Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Disfasia Perkembangan Anak di Kota Karawang Hadi Sudarjat; Mally G Sholih; Ahsanal Kasasiah
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 3 No 1 (2018): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBeberapa anak gagal mengembangkan kemampuan berbahasanya tanpa alasan yang jelas. Ketidakmampuan tersebut biasanya terlihat dari kesulitan dalam menghasilkan dan memahami bahasa lisan, kurangnya kepintaran atau gangguan perkembangan lainnya. Hal ini biasanya menyebabkan kesulitan membaca dan menulis,  dalam sejumlah besar kasus,  kesulitan bahasa tersebut akan berlangsung terus-menerus sampai masa remaja. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei- Juni 2018 di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang dan di Masyarakat wilayah Karawang.Penelitian ini bertujuan menggambarkan faktor tingkat tingkat pendidikan ibu, status merokok di keluarga, dan status kehamilan ibu dengan disfasia perkembangan pada anak di Karawang selain itu juga menentukan korelasi antara faktor-faktor tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan metode pengisian quisioner dan wawancara oleh orang tua pasien anak terdiagnosis disfasia sebagai kelompok kasus dan pada orang tua anak pada masyarakat di sekitar sebagai kelompok kontrol.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang paling banyak adalah SMA baik di kelompok kontrol maupun kelompok kasus. Pada kelompok kasus 60% anggota di keluarganya ada yang merokok sedangkan di kelompok kontrol 86,4%. Status kehamilan yang paling banyak adalah multigravida baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Anak yang mengalami panas kejang pada kelompok kasus ada sebanyak 50% sedangkan pada kelompk kontrol ada sebanyak 13,6%. Anak dengan keterpaparan multimedia lebih dari 1 jam di kelompok kasus ada sebanyak 80% sementara di kelompk kontrol sebanyak 31,8%. anggota keluarga yang mengalami disphasia di kelompok kasus ada sebanyak 46,7% sedangkan di kelompok kontrol ada sebanyak 4,6%. Kata Kunci : Disfasia, Identifikasi faktor risiko, dan keterpaparan multimedia
Analisa Implementasi Program Pengendalian Resistensi Antibiotik di salah satu Rumah Sakit di Karawang Ahsanal Kasasiah; Indah Laily Hilmi
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 4 No 1 (2019): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyebab masalah resistensi antimikroba adalah penggunaan antibiotik yang tidak diregulasi.  Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan dapat berperan dalam mempercepat kemunculan mikroba resisten. Berdasarkan hal tersebut, Komite Akreditasi Rumah Sakit mewajibkan rumah sakit terakreditasi memiliki Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) sesuai Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi mengenai implementasi PPRA di salah satu rumah sakit swasta kelas D di Karawang. Hasil penelitian dapat menjadi bahan self-assessment untuk keperluan pengambilan keputusan yang membantu proses akreditasi rumah sakit yang berkaitan dengan PPRA di rumah sakit. Metode pengambilan data adalah triangulasi dengan menggabungkan 3 data yang berasal dari dokumentasi (telusur dokumen), observasi dan  wawancara.  Berdasarkan hasil telusur dokumen, wawancara dan observasi, Implementasi PPRA di salah satu RS Kelas D di Karawang masih memiliki kekurangan, yakni  dukungan finansial yang belum optimal, dan belum adanya Panduan Penggunaan Antibiotik di RS tersebut.  Kata kunci: PPRA, SNARS, Resistensi Antimikroba, Rumah Sakit
Perancangan dan Implementasi Sistem Pendeteksi Fibrilasi Atrium (FA) Portabel Rendah-Biaya insani abadi bangsa; Ahsanal Kasasiah
EEICT (Electric, Electronic, Instrumentation, Control, Telecommunication) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/eeict.v2i2.2443

