Novita Indrianti
Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Jl. KS Tubun, No. 5, Subang, Jawa Barat - Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : JURNAL PANGAN

Proses Pembuatan Mi Jagung dengan Bahan Baku Tepung Jagung 60 Mesh dan Teknik (Sheeting-Slitting Process ofCorn Noodles based on Corn Flour 60 Mesh and Sheeting- Slitting Technique) Indrianti, Novita; Sholichah, Enny; A. Darmajana, Doddy
JURNAL PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.503 KB) | DOI: 10.33964/jp.v23i3.258

Abstract

Mi jagung dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan pokok non gandum dan non beras. Salah satu faktor utama dalam pembuatan mi non gandum adalah tidak adanya fraksi gluten sehingga perlu dilakukan rekayasa proses dari jumlah penambahan air dan prosespemadatan adonan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan proses pembuatan mi jagung dengan perlakuan jumlah penambahan air dan pemadatan adonan. Bahan yang digunakan adalah tepung jagung 60 mesh (90 persen), tapioka (10 persen), guar gum, garam, dan air. Mi Jagung dibuat dengan tekniksheeting-slitting dengan tahapan proses : pencampuran 1, pengukusan, pencampuran 2, pemadatan adonan, pembuatan lembaran, pencetakan mi, pengukusan, pengeringan, dan pengemasan. Perlakuan yang digunakan adalah 2 (dua) faktor yaitu jumlah penambahan air (50 persen, 53 persen, dan 55 persen terhadap tepung) dan banyaknya ulangan pemadatan adonan (2 kali, 8 kali, dan 15 kali). Parameter yang dianalisa pada masing-masing perlakuan meliputi karakteristik operasi (waktu pemadatan dan sisa bahan padat), karakteristik mi jagung (elongasi, cooking loss, kekerasan, kelengketan, dan kekenyalan). Proses pembuatan mi jagung dengan teknik sheeting-slitting yang paling baik dilakukan dengan penambahan air 53 persen dan pemadatan adonan 2 kali.Corn noodle developed to improve food security through diversification of non-staple food grain and non-rice. One of the major factors in the manufacture of non-wheat noodles is not that a significant fraction of gluten so it is necessary to process engineering of the amount of additionalwaterand dough compaction process. The purpose of this study is to process of making corn noodles with addition of water and the amount of compaction variables. The materials used were corn flour 60 mesh (90 percent), tapioca (10 percent), guargum, salt, and water. Corn noodles weremade with sheeting-slitting techniques with steppingprocess: mixing, steaming, mixing, compaction dough, sheet-making, printing noodles, steaming, drying, and packaging. The amount of water variables are 50 percent, 53 percent and 55 percent of flour. The number of replication in the dough compaction process variables are twice, eight times ang fifteen times. Parameters being measured by the characteristic of corn noodles produced, i.e.: cooking loss, elongation, hardness, adhesiveness, elasticity and the operating process characteristics such as compaction time and residual material. The result show that the best of amount of water to be added was 53 percent of the flour.While compaction time for the dough was twice. 
Potensi Tanaman Sagu {Metroxylon sp.) dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Indonesia (Potential of Sago Plant (Metroxylon sp.) to Support Food Security in Indonesia) Wulandari Wening Kusuma, Parama Tirta; Indrianti, Novita; Ekafitri, Riyanti
JURNAL PANGAN Vol 22, No 1 (2013): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1351.807 KB) | DOI: 10.33964/jp.v22i1.78

