Musik tidak hanya dipahami dari perspektif psikologi musik, yang melibatkan melodi, harmoni, dan ritme untuk menganalisis perilaku manusia. Ada cara lain untuk menelaah perilaku itu yaitu analisis makna. Kekuatan makna dipandang mampu mengubah perilaku manusia. Melalui teori komunikasi kekuatan makna itu dapat diidentifikasi, melalui proses interpretasi dan asosiasi, sampai terjadinya perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini juga disebabkan adanya hubungan personal antara manusia dengan trancendent, bahkan hubungan ini memiliki makna yang lebih dalam dari pada musik itu sendiri. Di dalam musik gereja, musik hanyalah sarana, akan tetapi syair-syair di dalamnya mengacu pada Alkitab, maka syair di dalam musik gereja bisa disebut “sastra doa”. Penelitian ini bertujuan menemukan makna di balik lagu-lagu pujian. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan kritik sastra. Teks-teks lagu pujian itu kemudian dianalisis. Objek material di dapat dari berbagai sumber kepustakaan, termasuk beberapa teks lagu pujian yang lazim dinyanyikan di gereja Karismatik. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa aspek syair (kata-kata) yang terdapat di dalamnya menduduki peranan yang lebih penting dibandingkan aspek musikalnya, sebab syair atau lirik lagu memperlihatkan hubungan personal antara manusia dengan Yang Transenden yakni Yesus Kristus