Muhammad Tajuddin
UIN Alauddin Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Potret Pemikiran

KONTROVERSI KEMAKSUMAN RASUL ÛLU Al-'AZMI DALAM PERSPEKTIF SYI’AH DAN SUNNI (STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL- THABARSI DAN AL-QURTHUBI) Muhammad Tajuddin
Potret Pemikiran Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i2.997

Abstract

The prophets from the class of Ûlu Al-’Azmialso got warnings from Allah although this is the highest class. Those warnings emerged different ulama from different classes. Those warnings in Al-Qur’an need interpretation and explanation to avoid misinterpretation. Because when a prophet is claimed guilty, the followers will be hesitating. This thesis uses interpretation with comparative method that is done by Al-Thabarsidan Al-Qurthubi that is explained in Majma’ Al-BayandanAl-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an. Al-Thabarsi from Syi’ah tries to understand ayahs by interpreting in ‘saver’ way when there are ayahs that against prophets’ holiness. Al-Qurthubi from Sunni class understands the ayahs that against Prophets’ holiness as wrong deeds for Prophets. These different interpretations are caused by their differences and similarities of backgrounds in interpretation methods, education, teachers, etc. The result of this research of Al-Thabarsi and Al-Qurthubi’s interpretations which are relatively similar are expected to be a window in understanding Syiah and Sunni’s faiths in general, especially related to Prophets’ holiness. Their interpretations are also expected to be one alternative for those who are hesitating the warnings for Prophets.Keywords: Controversy; Holiness; Prophet; Ulu Al-‘Azmi; Al-Qur’an Para Rasul dari golongan Ûlu Al-’Azmi tidak luput dari teguran-teguran yang Allah SWT alamatkan kepada mereka. Meskipun golongan tersebut adalah golongan yang memiliki derajat yang paling tinggi diantara Rasul yang lainnya dan pada umat manusia pada umumnya. Teguran-teguran yang terdapat dalam Al-Qur’an tersebut tentulah membutuhkan penafsiran dan penjelasan dari kalangan mufassir agar tidak terjadi pemahaman yang salah. Tulisan ini bertujuan untuk mengetengahkan penafsiran dengan metode komparatif yang dilakukan oleh Al-Thabarsi dan Al-Qurthubi yang mereka tuangkan dalam tafsir Majma’ Al-Bayan dan Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an. Perbandingan ini dimaksudkan ketika berhadapan dengan ayat-ayat yang seolah bertentangan dengan kemksuman para Rasul, Al-Thabarsi dari kalngan Syi’ah berusaha memahami ayat-ayat dengan memalingkan makna kalimat pada ayat tersebut kepada makna yang lebih “aman”, sedangkan Al-Qurthubi dari kalangan Sunni memahami ayat-ayat yang seolah bertentangan dengan kemaksuman para Rasul tersebut adalah perbuatan keliru para Rasul yang sebenarnya memang tidak dianggap dosa jika dilakukan oleh orang selain beliau, semua ini karena adanya perbedaan dan persamaan latar belakang keduanya dari segi metode penafsiran, mazhab yang mereka anut, guru-guru, dan lain-lain. Hasil dari penelitian ini terhadap penafsiran Al-Thabarsi dan Al-Qurthubi yang relatif sama diharapkan sanggup menjadi jendela untuk memahami aqidah golongan Syiah dan Sunni pada umumnya, terutama yang berhubungan dengan kemaksuman para Rasul. Penafsiran mereka berdua ini juga mungkin sanggup menjadi salah satu alternaif bagi mereka yang merasa risih dengan adanya tuduhan kesalahan-kesalahan yang dialamatkan kepada para Rasul.  Kata kunci: Kontroversi; Kemaksuman; Rasul; Ulu Al-‘Azmi; Al-Qur’an
Pemikiran KH. M. Sholeh Bahruddin dan Praktiknya dalam Toleransi Beragama di Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan (The Thought of KH. M. Sholeh Bahruddin and His Practices in the Religious Tolerance in Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan) Ahmad Wasil; Muhammad Tajuddin
Potret Pemikiran Vol 25, No 1 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v25i1.1461

Abstract

ABSTRACT Understanding religious tolerance from the perspective of kiai Sholeh is that basically religion presents on earth as a guide and conveyer of peace for people. The purpose of this research is to determine the religious tolerance from the perspective of KH. M. Sholeh Bahruddin and to explore the practice. This research is a type of qualitative research with a phenomenological approach and the theory of structural functionalism by Talcott Parsons where data sources classified as primary and secondary data. The data collection techniques applied in this study are participant observation, in-depth interviews and documentation studies. In this study, the data analysis process includes data reduction, data presentation and conclusions. The results of the study discover that religious tolerance from the perspective of kiai Sholeh are derived from the commands of the Qur'an and hadith, orders from parents and teachers, the application of the ideology of Ahlus Sunnah wal Jamaah. Kyai Sholeh's practice of religious tolerance in Sufism includes the application of Galak Gampil's fiqh law, and peaceful behavior towards anyone. This reflected in his da'wah with the method of "embracing not hitting, looking for friends, not looking for opponents, inviting not to mock and spreading mercy not curses" and adhering to his principles of associating with non-Muslims, namely "Single skipper is only different in appearance" and "there are no minority nor majority communities, but plurality” for all humans without being limited by ethnicity, religion, race, and culture. The attitude of tolerance includes: broad and honest, namely: the attitude of students in having many and deep scientific views and insights, both worldly science, ukhrowi science and social science. Keywords: tolerance; religious; KH. M. Soleh BahruddinABSTRAKDalam memahami toleransi beragama perspektif kiai Sholeh pada dasarnya agama hadir di muka bumi sebagai petunjuk dan pembawa ketentraman bagi umatnya. Tujuan penelitian ini yaitu Mengetahui toleransi beragama perspektif KH. M. Sholeh Bahruddin dan mengetahui praktik toleransi beragama. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi serta teori struktural fungsionalisme Talcott Parsons dengan sumber data menggunakan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu observasi partisipan, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini, proses analisis data yaitu meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa toleransi beragama perspektif kiai Sholeh yaitu perintah Al-Qur’an dan hadis, perintah orang tua bersama guru, penerapan ideologi ahlus wal jamaah Sunnah. Praktik toleransi beragama kiai Sholeh dalam tasawuf yaitu meliputi penerapan hukum fikih Galak Gampil, perilaku hidup damai terhadap siapa pun. Hal ini tercermin dalam dakwah beliau dengan metode "merangkul tidak memukul, mencari kawan tidak mencari lawan, mengajak tidak mengejek dan menebar rahmat bukan laknat" serta berpegang pada prinsip bergaul beliau terhadap nonmuslim yaitu “Tunggal juragan hanya beda penampilan” dan “tidak ada masyarakat minoritas dan mayoritas namun yang ada adalalah pluralitas” kepada semua manusia tanpa dibatasi sekat suku, agama, ras, dan budaya. Sikap toleransi meliputi: luas dan juwes, yaitu: sikap santri di dalam berpandangan dan berwawasan keilmuan yang banyak dan mendalam, baik keilmuan duniawi ilmu ukhrowi serta ilmu sosial kemasyarakatan.Kata kunci: toleransi; beragama; KH. M. Soleh Bahruddin.