Abstract

Ketergantungan bangsa Indonesia terhadap beras begitu tinggi, sehingga ketika kebutuhan beras dalam negeri tidak tercukupi, Indonesia harus mengimpor beras. Ketergantungan terhadap beras dapat dikurangi melalui alternatif bahan pangan Iainnya yang dapat dibudidayakan di Indonesia sebagai upaya mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Salah satunya dengan mengeskplorasi potensi bahan pangan lokal Indonesia. Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka tuiisan ini bertujuan untuk memetakan potensi sagu dan diversifikasi olahan sagu, baik berupa olahan pangan maupun olahan non-pangan sehingga dapat menjadi acuan dalam mengeksplorasi bahan pangan sagu. Sagu dapat diolah menjadi panganan tradisional, tepung sagu dan turunannya seperti tepung sagu termodifikasi dan mi sagu, serta pati sagu dan turunannya seperti edible film, makanan pendamping ASI, dan sohun. Sedangkan untuk kebutuhan non-pangan, sagu dapat dimanfaatkan menjadi bioethanol dan Protein Sel Tunggal. Untuk meningkatkan diversifikasi produk berbasis sagu dan turunannya maka perlu dilengkapi dengan kajian ekonomi, dukungan dan kebijakan pemerintah baik dari sisi ketersediaan maupun kemudahan akses para pelaku usaha komoditas sagu.Indonesia's dependence on rice is so high, that when the domestic rice requirement is not fulfilled, Indonesia has to import rice. The dependence on rice can be reduced through some alternative foodstuffs which can be cultivated in Indonesia. One way to do it is by exploring the potential of local food in Indonesia to support food security. This paper aimed to map out the potential of sago and sago processing diversification, both non-processing food and processing food so it can be a reference in exploring food from sago. Sago can be processed into traditional snacks, sago starchand its derivativessuch as modified sago starch and sago noodles, and sago starch and its derivatives such as edible films, complementary feeding, and vermicelli. For the need of non-food product, sago can be processed to become bioethanol and single cell protein. To improve product diversification based on sago it is necessary to be equipped with the economic assessment, support and government policy both in terms of availability and ease of business access to sago commodity 
Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Gula terhadap Kualitas Keju Analog dari Campuran Susu dan Sari Kedelai ( The Effect of Various Types of Sugar Addition on the Quality of Cheese Analog from a Mixture of Cow's Milk and Soy Milk) Indrianti, Novita
JURNAL PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.042 KB) | DOI: 10.33964/jp.v21i4.199

Abstract

Keju analog dari campuran susu sapi dan sari kedelai telah dipelajari secara laboratoris. Pembuatan keju mengadopsi prosedur pembuatan keju Cheddar dengan mengganti rennet dengan ekstrak jeruk nipis sebagai sumber asam dan sebagai bahan penggumpal. Pada proses pembuatan keju, glukosa, sukrosa, atau madu ditambahkan, masing-masing dilakukan pada percobaan yang berbeda. Lactobacillus casei juga ditambahkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan glukosa, sukrosa, dan madu terhadap kualitas kimiawi dan sensoris keju analog. Hasilnya menunjukkan rendemen keju analog tertinggi diperoleh jika glukosa ditambahkan pada proses pembuatannya. Kadar protein dan lisin tersedia tertinggi juga diperoleh jika glukosa ditambahkan pada proses pembuatan keju analog. Kadar lemak tertinggi diperoleh jika madu ditambahkan. Perbedaan jenis gula, yaituglukosa, sukrosa, dan madu, tidak berpengaruh pada penerimaan panelis atas dasar kesukaannya terhadap semua atribut sensori.Cheese analog from a mixture of cow's milk and soy milk has been made in laboratory experiment Theprocessing of cheese was adopted from a procedure of making Cheddarcheese in which rennet was substituted by lemon extractused as acid source as wellas a coagulant whereas Lactobacillus casei was also added. Glucose, sucrose, and honey were added in separated experiments. Thisresearch was aimed to analyze the effect of usingglucose, sucrose, and honey on the chemicaland sensory of cheese analog. The highest yield was found in cheese analog where glucose was used in Its processing. The highest protein and available lysine contents were also found in cheese analog when glucose was added. The highest fat contentof cheese analog was found whenhoney was added. Glucose, sucrose, and honey did not affecton the acceptance of panelists based on their preferences to all atributes of sensory properties. 
Pengaruh Variasi Ukuran Partikel Tepung Jagung terhadap Karakteristik Fisikokimia Mi Jagung Instan Effect of Particle Size Variation of Corn Flour on Physicochemical Characteristics of Instant Corn Noodle A. Darmajana, Doddy; Ekafitri, Riyanti; Kumalasari, Rima; Indrianti, Novita
JURNAL PANGAN Vol 25, No 1 (2016): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.702 KB) | DOI: 10.33964/jp.v25i1.301

