’s semester has positive and significant impacts to financial literacy of sarjana’s degree students, (4) Gender, GPA, and student’s semester have positive and significant impacts to financial literacy of sarjana’s degree students simultaneously. The researcher suggests that next researcher may add other independent variables, which is related to financial literacy, so that the research would be more advanced.
PENINGKATAN KINERJA DOSEN UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERGURUAN TINGGI MELALUI KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN BERBAGI PENGETAHUAN Esti Margiyanti Utami; Wijayanti Wijayanti
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 13, No 2 (2017): SEGMEN - Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.016 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v13i2.3946

Abstract

Persaingan yang semakin ketat menuntut organisasi untuk mengoptimalkan pemanfaatansumber daya yang mereka miliki dalam mencapai keunggulan bersaing. Sebagai faktorkunci dalam organisasi, individu-individu dalam organisasi harus mempunyai komitmenyang kuat terhadap organisasi sehingga mau berupaya secara optimal untuk mencapaitujuan-tujuan organisasi. Identifikasi dengan organisasi menyiratkan mendukung tujuanorganisasi, yang dapat dicapai dengan berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuanmembuat lembaga pendidikan menjadi lebih kompetitif, keengganan berbagipengetahuan menyebabkan kematian untuk kelangsungan hidup perguruan tinggi.Sebagai sumber daya yang penting bagi organisasi, berbagi pengetahuan menarik bagipeneliti untuk meneliti peranannya dalam meningkatkan kinerja dosen. Penelitian inimenggunakan metode survei dengan pengumpulan data yang dilakukan menggunakaninstrumen kuesioner yang disebarkan kepada seluruh Dosen Tetap UniversitasMuhammadiyah Purworejo. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik pathanalysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen normatif berpengaruh positifterhadap berbagi pengetahuan, komitmen emosional berpengaruh positif terhadapberbagi pengetahuan, komitmen berkelanjutan berpengaruh positif terhadap berbagipengetahuan, berbagi pengetahuan berpengaruh positif terhadap kinerja, komitmenorganisasional secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja, dan komitmenorganisasional secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kinerja melaluiberbagi pengetahuan.Keywords: organizational commitment, knowledge sharing, performance
PENGEMBANGAN GALERI NASIONAL INDONESIA DI JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER dimas Rachmaputra; bambang supriyadi; wijayanti wijayanti
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2953.3 KB)

Abstract

Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan salah satu lembaga kebudayaan berupa museum khusus dan pusat kegiatan seni rupa, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas melaksanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, penyajian dan pameran karya seni rupa. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Galeri Nasional Indonesia menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pengkajian, pengumpulan dan registrasi, perawatan dan pengamanan, penyajian dan pameran, kemitraan, layanan edukasi, pendokumentasian, publikasi, dan pelaksanaan urusan ketatausahaan Galeri Nasional Indonesia. Sejalan dengan perkembangan zaman, dapat terlihat bahwa Galeri Nasional Indonesia mempunyai banyak koleksi dan kegiatan yang cukup banyak dan padat, sementara kondisi GNI saat ini masih menggunakan bangunan eksisting peninggalan sekolah yang dirasa kurang untuk menampung segala aktivitas dalam GNI. Maka untuk mendukung proses terwujudnya kegiatan tersebut, serta dalam menyelaraskan visi dan misi GNI, maka perlu diadakannya perubahan berupa pengembangan bangunan Galeri Nasional Indonesia dengan tetap memperhatikan kaidah kaidah konservasi pada bangunan eksistingnya. Dengan adanya suatu fasilitas Gedung Galeri yang telah diperbaiki, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan aktifitas di dalam Galeri yang nyaman dan representatif.
SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) TUNA GRAHITA KOTA CILEGON hidayah khaifah; wijayanti wijayanti; bambang murtomo
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1931.336 KB)

