Rodemeus Ristyantoro
Staf Pusat Pengembangan Etika (PPE), Unika Atma Jaya Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mungkinkah Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pemikiran EkonomiBisnis Sosial Muhammad Yunus? Rodemeus Ristyantoro
Respons: Jurnal Etika Sosial Vol 22 No 01 (2017): Respons: Jurnal Etika Sosial
Publisher : Center for Philosophy and Ethics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/respons.v22i01.449

Abstract

ABSTRAK: Sistem ekonomi mana pun bertujuan untuk menyejahterakan masyarakatdengan caranya masing-masing, tak terkecuali kapitalisme dan sosialisme. Tetapi,kapitalisme dan sosialisme gagal menjalankan tugas tersebut. Kapitalisme terlalumeremehkan peran pemerintah dan menyebabkan kesenjangan semakin tajamdalam masyarakat. Sementara sosialisme (komunisme) terlalu mengandalkan peran pemerintah. Akibatnya, kebebasan individual terampas dan kreativitas melemah. Kondisi seperti itu mendorong Muhammad Yunus untuk menemukan jalankeluar bagaimana menciptakan masyarakat sejahtera.Yunus, penerima HadiahNobel Perdamaian 2006, menggagas teori baru yang dapat dijadikan alternatifmengentaskan kemiskinan. Dia menyebut hal itu sebagai “Bisnis Sosial”. Paradigmabaru tersebut mau menjungkirbalikan paradigma lama yang menganggap bisnis selalu berorientasi pada keuntungan diri semata (self-interest). Dalam bisnis sosialkeuntungan tetap menjadi bagian dalam cara kerjanya, namun keuntungan tidakdemi kepentingan pemodal. Bisnis sosial lebih berorientasi pada perubahan sosialyang lebih baik. Pertanyaannya mungkinkah paradigma Yunus dapat diaplikasikan?KATA KUNCI: Kapitalisme, paradigma bisnis sosial, ordo-liberal, neoliberal, welfarestate.ABSTRACT: Both capitalism and socialism basically aim at reaching societal prosperity.But both of them failed. While capitalism underestimates the role of government andcauses a sharper economic gap in society, socialism (communism) underestimates theindividual freedom and weakens the creativity. Such conditions encouraged MuhammadYunus to find a way out how to create a prosperous society. Yunus, the recipient of the2006 Nobel Peace Prize, initiated a new theory that could be used as an alternative toalleviate poverty. Hecalled it “Social Business”. Assuming that business is not alwaysoriented to self-interest,Yunus is adamant to argue that social business could produce abetter social change.KEYWORDS: Capitalism, social business paradigm, ordo-liberal, neoliberalism, welfarestate.
Mungkinkah Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pemikiran EkonomiBisnis Sosial Muhammad Yunus? Rodemeus Ristyantoro
Respons: Jurnal Etika Sosial Vol 22, No 01 (2017): Respons
Publisher : Respons: Jurnal Etika Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.488 KB)

Abstract

ABSTRAK: Sistem ekonomi mana pun bertujuan untuk menyejahterakan masyarakatdengan caranya masing-masing, tak terkecuali kapitalisme dan sosialisme. Tetapi,kapitalisme dan sosialisme gagal menjalankan tugas tersebut. Kapitalisme terlalumeremehkan peran pemerintah dan menyebabkan kesenjangan semakin tajamdalam masyarakat. Sementara sosialisme (komunisme) terlalu mengandalkan peran pemerintah. Akibatnya, kebebasan individual terampas dan kreativitas melemah. Kondisi seperti itu mendorong Muhammad Yunus untuk menemukan jalankeluar bagaimana menciptakan masyarakat sejahtera.Yunus, penerima HadiahNobel Perdamaian 2006, menggagas teori baru yang dapat dijadikan alternatifmengentaskan kemiskinan. Dia menyebut hal itu sebagai “Bisnis Sosial”. Paradigmabaru tersebut mau menjungkirbalikan paradigma lama yang menganggap bisnis selalu berorientasi pada keuntungan diri semata (self-interest). Dalam bisnis sosialkeuntungan tetap menjadi bagian dalam cara kerjanya, namun keuntungan tidakdemi kepentingan pemodal. Bisnis sosial lebih berorientasi pada perubahan sosialyang lebih baik. Pertanyaannya mungkinkah paradigma Yunus dapat diaplikasikan?KATA KUNCI: Kapitalisme, paradigma bisnis sosial, ordo-liberal, neoliberal, welfarestate.ABSTRACT: Both capitalism and socialism basically aim at reaching societal prosperity.But both of them failed. While capitalism underestimates the role of government andcauses a sharper economic gap in society, socialism (communism) underestimates theindividual freedom and weakens the creativity. Such conditions encouraged MuhammadYunus to find a way out how to create a prosperous society. Yunus, the recipient of the2006 Nobel Peace Prize, initiated a new theory that could be used as an alternative toalleviate poverty. Hecalled it “Social Business”. Assuming that business is not alwaysoriented to self-interest,Yunus is adamant to argue that social business could produce abetter social change.KEYWORDS: Capitalism, social business paradigm, ordo-liberal, neoliberalism, welfarestate.