Abstract

Perekam EKG konvensional yang terdapat pada rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya berharga mahal dan memiliki ukuran yang besar. Hal ini menyebabkan mesin EKG tidak dapat digunakan untuk melakukan monitoring keadaan pasien untuk waktu yang lama, misalnya 12–24 jam. Padahal, beberapa penyakit kardiovaskular seperti fibrilasi atrium (FA) hanya memperlihatkan simtom secara acak dan jarang sehingga sangat kecil kemungkinan penyakit dapat terdeteksi pada saat dilakukan pengecekan EKG di rumah sakit. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem pendeteksi fibrilasi atrium (FA) yang bersifat portabel. Sistem dirancang dan diimplementasikan menggunakan dua mikrokontroler, yaitu Arduino Uno dan Raspberry Pi. Pendeteksian FA dilakukan menggunakan Teager Energy Operator (TEO).Kata Kunci: fibrilasi atrium, elektrokardiogram, teager energy operator
Identifikasi Cemaran Bakteri Coliform dan Escherichia coli Pada Jamu Gendong Dengan Metode Most Probable Number (MPN) di Karawang Timur Rivandia Listi; Ahsanal Kasasiah; Lely Sulfiani Saula
Indobiosains 2022: Volume 4 No 2 Agustus 2022
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/indobiosains.v4i2.8326

Abstract

In Indonesia, herbal medicine is still very popular, especially ginger and curcurma herbs. Both herbs are believed to increase the body's immunity for those who consume them. Processing of herbal medicine which is still carried out with simple process and tools is very possible for contamination by microbes. Coliform bacteria and Escherichia coli are used as indicators of contamination because the habitat of these two bacteria is the digestive tract or in the rest of the feces. These bacteria can cause mild to serious digestive disease. Therefore, it is necessary to conduct this research with the aim of detecting the presence of Coliform and Escherichia coli bacteria and to determine the concentration of these two bacteria in the ginger and curcuma herbs. The research method used is the Most Probable Number (MPN) using 4 samples of herbal medicine with two repetitions. The results showed that Coliform and Escherichia coli contamination were found in all samples. Concentrations Coliform in ginger herbs ranging from 4-2400 MPN/ml while for Escherichia coli it ranged from 4-210 MPN/ml. In Curcuma herbs the Coliform concentration ranges from 21-28 MPN/ml while the value for Escherichia coli ranges from 4-21 MPN/ml. Keywords: MPN, Coliform, Escherichia coli, ginger, curcuma
Generasi Berikutnya: Sel Punca Mesenkim Sebagai Sistem Penghantaran Obat Berbasis Sel Adinda Christianti Suparno; Nabila Rubinadzari; Ahsanal Kasasiah
Majalah Farmasetika Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i2.36303

Abstract

Mesenchymal Stem Cells (MSCs) atau sel punca mesenkim merupakan sel punca dewasa yang bersifat multipoten unik yang berasal dari sumsum tulang. MSCs memiliki sifat regeneratif yang luas dan imunomodulator yang dapat digunakan dalam perbaikan jaringan dan penyembuhan luka. MSCs juga mampu bermigrasi ke tempat peradangan, lokasi jaringan yang cedera, infeksi, dan tumor dengan imunomodulasi lingkungan mikro melalui kontak sel ke sel dan pelepasan faktor terlarut sehingga memfasilitasi adanya perbaikan pada jaringan yang rusak serta merespons kemokin, sitokin, dan faktor pertumbuhan. Berkat adanya karakteristik tersebut MSCs mulai gencar dikembangkan sebagai vektor terapi gen untuk berbagai penyakit termasuk kanker, IDD, epilepsi, gangguan pendengaran sensorineural hingga stroke iskemik. Metode yang digunakan dalam artikel review ini yaitu dengan melakukan peninjauan terhadap literatur, sehingga di dapatkan 6 jurnal internasional yang diperoleh dari PubMed dan ScienceDirect yang telah memenuhi kriteria inklusi, sumber data dipublikasi paling lambat 10 tahun terakhir. Dari beberapa hasil penelitian praklinis yang dilakukan, ditemukan bahwa MSCs memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sistem penghantaran obat berbasis sel generasi berikutnya, yang menjanjikan dalam terapi penyakit glioblastoma, gangguan pendengaran sensorineural, kanker kolekteral, epilepsi, stroke iskemik dan Intervertebral Disc Degeneration (IDD). Namun pada pengembangannya masih ditemui adanya tantangan dalam sistem tersebut, sehingga MSCs saat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut agar ke depannya dapat digunakan secara optimal sebagai sistem penghantaran obat serta dapat dikembangkan secara lebih luas.
Formulasi serta uji aktivitas antioksidan masker peel off ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis F) dengan metode DPPH Devi Ratnasari; Ahsanal Kasasiah
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol14.iss2.art5

