Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Buletin Palawija

TANGGAP TANAMAN KACANG TANAH TERHADAP PEMBERIAN AMELIORAN PADA TANAH SALIN Afandi Kristiono; Sri Wahyuningsih; Abdullah Taufiq
Buletin Palawija Vol 13, No 1 (2015): Buletin Palawija Vol 13 No 1, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v13n1.2015.p55-63

Abstract

Ameliorasi adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ameliorasi terhadappertumbuhan dan hasil kacang tanah pada tanah salin. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Balitkabi pada bulan Maret – Juni 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor I adalah dua tingkat salinitas tanah (tanah dengan DHL 2,0–2,3 dS/m dan DHL 2,8–3,2 dS/m). Faktor II adalah pemberian amelioran (kontrol, 120 kg K2O/ha, 2,5 t/ha dolomit, 2,5 t/ha gipsum, 2,5 t/ha pupuk kandang). Varietas kacang tanah yang digunakan adalah Domba (tipe Valencia). Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, bobot kering tajuk dan akar, indeks kandungan klorofil, hasil dan komponen hasil, analisis tanah sebelum tanam dan sesudah panen serta analisis tanaman saat panen. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan kacang tanah terhambat dan gagal membentuk polong meskipun pada perlakuan salinitas rendah (2,0–2,3 dS/m). Pemberian amelioran 120 kg/ha K2O, dolomit, gipsum, dan pupuk kandang dengan dosis 2,5 t/ha meningkatkan kandungan hara K, Ca, dan Mg serta memperbaiki keseimbangan K/Na, Ca/Na, dan Mg/Na, tetapi tidak efektif memperbaiki pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Berdasarkan data tersebut, tampaknya diperlukan pencucian garam di daerah perakaran untuk menurunkan tingkat salinitas agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Pengaruh Genotipe dan Ameliorasi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Pada Tanah Salin Abdullah Taufiq; Andy Wijanarko; Afandi Kristiono
Buletin Palawija Vol 14, No 1 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 1, 2016
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v14n1.2016.p1-8

Abstract

Penanaman kultivar toleran yang dikombinasikan dengan ameliorasi merupakan cara pengelolaan yang efektif untuk peningkatan produktivitas lahan salin. Tujuan penelitian adalah mendapatkan amelioran yang efektif guna memperbaiki pertumbuhan dan hasil kedelai pada tanah salin. Penelitian dilaksanakan pada lahan salin di Tuban pada bulan Juni–September 2015. Perlakuan terdiri atas dua faktor yang disusun dalam rancangan acak kelompok, tiga ulangan. Faktor I adalah dua genotipe kedelai (Anjasmoro dan galur K-13), dan faktor II adalah enam macam ameliorasi tanah (tanpa amelioran sebagai kontrol, 120 kg/ha K2O, 2,5 t/ha dolomit, 2,5 t/ha gipsum, 2,5 t/ha pupuk kandang, dan 1,5 t/ha gipsum + 2,5 t/ha pupuk kandang. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi cekaman salinitas, pertumbuhan Anjasmoro tidak berbeda dengan galur K-13. Toleransi varietas Anjasmoro terhadap salinitas berkaitan dengan kemampuannya menyerap K lebih banyak, sedangkan galur K-13 berkaitan dengan kemampuannya menghambat penyerapan Na. Ameliorasi dengan 120 kg K2O/ha, 2,5 t/ha pupuk kandang, atau kombinasi 2,5 t/ha pupuk kandang dengan 1,5 t/ha gipsum efektif meningkatkan produktivitas kedelai toleran salinitas pada tanah salin.
PENGARUH PUPUK ORGANIK KAYA HARA SANTAP NM1 DAN SANTAP NM2 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PADA TANAH VERTISOL Siti Muzaiyanah; Afandi Kristiono; Subandi Subandi
Buletin Palawija Vol 13, No 1 (2015): Buletin Palawija Vol 13 No 1, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v13n1.2015.p74-82

