Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Kelainan Hemostasis pada Leukemia Dia Rofinda, Zelly
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakLatar belakang: Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai denganpenggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinisdari leukemia adalah perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis.Kelainan hemostasis yang dapat terjadi pada leukemia berupa trombositopenia, disfungsi trombosit,koagulasi intravaskuler diseminata, defek protein koagulasi, fibrinolisis primer dan trombosis. Patogenesis danpatofosiologi kelainan hemostasis pada leukemia tersebut terjadi dengan berbagai mekanisme.Kata kunci: leukemia, kelainan hemostasisAbstractBackground: AbstractLeukemia is a malignancy of hematopoietic tissue which is characterized bysubstituted of bone marrow element with abnormal blood cell or leukemic cell. One of clinical manifestation ofleukemia is bleeding that is caused by several hemostasis disorders.Hemostasis disorders in leukemia such asthrombocytopenia, platelet dysfunction, disseminated intravascular coagulation, coagulation protein defect, primaryfibrinolysis and thrombosis. Pathogenesis and pathophysiology of thus hemostasis disorders in leukemia occur withdifferent mechanism.Keywords: leukemia, hemostasis disorder
Limfopenia dan Rasio Neutrofil-Limfosit pada Infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 Hevrina Yufani; Rikarni Rikarni; Zelly Dia Rofinda
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 3 (2021): Online November 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i3.1734

Abstract

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) infection can cause cytokine storm characterized by the excessive release of pro-inflammatory cytokines, leading to lymphopenia and neutrophilia. Lymphopenia and high Neutrophil-Lymphocyte Ratio (NLR) on admission were associated with the severity of the disease. Objectives: To found out lymphopenia and high NLR in SARS-CoV-2 infection. Methods: This was a cross-sectional descriptive study on all patients infected with SARS-CoV-2 who met the inclusion and exclusion criteria at Dr. M. Djamil Hospital Padang from March until August 2020. Lymphocyte count and neutrophil count on admission were examined by flowcytometry method and NLR was calculated. Lymphopenia is a lymphocyte count of <1.5x103/mm3 and high NLR is ≥ 3.13.  Results: The study samples were 123 patients, with 58.5% women. The mean age was 47.80 (15.59) years. Lymphopenia was present in 39% of patients with mean lymphocyte count was 1.84 (0.83) x103/mm3. High NLR was present in 48% of patients with a mean NLR was 5.06 (4.87). Conclusion: Lymphopenia was present in 39% of patients infected with SARS-CoV-2 and high NLR was present in 48% of patients infected with SARS-CoV-2.Keywords:  lymphopenia, neutrophil-lymphocyte ratio, SARS-CoV-2
Gambaran Morfologi Eritrosit Packed Red Cell Berdasarkan Waktu Penyimpanan Di Bank Darah RSUP Dr. M. Djamil Padang Risma Isti; Zelly Dia Rofinda; Husni Husni
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 2
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.819

Abstract

Packed red cell (PRC) merupakan komponen darah terbanyak yang digunakan dalam transfusi dan dapat disimpan sekitar tiga puluh lima hingga empat puluh dua hari di bank darah. Penyimpanan PRC mengakibatkan jejas penyimpanan, yaitu perubahan morfologi eritrosit, deformabilitas, fragilitas osmotik, kemampuan untuk agregasi, dan viskositas intraseluler. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran morfologi eritrosit PRC berdasarkan waktu penyimpanan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang pada tujuh sampel PRC. Tiap sampel diperiksa pada hari penyimpanan ke nol, tujuh, empat belas, dua puluh satu, dan dua puluh delapan. Penelitian dilaksanakan mulai September 2016 hingga Agustus 2017. Pemeriksaan morfologi eritrosit dilihat dari sediaan hapus darah tepi dengan menghitung bentuk eritrosit abnormal per 1.000 eritrosit. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini dilakukan pada tujuh sampel PRC yang berasal dari tujuh donor, terdiri dari enam donor laki-laki (85,7%) dan satu orang donor perempuan (14,3%). Rerata umur pendonor ialah 29 (5) tahun. Rerata kadar Hb pendonor ialah 14,5 (1,2) g/dL. Rerata kadar Hb sampel ialah 21,2 (2,5) gr/dL.Perubahan bentuk diskoid menjadi bentuk sfero-ekinosit didapatkan pada seluruh sampel penelitian. Perubahan bentuk eritrosit semakin meningkat seiring dengan waktu penyimpanan. Penyimpanan eritrosit mengakibatkan adanya perubahan morfologi eritrosit, yaitu perubahan bentuk eritrosit normal dari diskoid menjadi sfero-ekinosit. Penelitian lain diperlukan untuk mengetahui perubahan morfologi eritrosit dengan waktu penyimpanan berbeda lainnya dan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui korelasi antara parameter eritrosit dengan jejas penyimpanan.
Gambaran Golongan Sekretor dan Nonsekretor yang Diperiksa Melalui Saliva Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Alqadri Alqadri; Zelly Dia Rofinda; Rika Susanti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.433