Abstract

Ukuran partikel tepung jagung adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas mi jagung instan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh ukuran partikel tepung jagung terhadap karakteristik fisikokimia mi jagung instan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor tunggal, yaitu ukuran partikel jagung sebesar 400 µm, 250 µm, dan 149 µm. Analisis terhadap perlakuan meliputi kekerasan, kelengketan, kekenyalan, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan ukuran partikel tepung jagung berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap elastisitas, cooking loss, dan kadar protein, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan, kelengketan, kekenyalan, kadar air, abu, lemak, dan karbohidrat mi jagung instan yang dihasilkan. Ukuran partikel tepung jagung 149 µm (100 mesh) menghasilkan mi jagung instan terbaik dengan karakteristik fisikokimia cooking loss 23,10 persen, kekenyalan 0,47 persen, elastisitas 67,80 persen, kekerasan 3.881 gf, kelengketan -30,55 gs, kadar air 4,87 persen, abu 1,22 persen, protein 4,86 persen, lemak 23,72 persen, dan karbohidrat 58,62 persen.Particle size of corn flour determines the quality of corn instant noodle products. This research aimed to examine the effect of particle size of corn flour on physico-chemical characteristics of instant corn noodles. This study uses a Randomized Block Design (RBD), single factor particel size of corn flour i.e. 400 μm, 250 μm, and 149 μm. An analysis of the treatments, i.e. hardness, plasticity, stickiness, elasticity, cooking loss, moisture, ash, fat, protein and carbohydrate content.The result showed that particle size of corn flour affected significantly (p<0,05) to the elasticity, cooking loss, and protein, but did not affect the hardness, plasticity, stickiness,  moisture, ash, fat, and carbohydrate content of instant corn noodles. The best product was instant corn noodles using 149 µm (100 mesh) particle size of corn flour, with physico-chemical characteristics : cooking loss 23,10 percent, plasticity 0,47 percent, elasticity 67,80 percent, hardness 3.881 gf, stickiness -30,55 gs, moisture 4,87 percent, ash 1,22 percent, protein 4,86 percent, fat 23,72 percent, and carbohydrate content 58,62 percent.
Pengaruh Penambahan Tepung Komposit Pada Pembuatan Mie Instan Jagung Terhadap Nilai Gizi (The Effect of Composite Flour Addition on the Nutritional Value in the Making of Instant Corn Noodles) Ekafitri, Riyanti; Indrianti, Novita; Kumalasari, Rima; Darmajana, Doddy A
JURNAL PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v21i4.201