Abstract

Di Indonesia, rata-rata produktivitas kedelai Indonesia yang sebagian besar diusahakan pada lahan non-masam masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain kesuburan atau kandungan hara dalam tanah rendah. Oleh karenanya pemupukan yang sesuai merupakan salah satu upaya penting yang harus mendapat perhatian dalam meningkatkanproduktivitas kedelai nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kaya hara Santap NM1 dan Santap NM2 beserta kombinasinya dengan pupuk anorganik (Phonska berkandungan 15% N, 15% P2O5, 15% K2O, dan 10% S) dalam memperbaiki pertumbuhan dan hasil kedelai pada tanah Vertisol. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Ngale (Ngawi, Jawa Timur), mulai bulan Februari hingga April 2012. Percobaan menggunakan 12 perlakuan pemupukan (meliputi beberapa jenis, takaran, dan kombinasi pupuk) disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Pada tanah Vertisol, penggunaan pupuk Santap NM1 dan Santap NM2baik secara terpisah maupun yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik (Phonska) meningkatkan jumlah bintil akar efektif, kandungan klorofil dalam daun, dan tinggi tanaman kedelai varietas Anjasmoro.Hal ini juga meningkatkan jumlah polong isi per tanaman, bobot 100 biji, dan hasil biji kedelai. Penggunaan pupuk organik Santap NM1 atau SantapNM2 pada takaran 1.500 kg/ha mampu menggantikan 50% takaran pupuk anorganik NPKS, setara dengan 150 kg Phonska dan memberi hasilkedelai 2,21–2,56 t/ha.
PENGARUH AMELIORASI TANAH SALIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU Sri Wahyuningsih; Afandi Kristiono; Abdullah Taufiq
Buletin Palawija Vol 15, No 2 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 2, 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v15n2.2017.p69-77

Abstract

Salinitas menghambat pertumbuhan dan menurunkan produktivitas tanaman. Ameliorasi tanah salin diperlukan untuk mengurangi pengaruh buruk salinitas tanah terhadap pertumbuhan tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tanggap kacang hijau terhadap ameliorasi pada tanah salin. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Balitkabi Malang pada Maret-Juni 2014 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial, lima ulangan. Faktor I adalah dua tingkat salinitas tanah yaitu: tanah dengan DHL 2-2,3 dS/m dan DHL 2,8-3,2 dS/m. Faktor II adalah pemberian amelioran terdiri atas kontrol, 120 kg K2O/ha, 2,5 t/ha dolomit, 2,5 t/ha gipsum, 2,5 t/ha organik. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, bobot kering tajuk dan akar, indeks kandungan klorofil daun, hasil dan komponen hasil, analisis tanah sebelum tanam dan sesudah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan salinitas tanah 2,0-2,3 dS/m dan 2,8-3,2 dS/m berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Semua peubah pertumbuhan dan komponen hasil mengalami penurunan akibat peningkatan salinitas kecuali kandungan klorofil daun yang relatif tetap. Pemberian amelioran gipsum dosis 2,5 t/ha berpeluang efektif memperbaiki pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Penambahan amelioran yang mengandung K, Ca, dan Mg mampu meningkatkan kandungan hara K, Ca, dan Mg serta memperbaiki keseimbangan K/Na, Ca/Na, dan Mg/Na dalam tanaman, namun tidak efektif mengurangi pengaruh negatif salinitas. Diperlukan pencucian garam dari daerah perakaran untuk menurunkan tingkat salinitas agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Kata kunci: salinitas, ameliorasi, kacang hijau
RESPONS TANAMAN KEDELAI, KACANG TANAH, DAN KACANG HIJAU TERHADAP CEKAMAN SALINITAS Afandi Kristiono; Runik Dyah Purwaningrahayu; Abdullah Taufiq
Buletin Palawija No 26 (2013): Buletin Palawija No 26, 2013
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v0n26.2013.p45-60

Abstract

Salinitas yang tinggi merupakan salah satu cekaman lingkungan yang mengakibatkan tanaman mengalami cekaman osmotik, ketidak seimbangan hara, toksisitas ion tertentu, dan cekaman oksidatif. Cekaman tersebut mempengaruhi hampir semua proses fisiologis dan biokimia serta tahap pertumbuhan tanaman. Fase perkecambahan dan pertumbuhan semaian adalah fase kritis terhadap cekaman salinitas bagi sebagian besar tanaman, termasuk kedelai (Glycine max L. Merr.), kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dan kacang hijau (Vigna radiata L. Wilczek), sehingga ketahanan tanaman terhadap cekaman salinitas dapat dievaluasi pada fase-fase tersebut. Toleransi tanaman legum terhadap cekaman salinitas beragam antar spesies maupun varietas. Batas kritis tingkat salinitas berdasarkan penurunan hasil pada tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau berturutturut adalah 5 dS/m, 3,2 dS/m,dan 1–2,65 dS/m. Pemahaman pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tanaman sangat berguna untuk menentukan strategi pengelolaannya. Informasi mengenai mekanisme toleransi tanaman terhadap salinitas dari aspek morfologis, fisiologis, maupun biokimia tanaman sangat diperlukan dalam mengembangkan kultivar yang toleran. Penggunaan kultivar toleran merupakan salah satu upaya mengatasi masalah salinitas yang praktis dan ekonomis.