Hani’ah Hani’ah
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Geodesi Undip

ANALISIS KESESUAIAN RUANG TERBUKA HIJAU DAN TAMAN KABUPATEN SUKOHARJO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Pradipta, Carlo; Nugraha, Arief Laila; Hani’ah, Hani’ah
Jurnal Geodesi Undip Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Jurusan Teknik Geodesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.023 KB)

Abstract

ABSTRAK Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau mengelompok, tempat tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Adanya Ruang Terbuka Hijau di suatu wilayah adalah dapat berfungsi sebagai paru-paru kota, untuk membuat perkotaan tetap indah dan tidak penuh dengan polusi udara. Setiap wilayah kota harus menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% dari luas wilayah, dimana 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Klasifikasi RTH publik Kabupaten Sukoharjo terdiri dari pemakaman, hutan kota, jalur hijau jalan, sempadan kereta api, sempadan sungai dan taman. Penelitian ini mengunakan citra Quickbird tahun 2009 untuk mengetahui sebaran dan luasan RTH pada Kabupaten Sukoharjo dengan cara interpretasi visual dan digitasi pada citra satelit tersebut. Kemudian dilakukan topologi pada hasil digitasi, selanjutnya dilakukan validasi lapangan untuk melihat kesesuaian dari hasil digitasi terhadap kondisi di  lapangan. Dari proses tersebut akan menghasilkan peta RTH Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya pada peta tersebut dilakukan analisis kesesuaian terhadap Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 dan analisis ketersediaan taman terhadap jumlah penduduk.Berdasarkan pengolahan citra resolusi tinggi didapatkan luasan RTH Kabupaten Sukoharjo sebesar 9.319.144,411 m2 atau sekitar 1,89% dari total luas wilayah Kabupaten Sukoharjo yang sebesar 492.130.650 m2. Berdasarkan analisis ketersediaan taman terhadap jumlah penduduk dengan studi wilayah di Kecamatan Sukoharjo dengan luas per kapita sebesar 0,271 m2 per jiwa dimana standar kapasitas taman per kecamatan adalah 0,2 m2 per jiwa. Kata Kunci : Kabupaten Sukoharjo, Ruang Terbuka Hijau, Sistem Informasi Geografis, Taman           ABSTRACT Green Open Space is an area extending/lines or grouped area, that its use is more is open, where naturally occurring or intentionally planted crops grow. The function of the Green Open Space in this area is as the lungs of the city, to keep an urban area beautiful and not filled with air pollution only. Each municipality must provide 30% Green Open Space of the total area, of which 20% of public Green Open Space and 10% private Green Open Space. The classification of public Green Open Space in Sukoharjo Regency consists of cemeteries, forests, roadway lines, railway borders, river borders and parks. This research uses Quickbird image in 2009 to know the distribution and extent of Green Open Space in Sukoharjo Regency by visual interpretation and digitization on the satellite image. The next step is to do the topology on digitized results, then do the validation to see the suitability of the results of digitization on conditions in the field. From the process will produce Green Open Space map in Sukoharjo Regency. Furthermore on the map will be analyzed of the suitability to the Minister of Public Works Regulation Number 5/2008 and will be analyzed of park availability to the population.Based on the high resolution image processing, the Green Open Space area of Sukoharjo is 9,319,144.411 m2 or about 1.89% of the total area of Sukoharjo Regency which is 492,130,650 m2. From these results indicate that the total area of Green Open Space is not in accordance with the area recommended in the Minister of Public Works Regulation Number 5/2008. Based on the analysis of park availability to the total population in Sukoharjo Regency,  in Sukoharjo sub-district per capita area of 0.271 m2 per person, where the standard of park capacity per sub-district is 0.2 m2 per person. Keywords : Geographic Information System, Green Open Space, Park, Sukoharjo Regency
PENENTUAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kabupaten Sragen) Kandiawan, Ulfa Fathul; Hani’ah, Hani’ah; Subiyanto, Sawitri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.909 KB)

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Sragen memiliki kelebihan yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah karena berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur) dan termasuk wilayah yang sangat strategis untuk mendirikan sebuah kawasan industri. Untuk mendorong pertumbuhan sektor industri agar lebih terarah, terpadu dan memberikan hasil guna yang lebih optimal maka di butuhkan pengembangan kawasan industri. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan langkah yang tepat dalam menyajikan aspek spasial (keruangan). Dalam hal ini SIG mempunyai manfaat yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat potensi lahan pengembangan kawasan industri di Kabupaten Sragen. Penelitian ini mempertimbangkan enam parameter yang menunjang dalam pengembangan kawasan industri, yaitu kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, jarak terhadap jalan, jarak terhadap sungai, dan jarak jaringan listrik.Dari analisis dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) menunjukkan besar bobot yang mempengaruhi untuk masing-masing parameter sebesar 37% untuk kemiringan lereng, 12% penggunaan lahan, 5% jenis tanah, 24% jarak terhadap jalan utama, 3 % jarak terhadap sungai, dan 19% untuk jarak terhadap jaringan listrik. Dari hasil intersect peta prioritas lahan dengan RTRW Kabupaten Sragen, dan kemudian hasil tersebut dilakukan pengurangan berdasarkan luas lahan RTRW maka hasil yang didapat adalah hasil potensi lahan sebesar 5877,929 Ha.Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan dengan skoring, tingkat potensi lahan di Kabupaten Sragen untuk pengembangan kawasan industri dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas sangat sesuai (S1) dengan luas 6852,56 Ha, kelas sesuai (S2) dengan luas 32616,26 Ha, kelas cukup sesuai (S3) dengan luas 49856,82 Ha, kelas kurang sesuai (N1) dengan luas 9918,97 Ha, kelas tidak sesuai (N2) dengan luas 207,60 Ha.