Hadijaya Hadijaya
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

EFEK HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA KELONGSONG ZRY-4 AKIBAT PERLAKUAN PANAS Hadijaya Hadijaya
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.971 KB)

Abstract

EFEK HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA KELONGSONG ZRY-4 AKIBAT PERLAKUAN PANAS. Telah dilakukan eksperimen perlakuan panas pada kelongsong Zry-4. Perlakuan panas dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi sebagai pengaruh perapuhan oleh hidrogen (Hydrogen Embrittlement). Pada eksperimen ini kelongsong Zry-4 dipanaskan pada suhu 200-600 oC selama 3-5 Jam. Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa perlakuan panas pada suhu tertinggi yaitu 600 oC menyebabkan densitas Zry-4 meningkat dari 6,0983 g/cc hingga mencapai 7,3217 g/cc dengan makin lamanya waktu pemanasan. Hal ini terjadi karena perubahan kisi pada Zry-4 akibat pengaruh panas. Semakin tinggi suhu pemanasan, maka distribusi partikel submikron makin besar. Pemanasan pada suhu 200 oC menghasilkan lapisan oksida setebal 0,005 mm dan kekerasan Zry-4 meningkat dari 220,66 HVN menjadi 247,66 HVN, namun setelah waktu pemanasan diperlama hingga 5 Jam lapisan oksida makin tebal (0,0066 mm) tetapi menyebabkan kekerasan turun menjadi 229,66  HVN. Pemanasan pada suhu 400 oC menghasilkan lapisan oksida setebal 0.0104 mm dan kekerasan meningkat menjadi 258,66 HVN, namun setelah waktu pemanasan diperlama hingga 5 Jam lapisan oksida makin tebal (0.0176 mm) tetapi menyebabkan kekerasan turun menjadi 247 HVN. Sedangkan pemanasan pada suhu 600 oC menghasilkan lapisan oksida setebal 0.0466 mm namun kekerasan mengalami sedikit penurunan yaitu menjadi 214,33 HVN, bahkan setelah waktu pemanasan diperlama hingga 5 Jam lapisan oksida makin tebal (0.0840 mm) tetapi menyebabkan kekerasan terus turun menjadi 197,33 HVN. Fenomena pertumbuhan lapisan oksida sampai ketebalan tertentu disertai peningkatan kekerasan adalah sebagai efek oksidasi. Sedangkan lapisan oksida yang makin tebal karena suhu tinggi dan waktu yang lama disertai penurunan kekerasan adalah sebagai efek hidrogen (hydrogen embrittlement) yang menyebabkan perapuhan.  Kata kunci: Kelongsong Zirkaloy-4, Perubahan massa, Kekerasan, Densitas, Perapuhan oleh hidrogen.
KUALIFIKASI OPERATOR MICRO HARDNESS TESTER DI LABORATORIUM IEBE Hadijaya Hadijaya; Nudia Barenzani
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 9-10 (2012): April-Oktober 2012
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.486 KB)

Abstract

Telah dilakukan kualifikasi operator alat Micro hardness tester dengan metode Vicker’s yang ada dilaboratorium IEBE. Kualifikasi dilakukan pada saat coaching pengoperasian alat Micro Hardness Tester. Coaching diikuti 10 orang peserta, terdiri dari 6 orang teknisi IEBE dan 4 orang mahasiswa Unsoed yang sedang melaksanakan praktek kerja lapangan. Tujuan kualifikasi untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan teknis calon operator dalam melaksanakan pengujian kekerasan mikro dengan tingkat akurasi yang optimum. Penentukan operator terbaik dalam melaksanakan pengukuran diagonal indentasi adalah dengan membandingkan data hasil uji kekerasan menggunakan satu alat yang sama. Peserta dibagi dalam dua kelompok, masing-masing kelompok menggunakan jenis material standar berbeda yaitu MP. A. 35375.888 (599 HV ± 1,5%) untuk kualifikasi bagi mahasiswa PKL Unsoed dan MP. A. 37056.189 (855 HV ±1,0%) untuk teknisi laboratorium IEBE. Indentasi yang mereka lakukan dengan variasi beban uji 100p, 200p, 300p dan 500p menghasilkan data diagonal jejakan. Untuk mengetahui nilai kekerasan material standar (HVN) maka data diagonal jejakan diproyeksikan pada tabel standar. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan Micro hardness tester, operator IEBE yang cermat dalam melakukan pengukuran adalah dengan inisial “Slam”, sedangkan dari mahasiswa PKL Unsoed yang cermat dalam melakukan pengukuran adalah berinisial “Yan”. Secara keseluruhan, tingkat keberhasilan peserta dalam kualifikasi pengukuran dikategorikan “memuaskan” karena pada penggunaan beban 200p dan 300p mendekati range terbawah dari steel standard.  Kemahiran operator dalam mengukur diagonal indentasi juga dipengaruhi oleh pengalaman pengoperasian alat, sehingga dengan makin sering mengoperasikan alat uji kekerasan mikro maka seorang operator dapat menyajikan data yang akurat. Kata kunci : Kualifikasi personil, Micro Hardness Tester, Metode Vicker’s dan laboratorium IEBE.