Abstract

Abstrak             Kasus kriminal di Indonesia setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Salah satu identifikasi yang dilakukan untuk membantu mengetahui pelaku kriminal adalah dengan memeriksa golongan darah. Golongan darah dapat diperiksa langsung bila di tempat kejadian perkara (TKP) terdapat noda atau bercak darah, tetapi dalam beberapa kasus kriminal biasanya cairan yang ditemukan adalah air ludah (saliva) dalam bentuk basah ataupun kering. Pemeriksaan golongan darah melalui saliva bisa dilakukan apabila orang tersebut termasuk golongan sekretor tetapi tidak bisa diperiksa apabila termasuk golongan nonsekretor. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase golongan sekretor dan nonsekretor mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Ini merupakan penelitian deskriptif observasi dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebanyak 54 orang. Cara pengambilan sampel adalah dengan simple random sampling. Data mengenai golongan sekretor dan nonsekretor didapatkan melalui pemeriksaan saliva dengan metode absorpsi inhibisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 42 orang (78%) termasuk golongan sekretor dan 12 orang (22%) termasuk golongan nonsekretor. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa distribusi golongan sekretor lebih besar daripada golongan nonsekretor pada mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Kata kunci: nonsekretor, saliva, sekretor Abstract             Criminal cases in Indonesia tends to increase each year. One of the identification is being to help find criminal is by checking the blood type. Blood type can be checked directly on the scene when there are stains or spots of blood, but in some cases the criminal is usually found saliva in wet or dry form. Blood type through saliva can be done if the person have secretor but can not be checked if including non-secretor. The objective of this study was to determine the percentage of secretors and non-secretor class on the student Medical Faculty of Andalas University. This study was an observational descriptive study with cross-sectional design. The population were 54 students Medical Faculty of Andalas University which choosen by simple random sampling. Data on group secretor and non-secretor saliva obtained through examination of the absorption inhibition method.The results showed that 42 people (78%) that are secretor and 12 people (22%) including non-secretors. Based on these results it can be concluded that the distribution of secretor groups larger than non-secretors in the student of Medical Faculty Andalas University.Keywords: non-secretor, saliva, secretor
Pengaruh Pemberian Kopi Instan Oral Terhadap Kadar Asam Urat pada Tikus Wistar Fauzan Arisyi Koto; Husnil Kadri; Zelly Dia Rofinda
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.195

