Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RANCANG BANGUNG MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN DAYA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA Hanifudin Sukri; Doni Abdul Fatah
EDUTIC Vol 6, No 2 (2020): MEI 2020
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.143 KB) | DOI: 10.21107/edutic.v6i2.6171

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi informasi memudahkan proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa. Metode belajar mahasiswa pun ikut bergeser dari penggunaan media belajar text book pada media gadget yang merupakan “dunia” generasi millenial yang menawarkan lebih banyak model referensi seperti video, simulasi, dan sebagainya. Model pembelajaran konvensional yang bertumpu pada dosen atau Teacher Center Learning(TCL) digantikan dengan Student Centered Learning (SCL). Penerapan strategi dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi akan meningkatkan efektifitas pembelajaran mahasiswa dan dapat meningkatkan daya belajar mandiri mahasiswa, dengan metode Flipped Classroom model pembelajaran tradisional dibalik, yang biasanya materi diberikan di kelas dan mahasiswa mengerjakan tugas di rumah. Konsep Flipped Classroom mencakup active learning, keterlibatan mahasiswa, dan podcasting, materi terlebih dahulu diberikan melalui video pembelajaran yang harus ditonton mahasiswa di rumah. Sebaliknya, sesi belajar di kelas digunakan untuk diskusi kelompok, diskusi dengan dosen tentang materi yang sulit untuk dipahami pada saat belajar mandiri dan mengerjakan tugas. Setelah dilakukan evaluasi hasil pembelajaran Flipped Classroom didapatkan hasil sebanyak 69,2% media sosial menjadi bagian penting dalam pembelajaran, 76,9% mahasiswa lebih menyukai pembelajaran dalam bentuk video dibanding dengan model tradisional, 84,6% mengiyakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan keinginan belajar mandiri mahasiswa, 89,2% belajar dengan menggunakan metode ini memberi manfaat untuk pendidikan masa depan, 69,2% model pembelajaran ini memberikan banyak waktu mahasiswa untuk melakukan kegiatan di laboratorium, 57,1% mahasiswa dengan menggunakan metode ini memberikan kesempatan lebih besar komunikasi atau interaksi dengan mahasiswa yang lainnya dan sebesar 64,3 % mahasiswa ternyata lebih termotivasi belajar menggunakan metode Flipped Classroom
SUPPORTING STRATEGIES OF THE RECOVERY FOR STUDENTS' LITERACY AND NUMERACY IN ELEMENTARY SCHOOL ENVIRONMENT M. Zainudin; Doni Abdul Fatah
JURNAL HURRIAH: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian Vol. 3 No. 3 (2022): Jurnal Hurriah: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian
Publisher : Yayasan Hurriah, Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5806/jh.v3i3.97

Abstract

The purpose of this study was to obtain an overview of the classroom and school environment as a support for literacy and numeracy recovery. This quantitative descriptive research uses a survey method. The survey was conducted on teachers at SDN Pacing I and SDN Pacing II Sukosewu, Bojonegoro Regency. The data were obtained from the respondents (12 classroom teachers). Six teachers came from SDN Pacing I Sukosewu and six from SDN Pacing II Sukosewu. The instruments used in this study were a questionnaire about the text-rich classroom environment, the text-rich school environment, the numeracy-rich classroom environment, and the numeracy-rich school environment. The data analysis technique in this study used the percentage of answers. The results of this study show that improving strategies for supporting students' literacy and numeracy recovery can be carried out on indicators 1) the books in the library are grouped and arranged by genre, 2) the availability of at least 3 literacy corners and an environment that supports differentiated learning, 3) teachers have conducted research classroom actions related to student literacy, 4) teachers collaborate with other teachers to strengthen literacy in the co-curricular domain, 5) teachers collaborate with other teachers to strengthen literacy in extracurricular areas, 6) there are height/weight measuring devices, thermometers, numerical descriptions of space in the school environment, 7) classrooms are equipped with tools related to numeracy, 8) there is a word wall developed from the learning theme, 9) in the school environment there is a positive message that students can become numerates, and 10) the teacher provides an example in implementing numeracy.
Program “Pokjar Relina Berbasis Dunia Imajinasi” untuk Recovery Literasi dan Numerasi Anak pada Masa Pandemi Covid-19 di Desa Perbatasan (Desa Pacing Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro) M. Zainudin; Doni Abdul Fatah; Zidni Alfian Barik; Muharram Brihan Harimurti; Agung Ridwan Asmaka
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 6, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.02 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v6i2.2701

Abstract

ABSTRACTOne of the impacts of the COVID-19 pandemic is the occurrence of significant literacy and numeracy learning losses. This must be addressed immediately because literacy and numeracy are crucial abilities in the process of developing student’s capabilities. This community service aims to help restore children's literacy and numeracy during the COVID-19 pandemic in border villages (Pacing Village, Sukosewu District, Bojonegoro Regency). This community service is carried out in three stages, namely the initial, core, and final stages. The initial stage is carried out to explore the concrete problems faced by the students. The core stage is the application of fairy tale and pantomime-based learning with a cycle of planning, action, observation, and reflection. The final stage is carried out to report the implementation of the drawing to this community. The result of this activity is that the "Pokjar RELINA based on Imagination World" program can help restore the students’ literacy and numeracy during the COVID-19 pandemic in border villages (Pacing Village, Sukosewu District, Bojonegoro Regency). The study group activities were carried out in fairy tale and pantomime based learning. In addition, the restoration of literacy and literacy skills requires synergistic cooperation between the service team, village government officials, teachers, students, and parents.Keywords: literacy, numeracy, pantomime, fairytale.ABSTRAKSalah satu dampak adanya pandemi covid-19, yakni terjadinya learning loss literasi dan numerasi yang signifikan. Hal tersebut harus segera diatasi karena literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang krusial dalam proses pengembangan potensi siswa. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membantu pemulihan literasi dan numerasi anak pada masa pandemi covid-19 di desa perbatasan (Desa Pacing Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro). Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap awal, inti, dan akhir. Tahap awal dilakukan untuk menggali permasalahan konkrit yang dihadapi sasaran. Tahap inti dilakukan penerapan pembelajaran berbasis dongeng dan pantomime dengan siklus perencanaan, Tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap penutup dilakuakan untuk melaporkan pelaksanaan pengandian kepada masyarakat ini. Hasil dari kegiatan ini adalah program “pokjar RELINA berbasis dunia imajinasi” dapat membantu pemulihan literasi dan numerasi anak pada masa pandemi covid-19 di desa perbatasan (Desa Pacing Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro). Kegiatan kelompok belajar tersebut dilakukan dalam pembelajaran berbasis dongeng dan pantomime. Selain itu, pemulihan kemampuan literasi baca tulis dan literasi membutuhkan kerja sama yang sinergis antara tim pengabdi, perangkat pemerintahan desa, guru, siswa, dan wali siswa.Kata Kunci: literasi baca tulis, numerasi, pantomime, dongeng.