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu kunci penting dalam menentukan masa depan suatu bangsa. Pengertian pendidikan sendiri ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Khusus bagi para penyandang cacat disebutkan bahwa warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik ataupun kelainan mental. Sekolah Luar Biasa di Kota Cilegon yang tersebar di kecamatan berbeda hingga saat ini mengalami peningkatan jumlah siswa, dan akan diperkirakan hal ini akan berlanjut hingga beberapa tahun kedepan. Untuk dapat menampung jumlah yang terus meningkat tersebut dan agar dapat mencapai tujuan pendidikan itu sendiri perlu adanya peningkatan fasilitas baik itu berupa pengembangan sekolah maupun penambahan sarana prasarana yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar, latihan dan kegiatan lainnya. Akan tetapi melihat kondisi SLB di kota cilegon saat ini, sulit untuk bisa dikembangkan, dikarenakan lahan yang tersedia cukup kecil. Oleh karena itu Kota Cilegon memerlukan suatu lembaga pendidikan yang di khususkan untuk para penyandang cacat Tuna Grahita. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Pendidikan luar biasa, pengertian dan klasifikasi Tuna Grahita, Standar pelayanan minimal sekolah luar biasa, serta studi banding ke beberapa SLB yang telah ada. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Cilegon, perkembangan pendidikan luar biasa di kota Cilegon, serta kajian persebaran SLB yang ada di kota Cilegon. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep Universal Desain yaitu sebuah konsep desain yang mengedepankan fungsi desain yang dapat digunakan oleh semua orang. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif tapak dengan melakukan penilaian terhadap tapak. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
KANTOR PEMERINTAHAN TERPADU KABUPATEN WONOSOBO Prita Shintania; wijayanti wijayanti; erni setyowati
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1592.399 KB)

Abstract

Seiring dengan laju pertumbuhan perekonomian dan pembangunan yang semakin pesat  dan jumlah penduduk  yang  terus  meningkat,  maka  meningkat  pula  tuntutan  masyarakat  terhadap  pelayanan pemerintahan  yang  profesional,  efisien,  efektif,  transparan,  partisipatif,  dan  tanggap  terhadap  aspirasi masyarakat.  Melihat  fenomena  tersebut,  Pemerintah  Kabupaten  Wonosobo  berupaya  memusatkan  semua instansi  di  dalam  satu  lokasi,  dikarenakan  letak  beberapa  instansi  saat  ini  menyebar  di  seluruh  Kabupaten Wonosobo.  Hal  ini  menyebabkan  kurang  terpadunya  kinerja  antar  instansi  sehingga  pelayanan  kepada masyarakat kurang optimal.  Dengan adanya Kantor Pemerintahan Terpadu, diharapkan kinerja antar instansi dapat lebih optimal. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai  Pemerintah Daerah, standar-standar  mengenai  bangunan  kantor,  studi  banding  beberapa  Kantor  Pemerintahan,  dan  Tinjauan Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Wonosobo.    Tapak  yang  digunakan  adalah  tapak  yang  berada  di  Jalan Banyumas Wonosobo dengan luas ± 3,1 ha.  Selain itu juga dibahas mengenai tata massa bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Kantor Pemerintahan Terpadu Kabupaten Wonosobo”Konsep  perancangan  ditekankan  dengan  penekanan  desain  Neo  Vernakular,  yaitu  arsitektur  yang menerapkan  bentuk  yang  mengambil  unsur  budaya  setempat,  lingkungan,  dan  iklim  setempat  yang diungkapkan pada bentuk dasar arsitektur. Untuk bangunan Kantor sendiri, dirancang dengan konsep  terpadu, yaitu  terhubung  antar  bangunan  satu  dengan  bangunan  yang  lain  dengan  menggunakan  flying  corridoor  di setiap bangunan. Kata Kunci : Kantor Pe
HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR yolanda fransiska; wijayanti wijayanti; bambang murtomo
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.381 KB)

