Harminuke Eko Handayani
Sriwijaya University

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan

PEMETAAN SEBARAN pH TAILING DENGAN METODE GEOSTATISTIK GUNA EVALUASI PENGAPURAN PADA DAERAH REKLAMASI TN 1.1 AIR LEKOK MAPUR PT TIMAH (PERSERO) TBK Imam Purwadi; Harminuke Eko Handayani; Hartini Iskandar
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 25, No 2 (2015)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.32 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2015.v25.155

Abstract

Sebagai sisa kegiatan penambangan timah, tailing mengandung mineral-mineral seperti pirite (FeS2), marcasite (FeS2), dan galena (PbS) yang menyebabkan tanah menjadi asam. Rendahnya kadar asam (pH) menyebabkan tambang TN 1.1 Air Lekok Mapur tidak memiliki tanah lapisan atas yang subur. Oleh sebab itu, tailing yang digunakan sebagai media tanam perlu dinetralkan sebelum ditanami. Analisis sebaran pH tailing dan pengapuran yang telah dilakukan sebelumnya hanya pada kedalaman ± 20 cm. Analisa itu tidak cukup karena akar tanaman akan tumbuh lebih dalam lagi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pH tailing pada kedalaman ± 20 cm dan ± 50 cm dengan dua metode analisis spasial yaitu Geostatistik Ordinary Kriging (OK) dan Deterministik Inverse Distance Weight (IDW). Hasil analisa statistik dan geostatistik diketahui bahwa penyebaran tingkat keasaman pada kedalaman ± 20 cm dan ± 50 cm tidak jauh berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengapuran perlu dilakukan sampai pada kedalaman ± 50 cm. As the residue of tin mining, tailings contained minerals such as pyrite (FeS2), marcasite (FeS2), and galena (PbS) that caused the soil become acidic. Therefore, TN 1.1 Air Lekok Mapur mine does not have good topsoil for growing plants. Consequently, before planting, the tailings must be neutralized. Previous analysis of the tailing pH and liming distribution was done only to the depth of ± 20 cm, which is not enough for plant’s roots to grow deeper over a period of time. The purpose of this research is to map tailing pH distribution at the depth of ± 20 cm and ± 50 cm using two methods of spatial analysis: Geostatistical Ordinary Kriging (OK) and Deterministic Inverse Distance Weight (IDW). The result of statistical and geostatistical analysis indicated that the spread of acidity level at the depth of ± 20 cm and ± 50 cm are not significantly different. Thus, it can be concluded that liming needs to be done to the depth of ± 50 cm.