Hampir 10% stroke terjadi pada usia relatif muda (kurang dari 45 tahun). Angka kejadian stroke pada usia di bawah 45 tahun diperkirakan 7 – 15 kasus/100.000 penduduk/tahun dan lebih jarang pada kelompok anak-anak, yaitu 1 – 8 kasus/100.000/tahun. Faktor risiko terjadinya stroke pada usia muda berbeda-beda, antara lain: (1) Migren, (2) Sickle-cell disease, (3) Penyakit jantung, (4) Abnormalitas pembuluh darah serebral, (5) Focal cerebral arteriopathy of childhood (FCA), (6) Ensefalopati pasca-varisela, (7) Mitochondrial encephalopathy with lactic acidosis and stroke-like episodes (MELAS), (8) Diseksi arteri, (9) Penyalahgunaan obat, (10) Vaskulitis serebral seperti arteritis temporal, arteritis Takayasu, polyarteritis nodosa (PAN), Wegener’s granulomatosis, (11) Systemic lupus erythematosus (SLE), (12) Cerebral autosomal dominant arteropathy with subcortical infarcts
and leucoencephalopathy (CADASIL), (13) Fabry’s disease, dan (14) Trombofilia. Khusus pada wanita usia muda, beberapa faktor risiko lainnya antara lain: (1) Penggunaan kontrasepsi oral terutama pada wanita perokok, migren dengan aura, dan hipertensi; (2) Kehamilan, terutama jika terdapat preeklampsi, eklampsi, dan sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets). Stroke pada usia muda memiliki karakteristik tersendiri, sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda. Faktor risiko perlu diidentifikasi untuk penatalaksanaan dan pencegahan terjadinya stroke berulang. Penelitian berbasis populasi dengan metodologi yang baik penting untuk lebih mengetahui besaran masalah stroke pada usia muda.Nearly 10 % strokes occur at a relatively young age (less than 45 years old). The incidence of stroke in under 45 year-old is between 7-15 cases/100,000 persons/year and 1-8 cases /100,000/year in children. Disorders or diseases related or suspected as risk factors are: (1) Migraine, (2) Sickle - cell disease, (3) Heart disease, (4) Cerebral blood vessels abnormality,