Abstract

AbstrakKopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Banyak studi yang meneliti efek konsumsi kopi terhadap berbagai kondisi medis tertentu. Salah satu efek dari kopi yang masih menjadi kontroversi adalah efek terhadap penurunan kadar asam urat. Kandungan polifenol dalam kopi diduga dapat menghambat kerja xantin oksidase sehingga menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pemberian kopi oral terhadap kadar asam urat serum pada tikus wistar. Ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3. Kontrol hanya diberi diet standar tanpa kopi, perlakuan 1diberikan diet kopi dosis rendah setara 3 cangkir kopi (0,39 mg/3 ml), perlakuan 2 diberikan diet kopi dosis sedang setara 6 cangkir kopi (0,78 mg/ 3ml), perlakuan 3 diberikan diet kopi dosis tinggi setara 10 cangkir kopi (1,3 mg/ 3ml) selama 4 minggu (28 hari). Pengukuran kadar asam urat serum menggunakan spektofotometer. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar asam urat serum kontrol (2,26+0,16 mg/dl), perlakuan 1 (2,24+0,89 mg/dl), perlakuan 2 (1,00+0,33 mg/dl), perlakuan 3 (1,96+0,43 mg/dl). Uji analisis one way Anova dan Post hoc menunjukkan bahwa perbedaan yang bermakna hanya terdapat pada perbandingan kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan 2 dan antara kelompok perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 2 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat penurunan kadar asam urat serum setelah pemberian kopi dan terdapat perbedaan bermakna kadar asam urat antara kelompok kontrol dan perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 2.Kata kunci: kopi, polifenol, asam urat serumAbstractCoffee is one of the most frequently consumed beverages in the world. Many studies have examined the effect of coffee consumption on a wide range of specific medical condition. One of the effects of coffee that still a controversy is the effect of the reduction in uric acid levels because the polyphenol in coffee could be expected to inhibit xanthine oxidase to lower uric acid level. The objective of this study was to determine the effect of coffee on uric acid levels Wistar strain of rats (Rattus novergicus). This was a experimental study with posttest only control group design. Samples were 24 male white rats strain Wistar divided into 4 groups: control, treatment 1, treatment 2, and treatment 3. Control was not treat with coffee, treatment 1 were given low dose of coffee equivalent to 3 cups (0,39 mg/3 ml), treatment 2 were given moderate dose of coffee equivalent to 6 cups (0,78 mg/ 3ml), treatment 3 were given high dose of coffee equivalent to 10 cups (1,3 mg/ 3ml) for 4 weeks (28 days). Serum uric acid levels measured with sphectrophotometer The result showed the mean of uric acid levels control (2,26+0,16 mg/dl), treatment 1 (2,24+0,89 mg/dl), treatment 2 (1,00+0,33 mg/dl), treatment 3 (1,96+0,43 mg/dl). One way Anova dan Post hoc tests analysis showed significant differences of uric acid levels only between control and treatment 2 group and between treatment 1 group and treatment 2 group (p<0,05). The conclusion of this study is reduction of uric acid levels after coffee consumption and the significant differences in uric acid levels between control/treatment 1 group with treatment 2 group.Keywords: coffee, polyphenol, uric acid levels
Fetal Outcome pada Kehamilan Aterm Anemia dan Tidak Anemia di RS Achmad Mochtar Bukittinggi Daulat Azhari; Yusrawati Yusrawati; Zelly Dia Rofinda
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.462

Abstract

AbstrakAnemia pada kehamilan merupakan faktor resiko gangguan pada fetal outcome dan memiliki komplikasi yang meningkatkan maternal dan perinatal mortality. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan fetal outcome pada kehamilan aterm dengan anemia dan tidak anemia..Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan rancangan cross sectional. Total sampel adalah 110 yang terdiri dari 55 ibu hamil aterm dengan anemia dan 55 ibu hamil aterm tidak anemia. Tekhnik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dan analisis data menggunakan tes Mann- Whitney. Hasil uji diperoleh rerata berat badan lahir bayi pada ibu hamil aterm anemia adalah 3097,27 gr± 366,93 gr, yang sedikit lebh rendah dibandingkan pada ibu hamil aterm tidak anemia 3200,55 gr± 343,02 gr dengan nilai p= 0,214. Rerata APGAR skor pada menit pertama pada kelompok anemia adalah 7,04± 1,39, yang sedikit lebih rendah jika dibandingkan pada ibu hamil aterm tidak anemia 7.36± 0,65 dengan nilai p= 0,480. Rerata APGAR skor pada menit kelima pada kelompok anemia 8,11± 1,20 sedikit lebih rendah dibandingkan ibu hamil aterm tidak anemia 8,40± 0,62 dengan nilai p= 0,483. Rerata panjang badan lahir pada kelompok anemia adalah 48,58 cm± 1,52 cm hampir tidak memiliki perbedaan dibandingkan ibu hamil aterm tidak anemia 48,89 cm± 1,56 cm  dengan nilai p=0,310. Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan berat badan lahir, APGAR skor menit pertama dan kelima, dan panjang badan lahir pada kehamilan aterm dengan anemia dan tidak anemia.Kata kunci: berat badan lahir, APGAR skor, panjang badan lahir,  wanita hamil aterm dengan anemia AbstractAnemia in pregnancy is a risk factor of fetal outcome disorder and it have complication that increase of matenal and perinatal mortality. The objective of this study was to determine the differences of fetal outcome between aterm pregnant women with anemia and non anemia.This research uses secondary data by using cross sectional study design. Total sample is 110 patient consisting of 55 aterm pregnant women with anemia and 55 are non anemia. Sampling techniques used a consecutive sampling and for analysis used Mann Whitney test.The analysis test result obtained mean birth weight babies in aterm pregnant women with anemia was 3097.27 gr± 366.93 gr abit lower compared to non anemia aterm pregnant women 3200.55 gr± 343.02 gr with p value= 0.214. The mean of APGAR score in the first minute in pregnant women with anemia was 7.04± 1.39 abit lower compared to non anemia aterm pregnant women 7.36± 0.65 with p value= 0.480 and  the mean of APGAR score in the fifth minute in pregnant women with anemia was 8.11± 1.20 a bit lower compared to non anemia aterm pregnant women 8.40± 0.62 with p value= 0.483.  The mean of birth lenght in aterm pregnant women with anemia was 48,58 cm± 1.52 cm almost not have differences compared to non anemia aterm pregnant women 48.89 cm± 1.56 cm with p value= 0.310. The values of p value indicated there are no significantly diferences of birth weight, APGAR score in the first and fifth minute, and birth lenght betwen pregnant women with anemia compared to non anemia aterm pregnant women.Keywords: birth weigh, APGAR score, birth lenght,  aterm  pregnant women with anemia
Kelainan Hemostasis pada Leukemia Zelly Dia Rofinda
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i2.40

