Dwi Wisayantono
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Geospatial

Pemodelan 3D Jembatan Cisomang Menggunakan Metode Terrestrial Laser Scanner Leonardo Siburian; Irwan Gumilar; Dwi Wisayantono
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Akhir Desember 2016 diberitakan pembatasan jumlah kendaraan dikarenakan adanya kerusakan struktur jembatan Cisomang yaitu pergeseran pier jembatan yang menyebabkan kerusakan berupa keretakan, pergeseran objek struktur, dan deformasi. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan perbaikan jembatan yang salah satunya adalah pemantauan jembatan, untuk mengetahui kondisi jembatan selama perbaikan. Salah satu bentuk pemantauan perbaikan jembatan Cisomang adalah menggunakan metode Terrestrial Laser Scanner (TLS) sebagai analisis ukuran teliti struktur jembatan. Akuisisi data TLS dilakukan selama tiga hari menggunakan TLS Topcon GLS 2000 terdiri 55 data scan yaitu sejumlah 361.183.804 point clouds. Pengolahan data TLS dilakukan pada perangkat lunak MAPTEK i-site, yang mencakup registrasi antara target, filtering, georeferensi, dan meshing. Pengolahan data menghasilkan model tiga dimensi jembatan Cisomang yang digunakan sebagai dokumentasi objek strukrur jembatan dan mendeteksi deformasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan. Kualitas data yang dihasilkan dari proses registrasi data point clouds adalah 0.02 m. Dari pengukuran TLS, didapatkan perbandingan ukuran dengan As Built Drawing (ABD) pada tahun 2005, misalkan adanya pergerakan terbesar yang terjadi diantara pier P2A dan pier P3A sebesar 69,4 cm dan rotasi sebesar 0°53'23'' pada sisi timur pier P2A.
Penentuan Siginifikansi Garis Pantai Lowest Astronomical Tide Pada Peta Dasar Kelautan Berdasarkan Variasi Panjang Periode Pengamatan Najib Mahfuzh Abdallah; Eka Djunarsjah; Dwi Wisayantono
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial pasal 13 ayat 2 menyatakan bahwa setiap garis pantai yang terdapat pada peta dasar kelautan Indonesia harus mengacu pada muka air surut terendah. Undang-undang tersebut juga menjelaskan bahwa surut terendah yang dimaksud mengacu pada ketentuan International Hydrographic Organization (IHO). Surut terendah yang ditentukan IHO adalah Lowest Astronomical Tide (LAT). Menurut IHO, LAT didapat dari prediksi pasut selama 18,6 tahun berdasarkan data pengamatan 12 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan signifikansi antara nilai LAT pendekatan dari pengamatan 3, 6, dan 9 bulan terhadap nilai LAT dari pengamatan 12 bulan berdasarkan kartografi. Data pasut yang digunakan berasal dari stasiun pasut Dumai, Kotabaru, dan Sorong selama 12 bulan pada tahun 2014. Peta dasar kelautan yang digunakan adalah Lingkungan Laut Nasional (LLN) 06, 20, dan 35 dengan skala 1:500.000, Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) 0818, 1812, dan 2815 dengan skala 1:250.000, dan LPI 0818-06, 1812-01, dan 2815-09 dengan skala 1:50.000. Metode analisis harmonik yang digunakan untuk mendapatkan komponen pasut adalah metode kuadrat terkecil. Hasil dari pengolahan data adalah signifikansi aspek kartografi terendah diperoleh dari LAT pendekatan 9 bulan di setiap stasiun pasut. Pada stasiun pasut Sorong, skala peta yang memberikan nilai signifikansi paling rendah adalah skala 1:250.000. Sedangkan pada stasiun pasut Dumai dan Kotabaru, nilai signifikansi paling rendah diberikan oleh peta dengan skala 1:500.000.
Peran Survei Hidrografi dalam Kegiatan Pemantauan Pipa di Dasar Laut Ramadhan Hidayaturrahman; Wiwin Windupranata; Dwi Wisayantono
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Kegiatan inspeksi pada pipa di dasar laut harus dilakukan secara rutin agar kondisi pipa dapat terjaga dengan baik. Salah satu tahapan dalam kegiatan inspeksi pada pipa di dasar laut adalah proses pemantauan dan survei hidrografi sangat berperan dalam melakukan kegiatan pemantauan tersebut. Penelitian ini membahas tentang bagaimana survei hidrografi dapat berperan dalam proses pemantauan pipa di dasar laut. Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk memverifikasi posisi pipa secara aktual, mendeteksi free span, dan mendeteksi pipa yang terkubur di bawah permukaan dasar laut. Verifikasi posisi pipa dilakukan dengan membandingkan posisi pipa yang aktual dengan posisi pipa setelah proses as-laid survey dari pengolahan data Multibeam Echosounder. Deteksi free span pada pipa diperoleh dari pengolahan data Side Scan Sonar dengan menggunakan prinsip backscatter. Dan dalam mendeteksi pipa yang terkubur menggunakan Magnetometer. Hasil verifikasi posisi menunjukkan bahwa posisi pipa yang aktual sama dengan posisi pipa setelah as-laid survey, dari beberapa free span yang terdeteksi, tidak ada free span yang sangat kritikal, dan pipa yang terkubur di bawah permukaan dasar laut yang terdeteksi tidak menjadi masalah yang berarti.