Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FORMULASI KRIM ANTIJERAWAT EKSTRAK AMPAS TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) Karmilah Karmilah; Musdalipah Musdalipah
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ampas teh hijau (Camellia sinensis L.) merupakan salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan jerawat karena mengandung flavonoid, tanin dan alkaloid. Untuk mempermudah penggunaannya ekstrak dibuat dalam bentuk sediaan krim. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim antijerawat ekstrak ampas teh hijau dan mengetahui konsentrasi terbaik dari ekstrak ampas teh hijau yang dibutuhkan untuk membuat sediaan krim. Ekstraksi ampas teh hijau dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96% kemudian difraksinasi menggunakan pelarut air, n-heksan dan etil asetat. Fraksi etil asetat dipekatkan menggunakan rotary vacum evaporator. Evaluasi sediaan dilakukan pada 4 formula krim dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 1 formula sebagai blanko. Hasil uji organoleptik menunjukkan sediaan yang dibuat stabil, homogen, pH berkisar 6,39-6,91 dengan rata-rata nilai viskositas 150-220 dPa.S dan sediaan tidak menimbulkan iritasi. Hasil uji stabilitas (cycling test) menunjukkan ketiga formula tetap homogen, tidak mengalami inversi fase dengan tipe emulsi minyak dalam air, terjadi perubahan pH,  formula B dan C mengalami perubahan bentuk dari semi padat menjadi sedikit encer yang dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi. Formula terbaik adalah formula A dengan menggunakan ekstrak 0,5%.
PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 1 KENDARI TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN METODE CBIA (CARA BELAJAR INSAN AKTIF) Musdalipah Musdalipah; Nur Saadah Daud; Yulianti Fauziah; Karmilah Karmilah; Muh. Ilyas Yusuf; Nirwati Rusli; Muh. Azdar Setiawan; Randa Wulaisfan; Moldefya Wahid Ado; Fina Audina
JMM - Jurnal Masyarakat Merdeka Vol 1, No 1 (2018): NOVEMBER
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.773 KB) | DOI: 10.51213/jmm.v1i1.3

Abstract

Swamedikasi adalah pengobatan dilakukan oleh masyarakat tanpa menggunakan resep dokter. Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan lebih dari 66% masyarakat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Siswa (i) SMA merupakan kelompok masyarakat yang masih labil dan mempunyai pengetahuan yang terbatas dalam menggunakan obat. Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) adalah model edukasi pemberdayaan siswa agar lebih terampil memilih obat sehingga swamedikasi menjadi lebih efektif, aman, dan hemat biaya. Tujuan kegiatan ialah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa (i) SMA Neg.1 Kendari tentang swamedikasi dengan metode CBIA. Kegiatan dilakukan di SMA Negeri 1 Kendari pada bulan April 2017 dengan desain pra-experimental one-group pretest-posttest. Kegiatan menggunakan kuesioner dengan analisis data menggunakan uji T-test. Berdasarkan hasil analisis uji sample paired T-test 0,026<0,05) menunjukkan pengaruh yang bermakna pemberian metode CBIA terhadap peningkatan pengetahuan siswa (i) SMA Negeri 1 Kendari tentang swamedikasi.Kata Kunci : Swamedikasi, Pengetahuan, CBIA
Efek Antidiabetik Ekstrak Etanol Daun Senggani (Malestoma polyanthum Bl.) Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan Yang Diinduksi Streptozotocin Karmilah Karmilah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v4i1.21

Abstract

Tanaman daun senggani mengandung senyawa flavonoid dimana flavonoid bekerja dengan cara menstimulasi sel-sel beta dari pulau Langerhans, sehingga sekresi insulin dapat ditingkatkan. Sedangkan senyawa tannin dapat menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan transport glukosa dengan mengaktifasi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun senggani (Malestoma polyanthum BL.) memiliki efek antidiabetik pada mencit (Mus musculus). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dimana sebanyak 25 ekor mencit diinduksi dengan menggunakan Streptozotocin 0,11 g secara Intraperitonial. Kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu ekstrak 180 mg/kg BB, 360 mg/kg BB, 720 mg/kg BB, sebagai kontrol positif Glibenklamid 5 mg dan kontrol negatif Na-CMC 0,5%. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA dan BNT (Beda Nyata Terkecil). Berdasarkan hasil penelitiaan menunjukkan bahwa pada Uji Anova (Analisis Of Varians) didapat nilai yang signifikan yang dinyatakan dengan nilai 0,00<0.05 yang berarti perlakuan tiap kelompok ekstrak yang diuji memiliki efek yang signifikan, dan dilanjutkan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) menunjukkan pada konsentrasi 360 mg/kg BB memberikan efek yang optimum.
Pemberdayaan Masyarakat melalui Edukasi GEMA CERMAT: Penggunaan Antibiotik Menggunakan Media Booklet dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) Musdalipah Musdalipah; Nur Saadah Daud; Eny Nurhikma; Karmilah Karmilah; Nirwati Rusli; Reymon Reymon; Selfyana Austin Tee; Muhammad Azdar Setiawan; Yulianti Fauziah; Rifcha Selviana Puput; Muh. Ilyas Yusuf; Nurhikma Nurhikma
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i4.9431

