Zulfadhly Mukhtar
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Al Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman

Analisis Pendidikan Belajar Norma Bagi Peserta Didik di Madrasah Menurut Umar Bin Ahmad Baradja (Tela'ah Kitab Akhlaqul Lilbanin) Agus Mulyanto; Hakmi Wahyudi; Ahmad Fadhil Rizki; Sri Wahyuni Hakim; Zulfadhly Mukhtar
AL-FIKRA Vol 20, No 2 (2021): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v20i2.12017

Abstract

ABSTRAKDi negara Indonesia, kitab Akhlaqul banin karya ustadz umar bin ahmad barodja  dikaji dan dipelajari hampir disetiap lembaga pendidikan klasik tradisional seperti pondok pesantren maupun dimadrasah . Kitab ini berisi kiat-kiat bagi para peserta didik/murid agar mengetahui segala sesuatu tentang bagaimana mempuyai norma dalam menuntut ilmu yang baik dan benar serta memberikan solusi tentang bagaimana menciptakan pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada keduniawian saja, akan tetapi juga berorientasi pada akhirat. Pada Akhlaqul banin karya ustadz umar bin ahmad barodja  menjelaskan tentang norma norma.  Seorang peserta didik  tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula ilmunya bermanfaat, kecuali ia mau mempuai norma – norma yang baik dalam penulisan ini juga akan membahas konsep, prinsip dan sumber belajar dalam perspektif Al-Qur’an bagi peserta didik dengan harapan nanti akan bermanfaat yang menjadikan peserta didik mempuyai dasar belajar dari sumber pokok dan didukung dengan norma yang mulia dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci:  belajar, norma, peserta didik. perspektif Al-Qur’an
Taubat Menurut Imam Ahmad Ibnu Qudamah al Maqdisi Heri Suprapto; Titi Susanti; Zulfadhly Mukhtar
AL-FIKRA Vol 20, No 2 (2021): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v20i2.14345

Abstract

Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada Allah ﷻ pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa. Melakukan amal shalih dan meninggalkan larangan adalah bentuk perbuatan nyata dari taubat. Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabbnya, kembali kepada Allah ﷻ dan konsisten menjalankan ketaatan kepada Allah ﷻ. Jadi, bukan sekedar meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allah ﷻ , maka itu belum dianggap bertaubat yang sesungguhnya. Seseorang dikatakan telah bertaubat jika ia kembali kepada Allah ﷻ dan rasul-Nya serta melepaskan diri dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa dan maksiat. Ia tanamkan makna taubat dalam hatinya sebelum diucapkan lisannya, senantiasa mengingat apa yang disebutkan Allah ﷻ berupa keterangan terperinci tentang surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang taat kepada Allah ﷻ dan rasul-Nya, dan mengingat siksa neraka yang ancamkan bagi pelaku dosa dan maksiat. Dia berusaha terus melakukan itu agar rasa takut dan optimismenya kepada Allah ﷻ semakin menguat dalam hatinya. Dengan demikian, ia harus senantiasa berdoa kepada Allah ﷻ  dengan penuh harap dan cemas agar Allah ﷻ berkenan menerima taubatnya, menghapuskan seluruh dosa dan kesalahannya serta memasukkannya kedalam kenikmatanan yang abadi yaitu surga-Nya.
Islamic Education in Middle School Perspective KH. Ahmad Dahlan (1868 – 1923 M) Nur Azizah Lubis; Mhd Rasid Hamdi; Hakmi Wahyudi; Zulfadhly Mukhtar
AL-FIKRA Vol 20, No 2 (2021): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v20i2.13076

Abstract

Islamic Renewal Thought is a very interesting study in the development of thought in the Islamic world. Moreover, the emergence and renewal movements that occurred in Indonesia provided a new, more advanced atmosphere in the field of Islamic Education. K.H. Ahmad Dahlan is a reformist thinker in Indonesia who is engaged in education. Ahmad Dahlan sees that the problem of education is the main root that causes the Indonesian nation, especially Muslims to be left behind. That's why he took the educational path as the main means of preaching. However, to expand the movement of this da'wah step, the existence of educational institutions is presumably too narrow. Some of Ahmad Dahlan's friends advised him to establish an organization. Finally he founded the Muhammadiyah organization. One of the Muslim intellectuals or Islamic education figures who tried to reconstruct the paradigm building that could be used as the basis for the National Education system was KH Ahmad Dahlan. He is a reformist figure in Indonesia who comes with his thoughts to respond to the condition of the ummah, especially in the field of Islamic education, which was very bad in Indonesia during the Dutch colonial government. Seeing this with the K.H. renewal movement. Ahmad Dahlan struggled to change education for the better and more advanced. KH.Ahmad Dahlan is called to take part in thinking about and improving the plight of Indonesian Muslims. KH.Ahmad Dahlan's efforts were realized with the establishment of the Muhammadiyah Organization. The purpose of writing this article is to find out K.H. Ahmad Dahlan on Renewing Islamic Education in Indonesia. The method used is qualitative with the approach used is library research where the data is obtained through various existing literacy.