Abstract

Kabupaten Tanah Datar adalah daerah destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawankarena ditunjang oleh alamnya yang indah dan keluhuran budayanya. Beragam pilihan objekwisata  ada di  daerah ini  salah satunya Istano  Basa Pagaruyung. Dengan objek  wisata  yangmasih banyak  di  setiap kecamatan mestinya menjadi  daya tarik  yang cukup kuat  untukpengembangan kegiatan kepariwisataan di daerah ini, namun nampaknya masih belum digarapdengan baik.Menyadari akan hal ini maka perlu dipikirkan sarana akomodasi yang dapat menarik sertamendukung sektor pariwisata di kawasan wisata Istano Basa Pagaruyung. Hotel resort sebagaitempat penginapan sangat  dibutuhkan di kawasan wisata  Istano  Basa  Pagaruyung,  karenadengan memanfaatkan potensi alam yang ada dan memberikan kemanjaan kepada pengunjungdengan beberapa fasilitas tambahan, akan memberikan kepuasan dan nilai jual yang tinggi bagihotel atau penginapan lainnya.Kabupaten Tanah Datar adalah daerah destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawankarena ditunjang oleh alamnya yang indah dan keluhuran budayanya. Beragam pilihan objekwisata  ada di  daerah ini  salah satunya Istano  Basa Pagaruyung. Dengan objek  wisata  yangmasih banyak  di  setiap kecamatan mestinya menjadi  daya tarik  yang cukup kuat  untukpengembangan kegiatan kepariwisataan di daerah ini, namun nampaknya masih belum digarapdengan baik.Menyadari akan hal ini maka perlu dipikirkan sarana akomodasi yang dapat menarik sertamendukung sektor pariwisata di kawasan wisata Istano Basa Pagaruyung. Hotel resort sebagaitempat penginapan sangat  dibutuhkan di kawasan wisata  Istano  Basa  Pagaruyung,  karenadengan memanfaatkan potensi alam yang ada dan memberikan kemanjaan kepada pengunjungdengan beberapa fasilitas tambahan, akan memberikan kepuasan dan nilai jual yang tinggi bagihotel atau penginapan lainnya.
WATERPARK DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK faza razaka; wijayanti wijayanti; bambang murtomo
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2245.498 KB)

Abstract

Rawa Pening yang terletak di Kabupaten Semarang merupakan bagian dari sistem pengelolaan sumber daya air dan juga sebagai kawasan konservasi dan pengelolaan lingkungan. Begitu banyak fungsi Rawa Pening selain sebagai kantung penyerapan air, juga sebagai pengendalian banjir. Mengingat kondisi saat ini yang sudah mengalami banyak penurunan lingkungan yang disebabkan karena sulitnya mengendalikan kawasan DAS, belum ada pengendalian dan pengaturan pemanfaatan danau dengan baik. Dalam upaya pengaturan dan pengendalian kawasan Rawa Pening, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, tahun 2006 telah menyusun Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Rawa Pening, agar fungsi kawasannya terjaga, yaitu sebagai kawasan konservasi dan pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata di Kawasan Rawa Pening ini sebagai salah satu upaya pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
GALERI SENI PERTUNJUKAN JAWA DI SURAKARTA miftahul hidayah al amin; Budi Sudarwanto; wijayanti wijayanti
IMAJI Vol 3, No 1 (2014): jurnal IMAJI - Januari 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1466.691 KB)

Abstract

Kota Surakarta memiliki dua keraton yakni Kasunanan dan Mangkunegaran, di masa lampau kota ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan tetapi juga berfungsi sebagai pusat perkembangan seni dan budaya di wilayah propinsi Jawa Tengah. Posisi kota Surakarta yang demikian sentral itulah yang kemudian melahirkan ekspresi seni, terutama seni pertunjukan seperti; seni teater, musik, karawitan, tari, pendalangan, dan seni rupa baik yang bersifat modern, kontemporer maupun tradisional. Frekuensi kegiatan seni pertunjukan di Surakarta memang cukup baik, namun informasi, publikasi, dan promosi kegiatannya kurang terkoordinasi dan kurang terlihat. Oleh karena itu, tidak cukup banyak menjaring pengunjung dan konsumen, baik dari masyarakat maupun wisatawan. salah satu penyebabnya adalah kurangnya tempat mengekspresikan seni pertunjukan jawa di Surakarta. Sehingga dibutuhkan tempat/wadah yang dapat menampung para pecinta seni pertunjukan untuk mengekspresikan seni dan melestarikannya sebagai budaya daerah kota Surakarta.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian mendasar mengenai Seni Pertunjukan Jawa, standar-standar mengenai tata ruang dalam panggung pertunjukan, studi banding beberapa tempat yang berkaitan dengan seni pertunjukan di Surakarta dan Galeri Seni Pertunjukan melalui website. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi tapak yang akan digunakan dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Neovernakular. Tapak yang digunakan berada di pusat kota Surakarta tepatnya di jalan Mayjen Sunaryo. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Galeri Seni Pertunjukan Jawa Di Surakarta”.Konsep perancangan ditekankan pada desain Arsitektur Neovernakular, sebagai wujud penyesuaian bangunan di sekitar tapak. Konsep dan filosofi massa bangunan Galeri ini mengadopsi tatanan massa bangunan pada Keraton Surakarta, dengan vocal point pada atrium pertunjukan terbuka yang berada di tengah-tengah massa bangunan pendukung kegiatan utama. Bentuk massa bangunannya mengikuti pola dasar bentuk site yakni kombinasi bentuk lingkaran dan persegi panjang. Arsitektur neovernakular Galeri ini muncul pada bentuk atap dan elemen-elemen yang dipakai pada setiap massa bangunanya.
REDESAIN FASILITAS PENUNJANG SIRKUIT SENTUL, BOGOR (PENEKANAN DESAIN MODERN ARCHITECTURE) dionisius dionisius; bambang murtomo; wijayanti wijayanti
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.786 KB)