Abstract

Intisari Latar belakang : Daun sukun (Artocarpus altilis F) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat karena memiliki senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan, senyawa ini diperlukan oleh kulit untuk mencegah dan mengurangi efek radikal bebas pada kulit. Masker Peel Off adalah sediaan yang dioleskan pada kulit wajah dan terbentuk lapisan film yang tipis dan elastis. Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk membuat formulasi sediaan masker peel-off  yang mengandung ekstrak etanol daun sukun. Metode : Proses ekstraksi dilakukan setelah terlebih dahulu mengetahui konsentrasi pelarut etanol yang mampu menarik flavonoid dalam jumlah yang lebih banyak. Formulasi sediaan masker peel off menggunakan konsentrasi 10% (FI), 20 % (FII) dan 40 % ( FIII).  Penentuan aktivitas antioksidan sediaan masker dilakukan dengan metode peredaman radikal DPPH.Hasil :  Hasil uji antioksidan menunjukan bahwa formula III memiliki aktivitas antioksidan paling besar yaitu 131,7742 µg/mL, diikuti dengan formula II sebesar 183,6459  µg/mL, dan formula I sebesar 274,9315 µg/mL.Kesimpulan : Formulasi masker peel-off dari ekstrak etanol daun sukun telah berhasil dikembangkan dan aktivitas antioksidan pada sediaan masih tinggi.Kata Kunci : Daun Sukun, Masker Peel Off, Antioksidan, FlavonoidPeel-off mask from the ethanolic extract of breadfruit leaves (Artocarpus altilis F): formulationand antioxidant activity test using DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) assayAbstract  Background: The leaves of breadfruit (Artocarpus altilis F) contain a number of secondary metabolites, including flavonoids. Flavonoids have an antioxidant property, which can protect skin from free radicals. Peel-off mask is a preparation applied to the face that forms a thin, elastic film. Objective: This study aimed to formulate peel-off mask from the ethanolic extract of breadfruit leaves and to investigate the antioxidant activity.Methods: The extraction process was carried out after determining the concentration of ethanol solvent that could attract more flavonoids. Three formulations of peel-off mask were prepared with a variation of ethanolic extract concentration of 10% (FI), 20% (FII), and 40% (FIII). Determination of the antioxidant activity of mask preparations was conducted using the DPPH radical reduction method. Results: The antioxidant test showed that the formula with the greatest antioxidant activity of 131.7742 µg/mL was Formula III followed by Formula II with 183.6459 µg/mL, and formula I with 274.9315 µg/mL.Conclusion: The formulation of peel-off mask from the ethanolic extract of breadfruit leaves has been successfully developed, and the antioxidant activity remained high in the preparation.Keywords: Breadfruit leaves, peel-off mask, antioxidant, flavonoid
POLA EKSPRESI GEN pal1, chs7, DAN chi1b1 PADA TAHAP PERTUMBUHAN VARIETAS LOKAL DAUN KEDELAI HITAM (Glycine max (L) Merr.) Ahsanal Kasasiah; Dadang Sumardi; Adi Pancoro
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 2 No 1 (2017): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isoflavon merupakan senyawa fitokimia yang berperan dalam mekanisme pertahanan tanaman dan memiliki manfaat untuk kesehatan. Beberapa gen telah diketahui berperan dalam biosintesis isoflavon, diantaranya, yaitu: gen pal1, chs7 dan chi1b1. Namun demikian, pola ekspresi gen tersebut belum diketahui dengan baik pada varietas kedelai hitam (Glycine max (L.) Merr.). Studi pola ekspresi gen ini diharapkan dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan metabolisme isoflavon. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola ekspresi gen yang berperan penting pada produksi isoflavon di varietas UP 106, UP 115, UP 122, dan UP 157 pada kedelai hitam. Penelitian ini terdiri dari 5 tahap; pengambilan sampel daun pada tahap V3, R2, R5, R6, dan R7; isolasi RNA total; sintesis cDNA; konfirmasi dengan sekuensing; dan PCR kuantitatif. Pada penelitian ini, gen yang diisolasi adalah pal1, chs7, dan chi1b1. Hasil penelitian pada keempat varietas menunjukkan pada daun kedelai hitam, ekspresi gen pal1 bervariasi selama tahap perkembangan, sementara ekspresi gen chs7 menunjukan kecenderungan peningkatan ekspresi gen selama tahap pertumbuhan dan gen chi1b1menunjukkan peningkatan pada tahap awal reproduktif namun menurun di tahap akhir. Pola ekspresi masing-masing gen ini kemungkinan disebabkan oleh faktor tranksripsi yang khas berkaitan dengan masing-masing tahap pertumbuhan kedelai hitam.Kata kunci: isoflavon, kedelai hitam , pal1, chs7, chi1b1
Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) dengan Metode DPPH Fika Setra Rikantara; Marsah Rahmawati Utami; Ahsanal Kasasiah
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.8819

