Proses kopolimerisasi cangkok emulsi pada penelitian ini dilakukan untuk optimalisasi penggunaan karet alam lateks dan meningkatkan sifat karet alam lateks sebagai bahan intermediet dalam berbagai aplikasi produk karet. Optimalisasi proses dilakukan dengan memvariasikan rasio kopolimerisasi antara karet alam lateks dengan monomer (60:40, 70:30, dan 80:20) dan temperatur reaksi (60oC, 70oC, 80oC, dan 90oC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi cangkok monomer stirena tertinggi pada rasio kopolimerisasi KA:ST sebesar 70:30 saat temperatur 60oC sebesar 87,9893%, dibuktikan dengan analisa berat molekul menggunakan viskometer Ostwald sebesar 800.295,9067 g/mol. Pengujian FTIR juga menunjukkan adanya gugus benzena pada daerah panjang gelombang sekitar 696,77 cm-1 untuk vibrasi tekuk ikatan CH, 1494,12 cm-1 untuk vibrasi ulur ikatan C=C dan 1630,56 cm-1 untuk vibrasi ulur cincin benzena pada molekul stirena yang mengidentifikasi adanya cabang monomer stirena pada backbone karet alam lateks. Struktur permukaan sampel dengan pengujian SEM-EDX terlihat lebih halus dan tidak bergelombang dibandingkan sampel karet alam lateks tanpa perlakuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan karet alam lateks setelah diberi perlakuan dapat digunakan sebagai bahan intermediet dalam berbagai produk karet, namun perlu divalidasi Standard Indonesian Rubber (SRI).