Abstract

The high use of inappropriate antibiotics in the community is due to a lack of knowledge about antibiotics, thereby increasing the problem of antibiotic resistance. These problems can be overcome through community empowerment with Gema Cermat education through booklet media using the CBIA method. The Smart Society Using Drugs (Gema Cermat) is one of the educational efforts to increase public awareness, concern and understanding about how to use drugs properly and correctly. The purpose of the activity is to increase knowledge about the use of antibiotics using booklet media in the Punggolaka village, Puuwatu district, Kendari City. The method of activity is through Gema Cermat education with the CBIA method, pre and posttest questionnaires, booklets, pocket books, and power point presented by the pharmacist. The results show that an increase in knowledge in the good category of 100%. This is shown in the knowledge of the community at the pretest of 10.25% and increased by 100% after the posttest. Based on the results of the activity, it was concluded that Gema Cermat activities could increase public knowledge
Pemberdayaan Kader Posyandu Tentang Swamedikasi dengan Edukasi GEMA CERMAT Menggunakan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Puskesmas Lepo-Lepo Kendari Musdalipah Musdalipah; Eny Nurhikma; Reymon Reymon; Randa Wulaisfan; Esti Badia; Nirwati Rusli; Karmilah Karmilah; Selfyana Austin Tee; Muhammad Syaiful Saehu; Anisa Arfan
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2023): NADIKAMI: Januari 2023
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Swamedikasi merupakan salah satu pengobatan alternatif untuk mengatasi gejala penyakit tanpa resep dokter dan pertolongan dari tenaga kesehatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Salah satu metode alternatif dalam melakukan swamedikasi melalui edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA CERMAT). Dalam upaya memaksimalkan GEMA CERMAT, kader kesehatan berperan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait penggunaan obat. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader posyandu tentang swamedikasi dengan edukasi GEMA CERMAT menggunakan metode CBIA (cara belajar insan aktif) di wilayah kerja puskesmas Lepo-lepo, Kendari. Kader posyandu yang aktif yang diseleksi menggunakan metode Purposive Sampling sebanyak 30 orang. Alat yang digunakan berupa angket (kuesioner) dan paket obat sebagai alat peraga. Hasil kegiatan memperlihatkan bahwa pengetahuan kader posyandu pada saat pretest di Puskesmas Lepo-lepo sebesar 12,27 (61,3 %) dengan kategori cukup dan pada saat post test sebesar 17,03 (85,2 %) dengan kategori baik. Hasil analisis statistik menggunakan Paired samples test diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 bahwa ada perbedaan yang bermakna antara hasil pretest dengan posttest dalam edukasi GEMA CERMAT pada kader posyandu.
Swamedikasi “Dagusibu” Obat Bebas, Multivitamin Dan Jamu Pada Masyarakat Di Kecamatan Nambo Kota Kendari Karmilah Karmilah; Selfyana Austin Tee; Muhammad Azdar Setiawan; Esti Badia; Syaiful Saehu; Nur Saadah Daud; Yulianti Fauziah; Hasnawati Hasnawati; Inggit Suryaningsih; Musdalipah Musdalipah
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2023): NADIKAMI: Juli 2023
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era new normal peningkatan imunitas tubuh sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan yang optimal. Pemulihan Kesehatan Selama pandemi COVID-19 memerlukan situasi adaptasi kebiasaan baru untuk menjaga sistem imun tubuh. Upaya yang dapat dilakukan melalui penerapan protokol kesehatan, konsumsi makanan dan minuman yang sehat, multivitamin dan herbal (jamu). Swamedikasi merupakan upaya awal yang dilakukan diri sendiri untuk pencegahan dan pengobatan gejala penyakit ringan menggunakan obat-obatan golongan obat bebas, bebas terbatas dan multivitamin. Tujuan kegiatan edukasi ini ialah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang DAGUSIBU (dapatkan, gunakan, simpan dan buang) obat dan jamu pada masyarakat di Kel. Tondonggeu, Kec. Nambo, Kota Kendari. Metode edukasi dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi interaktif disertai alat peraga obat dan jamu. Kegiatan edukasi terlaksana dengan baik dengan antusias masyarakat memberikan pertanyaan dan aktif membangun komunikasi yang efektif dua arah mengenai cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar. Kegiatan edukasi dirangkaikan dengan pembagian multivitamin, obat bebas, handsanitizer dan jamu (herbal).
Formulation of Snail Slime (Achatina Fulica) Anti-Acne Emulgel using Tween 80-Span 80 as Emulsifying and HPMC as Gelling Agent Nur Saadah Daud; Achnis Jum Akbar; Eny Nurhikma; Karmilah Karmilah
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 2 (2018): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v1i2.369

