Agus Wahyudi
(Sosial Ekonomi), (h-index : 2), Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Tanaman Industri

INOVASI TEKNOLOGI DAN INOVASI KELEMBAGAAN MENDUKUNG KEBERLANJUTAN USAHATANI LADA DI KALIMANTAN TIMUR / Technology and Institution Innovation Supporting the Sustainability of Pepper Farming System in East Kalimantan Agus Wahyudi; Suci Wulandari
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v25n2.2019.108-124

Abstract

Pepper farming in East Kalimantan has faced many obstacles. It is shown by the decline in pepper production in the last five years and the pepper conversion. This condition will affect the sustainability of pepper farming in East Kalimantan, as one of the national white pepper centers. Consequently, it is important to analyze and to establish a technology and institutional innovations. The study aimed to: (1) measure and analyze the sustainability of pepper farming, (2) identify technology innovation, (3) map the opportunities for adoption, and (4) develop institutional innovation and support system. The sustainability analysis of farming was done using weighting and rating methods. Data were collected in Kutai Kertanegara Regency, East Kalimantan in 2016. Results showed that the sustainability level of pepper farming is 3.0062, in the good category, but with a very low value. The environmental aspects provided the greatest value of the contribution to sustainability, followed by economic aspects and social aspects. Technology innovation was needed to overcome the problems. Nevertheless, technology adoption was relatively low. This was influenced by several factors, such as economic factors namely costs and income, social factors namely institutions and facilities support, and technological factors namely suitability and ease of implementation. Therefore, technology innovation needs to be supported by institutional innovation. The types of institutional innovations consist of: (1) establishment of working groups, (2) development of Seed Self-Reliance Region, (3) regulations related to quality standards and monitoring mechanisms, and (4) joint sales, as well as supporting facility to accelerate innovation adoption.Keyword: sustainability index, technology adoption, economic, support facilities. AbstrakUsahatani lada di Kalimantan Timur masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, yang ditunjukkan oleh penurunan kemampuan produksi setelah lima tahun dan adanya konversi usahatani dari lada menjadi komoditas lain. Hal ini akan mempengaruhi keberlanjutan usahatani lada di Kalimantan Timur sebagai salah satu sentra lada putih nasional. Oleh karena itu penting untuk dianalisis dan disusun inovasi teknologi dan kelembagaan untuk mengatasinya. Kajian bertujuan untuk (1) mengukur dan menganalisis keberlanjutan usahatani lada, (2) identifikasi inovasi teknologi, (3) pemetaan peluang adopsi, serta (4) menyusun inovasi kelembagaan dan dukungan bagi peningkatan adopsi inovasi. Analisis keberlanjutan usahatani dilakukan dengan menggunakan metode weighting dan rating. Pengambilan data dilakukan di Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur pada tahun 2016. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat keberlanjutan usahatani lada memiliki nilai 3,0062 masuk kategori baik, namun dengan nilai sangat rendah pada kelas tersebut. Aspek lingkungan memberikan nilai kontribusi terbesar terhadap keberlanjutan, diikuti dengan aspek ekonomi dan aspek sosial. Inovasi teknologi diperlukan untuk mengatasi permasalahan sehingga terbangun keberlanjutan usahatani lada. Secara umum, peluang adopsi teknologi masih relatif rendah.  Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ekonomi yaitu dari sisi biaya dan pendapatan, faktor sosial yaitu kelembagaan dan dukungan fasilitas, serta faktor teknologi yaitu kesesuaian dan kemudahan dalam menerapkan teknologi. Oleh karena itu inovasi teknologi perlu didukung dengan inovasi kelembagaan. Jenis inovasi kelembagaan bagi peningkatan keberlanjutan usahatani lada yaitu: (1) pembentukan kelompok kerja, (2) pengembangan desa mandiri benih, (3) regulasi terkait standar mutu dan mekanisme pengawasan, serta (4) penjualan bersama, Selain itu juga perlu dukungan fasilitas untuk mempercepat adopsi inovasi.Kata kunci: indeks keberlanjutan, adopsi teknologi, ekonomi, fasilitas pendukung.
PRIORITAS KEBIJAKAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN LADA DI KABUPATEN BANGKA SELATAN / Policy Priorities for Developing Pepper Seed System in The Regency of South Bangka Agus Wahyudi; Suci Wulandari
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 23, No 2 (2017): Desember, 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v23n2.2017.72-82

Abstract

Pepper farming is dominant in South Bangka Regency. Pepper production in South Bangka reached 50.92% of total production in Bangka Belitung Islands Province, but productivity only achieved 1.29 ton/ha. One of essential factors to pursue the improvement of pepper production is recomended seeds, on the other side the seed systems is not developed yet. To support the development of pepper farming system required a reliable seed system. The objective of the study are to analyze the system of pepper seed, and to set priority policy development of pepper seed system. The method used to develop policy priorities is the Analytical Hierarchy Process (AHP), which is supported by descriptive statistics.The performance of pepper seed system in South Bangka Regencyhas not been able to produce quality seeds that are easily accessible by farmers. The using of superior seeds is still low. This is related to the limited availability of seeds, price of seed, availability of certain seeds sources, knowledge of the benefits of high quality seeds, and limited information about seeds. Government is the institution that most influence the development of seed system. The price of white pepper is a factor most influences pepper seed system, followed by the performance of pepper seed production, pepper seed quality, and competition among seed producers. The policy required to support major pepper development is developingparent garden, followed by enhancing seed breeder capability, improving seed quality control system, developing seed infrastructure, creating partnership, developing seed information system, and increasing access to credit.Keywords: seed, pepper, seed system, policy development AbstrakUsahatani lada mendominasi pertanian di Kabupaten Bangka Selatan. Produksi lada Bangka Selatan mencapai 50,92% dari total produksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun produktivitas usahatani lada saat ini baru mencapai1,29 ton/ha dan berpotensi untuk ditingkatkan. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas adalah masih tingginya penggunaan benih asalan di tingkat petani karena sistem perbenihan yang menghasilkan benih bermutu belum berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem perbenihan lada dan menyusun prioritas kebijakan pengembangan sistem perbenihan lada. Metode yang digunakan untuk menyusun prioritas kebijakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) yang ditunjang dengan statistik deskriptif. Kinerja sistem perbenihan lada di Kabupaten Bangka Selatan yang saat ini berjalan belum mampu menghasilkan benih bermutu yang mudah diakses oleh petani, walaupun sudah terdapat beberapa pelaku yang mengarah untuk terbangunnya sistem perbenihan tersebut. Penggunaan bibit unggul yang masih rendah terkait dengan keterbatasan ketersediaan benih bina, tingginya harga benih bina, belum tersedianya sumber benih jenis tertentu, pengetahuan masyarakat akan manfaat benih unggul bermutu yang masih rendah, serta keterbatasan informasi mengenai benih. Pemerintah merupakan lembaga yang memberikan pengaruh terbesar dalam pengembangan sistem perbenihan. Harga lada putih menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pengembangan sistem perbenihan lada, diikuti oleh kinerja produksi benih lada, mutu benih lada, dan persaingan antar produsen benih. Kebijakan utamayang diperlukan untuk mendukung pengembangan lada adalah pembangunan kebun induk, dan diikuti dengan kebijakan lain yaitu: peningkatan kemampuan penangkar benih, perbaikan sistem pengawasan mutu benih, pembangunan infrastruktur benih, pengembangan kemitraan, pengembangan sistem informasi perbenihan dan peningkatan akses kredit.Kata kunci: benih, lada, sistem perbenihan, pengembangan kebijakan