Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dan konsumsi listrik nasional meningkat tiap tahunnya. Produksi listrik di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar energi tak terbarukan yang semakin lama akan berkurang dan selain itu pembakarannya akan melepaskan gas CO2 yang menyebabkan pemanasan global. Cara untuk mengurangi penggunaan energi tak terbarukan yaitu mengoptimalkan energi baru terbarukan seperti energi angin. Dengan kecepatan angin di Indonesia yang terbilang rendah, jenis turbin angin yang cocok adalah turbin angin Savonius. Turbin angin ini memiliki efisiensi yang rendah sehingga diperlukan penelitian untuk meningkatkan kinerjanya, salah satunya dengan mengintegrasikan turbin angin Savonius dengan gedung. Penelitian ini menggunakan turbin angin Savonius 2 sudu dengan diameter sudu turbin (D) sebesar 165,2 mm. Jarak antara pusat poros turbin angin Savonius dengan dinding terhadap diameter sudu turbin (G/D) sebesar 1,4558. Variasi kecepatan aliran angin antara lain 4; 5; 6; 7; 8; 9; dan 10 m/s. Dengan parameter tetap yang digunakan yaitu H/L = 1; S/D = 4,91; T/D = 1,16; dan K/D = 1,31. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah dengan peletakan dinding bangunan dekat returning blade turbin angin Savonius dengan rasio G/D = 1,4558 efektif dalam meningkatkan kinerja turbin angin Savonius pada kecepatan 9 dan 10 m/s peningkatan Cp maksimum tertinggi didapatkan pada kecepatan 9 m/s dengan kenaikan sebesar 41,15%. Peningkatan Cm maksimum tertinggi terjadi pada kecepatan 10 m/s dengan peningkatan sebesar 22,75%. Adanya dinding bangunan dapat meningkatkan kemampuan self starting dari turbin angin Savonius pada seluruh variasi kecepatan.