Sindrom Premenstruasi adalah sekumpulan gejala berupa perubahan fisik dan psikis yang dialami oleh wanita 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Keluhan yang ditimbulkan bisa bervariasi bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat sampai berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik. Salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya sindrom premenstruasi adalah faktor kebiasaan yaitu konsumsi kafein. Mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang berlebih dapat menimbulkan efek salah satunya adalah sindrom premenstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi konsumsi kafein terhadap sindrom premenstruasi pada mahasiswa kedokteran angkatan 2013 - 2015 Universatas Muhammadiyah Purwokerto. Metode dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sample random sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi fakultas kedokteran angkatan 2013-2015 Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Subjek dalam pnelitian ini 40 subjek penelitian, data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan regresi logistik. Dari penelitian ini didapatkan bahwa frekuensi konsumsi kafein pada mahasiswi kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan nilai (p=0,235). Kafein dikontrol usia, usia menarche, dan Indeks Massa Tubuh tidak meningkatkan risiko terjadinya sindrom premenstruasi (OR=1,05; CI 95%=0,98-1,09; p=0,105). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa frekuensi konsumsi kafein tidak berpengaruh pada sindrome premenstruasi pada mahasiswi kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Kata kunci: frekuensi konsumsi kafein, sindrom premenstruasi, mahasiswi