Abstract

AbstrakLatar belakang: Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai denganpenggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinisdari leukemia adalah perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis.Kelainan hemostasis yang dapat terjadi pada leukemia berupa trombositopenia, disfungsi trombosit,koagulasi intravaskuler diseminata, defek protein koagulasi, fibrinolisis primer dan trombosis. Patogenesis danpatofosiologi kelainan hemostasis pada leukemia tersebut terjadi dengan berbagai mekanisme.Kata kunci: leukemia, kelainan hemostasisAbstractBackground: AbstractLeukemia is a malignancy of hematopoietic tissue which is characterized bysubstituted of bone marrow element with abnormal blood cell or leukemic cell. One of clinical manifestation ofleukemia is bleeding that is caused by several hemostasis disorders.Hemostasis disorders in leukemia such asthrombocytopenia, platelet dysfunction, disseminated intravascular coagulation, coagulation protein defect, primaryfibrinolysis and thrombosis. Pathogenesis and pathophysiology of thus hemostasis disorders in leukemia occur withdifferent mechanism.Keywords: leukemia, hemostasis disorder
KORELASI LAMA OPERASI DENGAN PERUBAHAN KADAR NATRIUM PASCA OPERASI TRANSURETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Rani Novelty; Zelly Dia Rofinda; Etriyel Myh
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 1 (2019): Online Maret 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i1.968

Abstract

Transurethral Resection of the Prostate (TURP) pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan indikasi absolut operasi. menggunakan suatu cairan irigasi. Cairan irigasi tersebut dapat masuk ke sirkulasi yang menimbulkan suatu kondisi intoksikasi air. Kelebihan cairan, yang terserap karena proses operasi TURP, dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia akut, kejadian ini disebut sindroma TURP. Terjadinya sindroma TURP memang tergolong jarang, tetapi sindroma TURP memiliki komplikasi yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah menentukan korelasi lama operasi terhadap perubahan kadar natrium pasca operasi TURP di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah dua puluh sampel yang diambil dari rekam medis pasien BPH yang melakukan TURP di RSUP Dr. M. Djamil Padang sesuai kriteria inklusi. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan rerata lama operasi TURP adalah 63,25 ± 18,59 menit dan rerata perubahan kadar natrium adalah 5,0 ± 3,4 mEq/L. Uji korelasi Pearson menunjukan terdapatnya hubungan tidak bermakna antara lama operasi terhadap perubahan kadar natrium pasca operasi TURP dengan korelasi sangat lemah positif (r=0,141, p=0,552). Disimpulkan bahwa terdapat adanya korelasi sangat lemah dengan hubungan yang tidak bermakna antara lama operasi terhadap perubahan kadar natrium pasca operasi TURP di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Analisis Kandungan Timbal pada Lipstik yang Terdaftar dan Tidak Terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan yang Dijual di Pasar Raya Kota Padang Feby Febriatama; Endrinaldi Endrinaldi; Zelly Dia Rofinda
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i4.904