Abstract

Mie instan jagung pada penelitian ini adalah mie berbahan baku utama tepung jagung dengan penambahan tepung komposit dan bahan tambahan pangan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jenis dan konsentrasi tepung komposit yang digunakan terhadap nilai gizi mie jagung yang dihasilkan. Untuk pembuatan mie instan jagung digunakan teknoiogi seperti pembuatan mie terigu dengan modifikasi proses. Perlakuan yang digunakan adalah penggunaan tiga jenis tepung komposit dan dua tingkat konsentrasi penambahan. Tepung subsitusi yang digunakan yaitu tepung ganyong (G), tapioka (T), dan mocaf (M) dengan konsentrasi 5 persen dan 10 persen. Produk yang dihasilkan dari perlakuan tersebut memiliki kandungan makronutrien protein yang berkisar antara 10,11-11,96 persen, lemak yang berkisar antara 16,86-20,60 persen, dan karbohidrat yang berkisar antara 62,81-67,35 persen. Keenam perlakuan mengkasilkan total kalori yang berkisar antara 278,75- 289,55 Kkal. Persen angka kecukupan gizi (persentase AKG) protein per takaran saji 60 gram berkisar antara 8,08-9,57 persen, persentase AKG lemak berkisar antara 26,01-31,78 persen, dan persentase AKG karbohidrat berkisar antara 11,17-11,97 persen.Instant corn noodle in this study was made from corn flour with the addition ofcomposite flour and other food additives. This study aimed to determine the effect ofadding the type and concentration of the composite flour on the nutritional value ofthe noodles. The processing technology adopted was similar to that of manufacturing wheat flour noodles with theprocess modification. The treatments were the use ofthree types ofcomposite flours with two levels ofconcentration. Wheat flour substitution used were the canna starch flour (G), tapioca (T), and mocaf (M) with a concentration of5percent (1) and 10 percent (2). The products had macronutrient content ofprotein ranged from 10.11-11.96 percent, fat ranged from 16.86-20.60 percent and carbohydrates ranged from 62.81-67.35 percent. The sixtreatments resulted in total calories ranged 278.75-289.55 kcal. Percentage ofRecommended Daily Allowance (percentage RDA) ofprotein per 60 gram serving size ranged from 8.08 to 9.57 percent percentage RDA offat ranged from 26.01-31.78 percent and percentage RDA of carbohydrates ranged between 11.17-11.97 percent 
Perbandingan Penggunaan Tepung Ubi Kayu dari Umur Panen yang Berbeda dan Penambahan Tepung Jagung dalam Pembuatan Mi Kering The Use of Cassava Flour from Different Harvest Time with the Addition of Corn Flour in Making Dried Noodle Indrianti, Novita
JURNAL PANGAN Vol 24, No 1 (2015): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.329 KB) | DOI: 10.33964/jp.v24i1.43

Abstract

Tepung ubi kayu dan tepung jagung merupakan tepung non gandum yang memiliki kandungan pati cukup tinggi sehingga berpotensi dijadikan mi. Kualitas tepung ubi kayu dipengaruhi salah satunya oleh kandungan patinya. Semakin tinggi tingkat substitusi tepung ubi kayu yang ditambahkan, maka kandungan pati semakin meningkat, karena tepung ubi kayu mempunyai kandungan pati lebih tinggi dari tepung terigu. Umur panen ubi kayu berpengaruh terhadap kandungan pati di dalamnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan penggunaan tepung ubi kayu dari umur panen yang berbeda dan tepung jagung dalam pembuatan mi kering. Proses pembuatan mi terdiri dari pencampuran bahan, pengukusan, pemadatan adonan, pembentukan lembaran dan untaian, pengukusan mi, pengeringan, dan pengemasan. Perlakuan yang digunakan adalah tepung dari ubi kayu dengan umur panen 6 bulan, 8 bulan, dan 10 bulan dan perbandingan penggunaan tepung ubi kayu dan tepung jagung yaitu 50 persen : 50 persen, 60 persen: 40 persen, dan 70 persen : 30 persen. Hasil penelitian menunjukkan mi terbaik dihasilkan oleh tepung dari ubi kayu umur panen 10 bulan dengan perbandingan tepung ubi kayu dan tepung jagung 60 persen : 40 persenCassava flour and corn flour, the non-wheat flour products having high starch content, are potentially used for noodle processing. The quality of cassava flour is influenced by starch content which is higher substitution of cassava flour in the product and higher starch content. The harvest time of cassava is significantly influencing the starch content. The purpose of this research is to find the best additional ratios between cassava flour in different harvest times of cassava with corn flour for producing dried noodle. The steps in processing dried noodle are mixing, steaming, cramming, sheeting, followed by noodle steaming, drying and packaging. The treatments of cassava flours are taken from harvest time of 6, 8, and 10 months and in which the corn flours are added with the ratios between cassava flours and corn flours are respectively 50:50 percents, 60:40 percents, and 70:30 percents. The results show that noodle with the higher ratio of cassava flour and corn flour have the best characteristics such as of elongation, hardness, chewiness, stickiness and yields. The best noodle composition is with the ratio of cassava flour and corn flour at 60:40 percents and cassava flour from the cassava with the harvest time of 10 months.