Abstract

ABSTRAKPada era modern ini pola hidup masyarakat telah mengalami perubahan yang berdampak buruk pada kesehatan, selain itu kondisi lingkungan yang memburuk seperti banyaknya polusi juga akan menyebabkan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas dapat dicegah oleh senyawa antioksidan. Salah satu sumber antioksidan alami yaitu sirsak (Annona muricata L.) dan pepaya (Carica papaya L). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai aktivitas antioksidan kombinasi daun sirsak dan daun pepaya. Sampel daun sirsak dan daun pepaya dikombinasi dengan variasi perbandingan  ((1:0) (0:1) (1:1) (1:2) dan (2:1)) dengan konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 μg/mL sedangkan vitamin C sebagai pembanding dibuat dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 μg/mL. Tiap seri konsentrasi ditambahkan DPPH 40 ppm dan diinkubasi selama 30 menit, lalu diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometri Visibel pada panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50 yang didapatkan untuk ekstrak daun sirsak (1:0) sebesar 11,484 μg/mL, nilai IC50 ekstrak daun pepaya (0:1) sebesar 53,668 μg/mL, nilai kombinasi ekstrak daun sirsak (1:1) ekstrak daun pepaya sebesar 25,666 μg/mL, nilai IC50 kombinasi ekstrak daun sirsak (1:2) ekstrak daun pepaya sebesar 50,305 μg/mL, dan nilai IC50 kombinasi ekstrak daun sirsak (2:1) ekstrak daun pepaya sebesar 16,552 μg/mL sedangkan nilai IC50 vitamin C sebesar 3,365 μg/mL. Hasil penelitian untuk seri kombinasi meningkatkan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun pepaya namun akan menurunkan aktivitas antioksidan ekstrak daun sirsak. Kata kunci : Antioksidan; Daun Sirsak ; Daun Pepaya; DPPH; Spektrofotometri UV-Vis.ABSTRACTIn this modern era, people's lifestyles have undergone changes that have a negative impact on health, in addition to deteriorating environmental conditions such as the amount of pollution will also cause the formation of free radicals. Free radicals can be prevented by antioxidant compounds. One of the sources of natural antioxidants are soursop (Annona muricata L.) and papaya (Carica papaya L. This study was conducted to obtain the value of the antioxidant activity of the combination of soursop leaves and papaya leaves. Soursop leaf and papaya leaf samples were combined with various comparisons ((1:0). ) (0:1) (1:1) (1:2) and (2:1)) with concentrations of 20, 40, 60, 80 and 100 μg/mL while vitamin C as a comparison was made with concentrations of 2, 4, 6 , 8, and 10 μg/mL. Each concentration series was added with 40 μg/mL DPPH and incubated for 30 minutes, then the absorbance was measured using Visible Spectrophotometry at a wavelength of 517 nm. The IC50 value obtained for soursop leaf extract (1:0) was 11,484 g /mL, the IC50 value of papaya leaf extract (0:1) was 53,668 g/mL, the combination value of soursop leaf extract (1:1) papaya leaf extract was 25,666 μg/mL, the IC50 value of the combination of soursop leaf extract (1:2) extract papaya leaves of 50,305 μg/mL, and the IC50 value of the combination of soursop leaf extract (2:1) ext. papaya leaf shelf is 16,552 μg/mL while the IC50 value of vitamin C is 3,365 μg/mL. The results for the combination series increased the antioxidant activity of the ethanol extract of papaya leaves but decreased the antioxidant activity of the soursop leaf extract.Keywords : Antioxidant; Soursop leaves; Papaya leaves; DPPH; Spectrophotometry UV-Vis.
Analisis Sumber Cemaran Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp pada Minuman Jamu Serbuk Instan Temulawak dan Kunyit Asam di Depot Jamu Kabupaten Karawang Cartas Cartas; Ahsanal Kasasiah; Indah Laily Hilmi
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9191