Abstract

Lipstik merupakan kosmetik bibir yang digunakan oleh sebagian besar wanita. Lipstik tidak boleh mengandung bahan berbahaya seperti logam berat timbal karena dapat tertelan bersama makanan yang dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan timbal pada lipstik yang terdaftar dan tidak terdaftar yang di jual di Pasar Raya Kota Padang. Pemeriksaan kandungan timbal dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan Universitas Andalas dari Oktober 2017 sampai Maret 2018. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan sampel lipstik berwarna merah muda sebanyak 20 lipstik yang terdaftar di BPOM dan 13 lipstik yang tidak terdaftar di BPOM. Instrumen penelitian ini adalah spektrofotometer serapan atom. Hasil studi menunjukkan 20 lipstik yang terdaftar dan 13 lipstik yang tidak terdaftar di BPOM mengandung timbal, namun masih memenuhi syarat yang telah ditentukan BPOM 2011. Pada penelitian ini didapatkan kandungan timbal pada lipstik yang terdaftar di BPOM berada pada 0,74 ppm - 2,33 ppm dengan kandungan rerata 1,2555 ppm, sedangkan kandungan timbal pada lipstik yang tidak terdaftar di BPOM berada pada 2,03 ppm - 3,28 ppm dengan kandungan rerata 2,4300 ppm. Simpulan penelitian ini ialah seluruh sampel positif mengandung timbal namun masih memenuhi syarat yang telah ditentukan BPOM 2011 yaitu < 20 ppm dan terdapat perbedaan kandungan timbal pada lipstik yang terdaftar dan tidak terdaftar di BPOM.
Gambaran Kadar Gula Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang Memiliki Berat Badan Berlebih dan Obesitas Putri Auliya; Fadil Oenzil; Zelly Dia Dia Rofinda
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.571

Abstract

AbstrakObesitas dan berat badan berlebih merupakan faktor predisposisi terhadap resistensi insulin yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah sehingga terjadi diabetes mellitus tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar gula darah pada dewasa muda yang diwakili oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang memiliki berat badan berlebih dan obesitas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Sampel penelitian diambil dari total populasi yakni sebanyak 25 orang yang  diperiksa kadar gula darah puasa, TTGO, IMT dan aktivitas fisik. Hasil penelitian ini menggambarkan telah terjadi peningkatan kadar gula darah puasa yakni GDPT sebanyak 32% dan diabetes sebanyak 28%. Pada gula darah TTGO terjadi peningkatan sebanyak 16% yakni TGT. Peningkatan kadar gula darah ini sangat berhubungan dengan aktivitas fisik, yakni 16% responden dengan aktivitas fisik ringan didapatkan interpretasi diabetes pada gula darah puasa sedangkan aktivitas berat hanya 8% dan sedang 4%. Begitu pula dengan kadar gula TTGO yakni sebanyak 8% mengalami TGT pada responden dengan aktivitas fisik ringan. Kesimpulannya sebagian besar sampel yang memiliki berat badan berlebih dan obesitas mengalami peningkatan kadar gula darah pada interpretasi TGT, GDPT dan Diabetes.Kata kunci: kadar gula darah, obesitas, berat badan berlebih, TTGO, TGT, diabetes AbstractObesity and overweight is a predisposing factor insulin resistance which causes an increase in blood sugar levels in type 2 diabetes mellitus. The objective of this study was to reveal the blood sugar levels of medical students in andalas university whom are overweight and obese. This  was a descriptive study with a cross sectional design. This study was conducted in Medicine Faculty of Andalas University Padang. Samples from this study is the total sampling population of 25 people. The variables were fasting blood sugar, glucose tolerance, BMI and Physical Activity. This study illustrate  the increasing in fasting blood sugar level as prediabetes  32% and diabetes  28%. In the oral glucose tolerance, TGT was identified to cause an of blood sugar increased by 16%. Increased blood sugar levels was highly associated with physical activity, which is 16% of respondents with mild physical activity displayed an interpretation of diabetes from the fasting blood sugar, in strenuous activities 8% and moderate activity 4%. Similarly, the glucose tolerance as much as 8% had IGT in respondents with mild physical activity. The conclution of this study is the subjects with overweight and obesity have elevated level of blood sugar in interpretation of IGT, IFG, and diabetes.Keywords: blood glucose levels, obesity, overweight, IGT, IFG, diabetes