Abstract

Acne is the condition of abnormal skin which is indicated by inflammation caused by the bacterial infection of Propionibacterium acnes. The natural one which can be used for the medical treatment of acne is the snail mucus (Achatina fulica). The achasin protein of it has antibacterial activity. That snail mucus was made to the emulgel form. This research has used an experimental method and the emulgel formulation used the various concentration of emulsifying agents and the gelling agent. They were Tween 80 1.76%, 2.44%, 3.12%, Span 80 2.24%, 4.06%, 5.88% and HPMC 3.5%, 4.5%, 5.5%. Other additives were propylene glycol, Methylparaben, Propylparaben, paraffin liquid, menthol, and aquadest. Those formulations were tested in physical evaluation during 4 weeks of storage in room temperature, irritation test, hedonic test, and cycling test. The organoleptic test showed that the emulgel were the milk-white color with a distinctive smell. All emulgel were homogenous, non-irritant, with emulsion type oil in water (o/w). This emulgel also met the normal skin of pH value and spread ability’s range. The emulgel viscosity shift was < 10%, with the viscosity value inversely proportional to spreadability. Formula C with 3.12% of Tween 80, 5.88% of Span 80 and 5.5% of HPMC was claimed as the most stable formula both in room temperature and after cycling test. It was also the most preferred by the panelist.
Total Phenolic and Flavonoid Content, Antioxidant, and Toxicity Test with BSLT of Meistera chinensis Fruit Fraction from Southeast Sulawesi Musdalipah Musdalipah; Selfyana Austin Tee; Karmilah Karmilah; Sahidin Sahidin; Adryan Fristiohady; Agung Wibawa Mahatva Yodha
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 1 (2021): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v4i1.1686

Abstract

Zingiberaceae have a large number of species and still need research to reveal their chemical content. Meistera chinensis is one of the new generations of the Zingiberaceae family, a local and widespread plant in Konawe Regency, Southeast Sulawesi. Empirically, M. chinensis is used as a flavor enhancer in food, aches, and increases body immunity. There are no reports of chemical content or its biological activity. In this study, the fruit of M. chinensis was tested for phytochemicals, antioxidants using the ABTS test, total phenolic, total flavonoid content, and toxicity test with a lethal test for brine shrimp (BSLT). Meistera chinensis was extracted with ethanol and fractionated by ethyl acetate solvent using vacuum liquid chromatography. Phytochemical screening was carried out qualitatively by using the calorimetric method. The fraction toxicity was monitored by BSLT. These fractions for the ABTS method obtained fractions 1-8 (F1-F8) and ascorbic acid were used as controls. The results showed radical scavenging activities fraction of M. chinensis fruit was a very strong activity with IC50 of 42.7±3.53 mg/L (F8). The total phenolic and flavonoid contents were 30.72±1.07 mgGAE/g and 8.02±0.48 mgQE/g, respectively. The phytochemical evaluation contains terpenoids, saponins, phenolics, steroids, alkaloids, and flavonoids. The BSLT toxicity test was found to be very toxic, with an IC50 of 5.2±0.72 mg/L. These findings indicate that the fruit of M. chinensis acts as an antioxidant and toxicity agent.