Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Medica Hospitalia

Gangguna Tidur Pada Anak Palsi Serebral Hendriani Selina; Winres Priambodo; M Sakundarno
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 2 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.752 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i2.54

Abstract

Latar belakang : Gangguan tidur bisa terjadi pada 25% anak normal. Tetapi pada anak anak palsi serebral (CP) yang sering mengalami keterlambatan pada berbagai aspek perkembangan, kejadian gangguan tidur lebih sering terjadi. Gangguan tidur memerlukan pemeriksaan polisomnogram yang tidak selalu dapat dilakukan di setiap pusat kesehatan karena keterbatasan sarana. Sebagai alternatif dapat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner Child's Sleep Habits Questionare (CSHQ) yang dikembangkan oleh Owen dari Amerika Serikat. Tujuan penelitian adalah mengetahui adanya gangguan tidur serta jenis gangguan tidur pada masing masing tipe palsi serebral. Metode : Penelitian deskriptif dilakukan di YPAC cabang Semarang bulan Maret sampai Juli 2006 pada anak palsi serebral usia 4–12 tahun. Digunakan kuesioner CSHQ dengan cut off point > 41 sebagai tanda bahwa terdapat gangguan tidur. Kuesioner diisi oleh orang tua atau pengasuh pasien. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil : Lima puluh anak masuk dalam kriteria inklusi, didapatkan 96% dengan gangguan tidur. Pada 41 anak palsi serebral tipe spastik didapatkan gangguan tidur dominan berupa sleep onset delay (65%), satu anak tipe diskinetik didapatkan bedtime resistance, dua anak palsi serebral tipe ataksik dengan sleep anxiety dan enam anak palsi serebral tipe campuran dengan parasomnias (83%). Simpulan : Sebagian besar (96%) anak palsi serebral menderita gangguan tidur. Berbagai tipe palsi serebral mempunyai gangguan tidur dominan yang berbeda. Kata kunci: gangguan tidur, palsi serebral, CSHQ
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Ketrampilan Makan Bayi Usia 6-12 Bulan Budi Nurcahyani; Maria Mexitalia; J Susanto; M Sakundarno
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 3 No. 2 (2015): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.192 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v3i2.218

Abstract

Latar belakang : Walaupun WHO tahun 2001 telah mengeluarkan deklarasi tentang ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, tetapi sebagian besar bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Ketrampilan makan bayi yang diawali dengan belajar menyusu ibu, secara bertahap diikuti dengan belajar mengkonsumsi berbagai jenis makanan pendamping ASI dan selanjutnya beraneka ragam makan lain yang biasa dikonsumsi oleh anak yang lebih besar atau orang dewasa. Perkembangan motorik kasar, motorik halus, motorik oral, merupakan dasar penilaian ketrampilan makan dan pemberian makanan tambahan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan ketrampilan makan pada bayi. Metode : Desain penelitian ini adalah longitudinal prospektif dengan subyek bayi usia 6 -2 bulan di Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang-Semarang. Subyek penelitian terdiri dari 69 bayi. Diikuti lama pemberian ASI eksklusif, cara pemberian makan, jenis makanan yang diberikan. Kemudian dinilai perkembangan motorik oral, motorik kasar, motorik halus dan ketrampilan makan setiap bulan sampai anak usia 12 bulan. Hasil : Dari total sampel 69 bayi, terdapat 23 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan dan 46 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Rerata pemberian ASI eksklusif selama 2,31 bulan. Pemberian ASI eksklusif paling lama pada ibu dengan pendidikan sedang. Perkembangan motorik kasar, motorik halus, motorik oral pada penelitian ini memiliki kisaran umur yang luas. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok bayi yang mendapat ASI eksklusif 4 bulan dan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan perkembangan ketrampilan makan pada bayi usia 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan. Pada usia 12 bulan didapatkan semua bayi mempunyai ketrampilan makan sesuai umur. Simpulan : Tidak ada perbedaan yang bermakna pada perkembangan ketrampilan makan antara kelompok bayi yang mendaptkan ASI eksklusif 4 bulan dan kelompok bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.