Heru Arif Pianto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora

PENTINGNYA PENULISAN SEJARAH LOKAL DI PACITAN TAHUN 1999-2014 Heru Arif Pianto
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.612 KB) | DOI: 10.30738/sosio.v2i2.553

Abstract

Dewasa ini orang- orang hanya membicarakan masalah kekinian saja serta melupakan segala persoalan masa lampau. Sebagian orang ketika bertemu hanya membicarakan masalah yang berkaitan dengan suatu persoalan yang sulit dicerna dan tidak dapat diketahui titik temu dari persoalan itu, seperti hanya membicarakan masalah pesta demokrasi, pemilihan kepala daerah, pemilihan presiden bahkan legislatif. Persoalan masa lampau banyak yang mereka lupakan dan hanya digunakan sebagai barang antik yang tidak ada manfaatnya. Hal ini sebenarnya mengandung suatu dampak yang negatif. Banyak persoalan itu yang harus diselesaikan dengan memanfaatkan sejarah lokal. Hanya saja tergantung bagaimana mengemasnya dengan baik. Sejarah lokal memiliki potensi penting karena hanya dengan sejarahlah kepribadian daerah dapat ditemukan. Oleh karena itu betapa pentingnya penulisan sejarah daerah dalam rangka ikut memberikan sumbangan untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi oleh daerah. Luaran hasil penelitian ini diharapkan (1) menjadi artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal yang ber ISSN, (2) Publikasi hasil penelitian melalui seminar nasional yang diikuti oleh berbagai dosen dan mahasiswa pada perguruan tinggi, (3) Menjadi sebuah acuan untuk penyusunan materi sejarah lokal. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah metode penelitian sejarah, dengan cara merekonstruksi masa lampau melalui proses pengujian dan analisis secara kritis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau. Secara garis besar penelitian sejarah terbagi menjadi empat tahapan yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Kata Kunci: Penulisan, Sejarah, Lokal
KERATON DEMAK BINTORO MEMBANGUN TRADISI ISLAM MARITIM DI NUSANTARA Heru Arif Pianto
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.14 KB) | DOI: 10.30738/sosio.v3i1.1521

Abstract

Kingdom of Demak is the oldest Islamic kingdom in Java. In addition Bintoro Demak Sultanate is also an area where the pedagn anchored link from various directions. Traders anchored while utilizing Demak as a transit point and peddle copies merchandise. In addition Demak is also supported by geography high potential to develop maritime culture. Even when the days of the kingdom of Demak Duke Unus very advanced, even with the Duke Unus effort that attack invaders to cross the sea, even referred to as Prince maritime. It is sufficient evidence that marine science is already well developed. This research is historical. While the methods used in this research is the method of historical research, consisting of four steps, ie, heuristic, criticism, interpretation and historiography. The results showed that as the maritime kingdom of Demak perform its function as a link and transit between producing spices in eastern Indonesia and the Malacca as a market in western Indonesia. That's why an initiative arising from Demak ruler of Malacca to manggantikan position as a trading center, both nationally and internationally. To realize all this, we intend to occupy Malacca Demak Bintoro advance to expel the Portuguese who has been in power since 1511 AD. The effort was made when in 1511 AD, Demak under the leadership of Duke Unus voyage to Malacca hold together his forces to carry out a massive attack against the Portuguese, although no results.Keywords : Islamic tradition, Maritime, Nusantara