Abstract

Dunia otomotif merupakan sebuah bidang yang sangat banyak diminati oleh berbagai kalanganbaik secara nasional maupun kalangan internasional. Dunia otomotif berkembang sangat pesat seiring berjalannya waktu, semakin banyak kendaraan-kendaraan yang bermunculan dengan tujuauntuk diperlombakan, maupun dipergunakan untuk kebutuhan komersial. Semakin banyak juga kendaraan yang diperuntukkan sebagai keperluan balap, semakin banyak juga sirkuit-sirkuit yang harus dimiliki, paling tidak untuk membenahi sirkuit-sirkuit yag sudah dimiliki. Kajian diawali dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan standar-standasebuah sirkuit, regulasi-regulasi pengadaan sebuah sirkuit yang memenuhi standar internasional. Mengkaji tentang lokasi eksisting sebuah sirkuit, mencari data-data yang berhubungan dengan eksisting sebuah sirkuit. Serta mengkaji tentang arsitektur modern sebagai acuan desain sebuah bangunan dalam perancangan desain ini. Sebagai kesimpulan, luasan ruang yang diperlukan dalam bentuk program ruang, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Post Modern husein ibrahim; bambang murtomo; wijayanti wijayanti
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.585 KB)

Abstract

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki prestasi besar dalam cabang olahraga bulutangkis. Hingga sekarang Indonesia masih dikenal dunia sebagai negara yang kuat dalam cabang olahraga ini. Nama nama seperti Liem Swie King, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Rudy Hartono, Alan Budi Kusuma, Ardy B. Wiranata, Ricky Subagja, Rexy Mainaki, Candra Wijaya, Ivana Lie, Susi Susanti, Yuni Kartika, Minarti Timur, Ellen Angelin dan masih banyak lagi adalah sederat nama yang pernah mendominasi cabang bulutangkis dunia di era tahun 80 hingga 90-an. Puluhan gelar seperti Kejuaraan Dunia, All England, hingga Olimpiade pernah diraih oleh atlet-atlet tersebut. Nama terakhir yang sudah menjadi legenda adalah Taufik Hidayat yang pernah meraih banyak prestasi di awal tahun 2000-an. Setelah era Taufik Hidayat, Indonesia tidak lagi menjadi negara yang dominan karena kalah dengan negara-negara Asia lainnya seperti China dan Korea. Dalam sepuluh tahun terakhir, Negara Indonesia kalah bersaing dengan China maupun Korea. Hal ini tidak terlepas dari regenerasi yang baik terhadap atlet-atlet muda China maupun Korea yang mampu menggantikan pendahulunya. Indonesia bukan tidak memiliki regenerasi, namun hanya masih lambat dalam mecetak atlet muda yang mampu bersaing di kancah dunia. Hal ini menjadi tugas besar PBSI sebagai Induk organisasi bulutangkis di Indonesia yang tengah giat dalam melakukan program pembinaan atlet usia dini dengan meningkatkan kualitas pembinaan dan mencari atlet-atlet berbakat diseluruh Indonesia.