Abstract

ABSTRAKJamu serbuk instan adalah jamu yang dihaluskan menjadi serbuk yang terbuat dari tumbuhan yang berpotensi sebagai obat. Jamu berbentuk serbuk memiliki keunggulan yaitu praktis dan cepat dalam penyajiannya, serta memiliki masa simpan yang relatif lama. Jamu serbuk yang dijajakan penjual dapat diseduh di tempat menggunakan air dari penjual ataupun pembeli dapat menyeduh jamu sendiri di rumah dengan menggunakan air milik pembeli. Jamu yang tidak mengalami proses pengolahan dan pemanasan sempurna bisa menjadi pemicu kontaminasi mikroorganisme yang tinggi. Kebersihan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan jamu instan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cemaran bakteri coliform, Escherichia coli dan Salmonella sp pada jamu serbuk instan temulawak dan kunyit asam yang dijual di Kabupaten Karawang. Metode yang digunakan yaitu MPN (Most Probable Number) merupakan metode untuk mengidentifikasi bakteri coliform dan Escherichia coli dengan mendekati angka paling mungkin dari cemaran bakteri tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa sampel jamu kunyit asam dan temulawak serbuk yang diseduh menggunakan air galon positif mengandung bakteri Escherichia coli dengan nilai MPN yaitu 460 MPN, 210 MPN dan 93 MPN, 150 MPN. Semua sampel negatif bakteri Salmonella sp.Kata kunci : Jamu Serbuk Instan; Coliform; Escherichia coli; Salmonella sp; MPN.ABSTRACTInstant powdered herbal medicine is herbal medicine that is mashed into powder made from plants that have the potential as medicine. Powdered herbal medicine has the advantage of being practical and fast in serving and has a relatively long shelf life. The powdered herbal medicine sold by the seller can be brewed on the spot using water from the seller or the buyer can brew his own herbal medicine at home using the buyer's water. Herbal medicine that does not undergo a perfect processing and heating process can be a trigger for high microbial contamination. The cleanliness of the tools and materials used for the manufacture of instant herbal medicine greatly affects the growth of pathogenic bacteria. This study aims to identify the contamination of coliform bacteria, Escherichia coli and Salmonella sp in instant herbal powders of temulawak and kunyit asam that are sold in Karawang Regency. The method used is MPN (Most Probable Number) which is a method to identify coliform and Escherichia coli bacteria by approaching the most probable number of bacterial contamination. The results showed that samples of kunyit asam and temulawak powder that were brewed using gallon water were positive for Escherichia coli bacteria with MPN values of 460 MPN, 210 MPN and 93 MPN, 150 MPN. All samples were negative for Salmonella sp.Keywords : Instant powdered herbal; Coliform; Escherichia coli;Salmonella sp; MPN.
Analisis Faktor Kepatuhan Pasien Terhadap Penggunaan Antibiotik Cefadroxil Di Klinik A Bekasi Timur Rizky Abdul Majid; Mally Ghinan Sholih; Ahsanal Kasasiah
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9091

Abstract

ABSTRAKAntibiotik adalah obat yang memerlukan perhatian khusus dalam penggunaannya. Intensitas penggunaan antibiotik yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan menganalisis gambaran tingkat kepatuhan pasien dalam penggunaan antibiotik cefadroxil di salah satu Klinik Bekasi Timur Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis dengan desain  cross-sectional dimulai pada bulan Februari 2022 hingga Maret 2022. Penelitian menunjukkan Timur menunjukan bahwa 59% pasien patuh terhadap penggunaan antibiotik cefadroxil. Terdapat hubungan yang signifikan(p 0.001) antara tingkat pengetahuan responden terhadap kepatuhan penggunaan antibiotik cefdaroxil. Terdapat hubungan signifikan (0.001) antara sikap responden terhadap kepatuhan penggunaan antibiotik cefadroxil. Kata kunci : Antibiotik; Kepatuhan; Resistensi; Cross-sectional; Cefadroxil.ABSTRACTAntibiotics are drugs that require special attention in their use. The high intensity of use of antibiotics can cause various problems and is a global threat to health, especially bacterial resistance to antibiotics. This study is a descriptive analysis study with a cross-sectional design to determine patient compliance with the use of cefadroxil antibiotics at Clinic A, East Bekasi starting from February 2022 to March 2022. The study showed Timur showed that 59% of patients adhered to the use of cefadroxil antibiotics. There is a significant relationship between the level of knowledge of respondents on adherence to the use of cefdaroxil antibiotics. There is a significant relationship between respondents' attitudes towards adherence to the use of cefadroxil antibiotics.Keywords : Antibiotics; Obedience; Resistance; Cross-sectional; Cefadroxil.