Suryo Irawan
Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI Jl. Balai Kimia I Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Kitosan Terhadap Sifat Barrier Edible Film Tapioka Termodifikasi Supeni, Guntarti; Irawan, Suryo
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 34 No. 1 April 2012
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1879.956 KB)

Abstract

Penelitian pengaruh kitosan terhadap sifat barrier edible film tapioka termodifikasi dilakukan. Hal ini dilakukan karena lembaran film yang diperoleh pada penelitian sebelumnya masih memerlukan peningkatan sifat barrier dan kestabilan film pada penyimpanan. Seperti diketahui tapioka bersifat hidrofilik, sehingga perlu campuran bahan yang bersifat hidrofobik. Salah satu bahan yang mempunyai sifat tersebut adalah kitosan, dengan penambahan aditif lain diharapkan dapat memperbaiki sifat film. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kitosan terhadap sifat barrier edible film tapioka termodifikasi. Penelitian dilakukan dengan metode pencampuran larutan edible film tapioka termodifikasi dengan larutan kitosan. Variabel yang digunakan adalah penambahan konsentrasi kitosan pada larutan edible film tapioka termodifikasi, dengan menitik- beratkan parameter uji pada nilai laju O2TR dan nilai laju WVTR dari edible film yang dihasilkan. Secara umum lembaran film yang dihasilkan masih memiliki laju transmisi uap air (WVTR) yang cukup besar (>200 g/m2/24 jam) dan memiliki sifat kedap terhadap oksigen yang cukup baik, ditandai dengan rendahnya nilai laju transmisi oksigen (O2TR) (<1cc/m2/24jam). Penggunaan paling optimal 1:0,75 dihasilkan nilai laju WVTR minimum sebesar 215,48 g/m2/24 jam dan nilai laju O2TR sebesar 0,376 (cc/m2/24jam). Pada hasil analisis SEM terlihat bahwa pada penambahan filler kitosan sebesar 75% mempunyai sifat barrier terhadap uap air yang baik, hal ini disebabkan filler kitosan yang ditambahkan sudah merata mengisi pori-pori atau celah ikatan antar polimer yang terbentuk. Penambahan kitosan tidak dapat meningkatkan grade pada JIS Z 1707-1997, Plastic Film for Food Packaging. 
Karakteristik Migrasi Kemasan Dan Peralatan Rumah Tangga Berbasis Polimer Irawan, Suryo; Supeni, Guntarti
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 35 No. 2 Oktober 2013
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.984 KB)

Abstract

Kemasan makanan dan peralatan rumah tangga pada saat ini sangat beragam. Masyarakat dihadapkan pada banyak pilihan, namun diindikasikan adanya bahaya migrasi dibalik penggunaan produk tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang karakterisasi migrasi kemasan dan peralatan rumah tangga berbasis polimer. Penelitian telah dilaksanakan di Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK). Metode penelitian dilakukan dengan pengambilan contoh di pasaran yaitu pasar modern maupun tradisional dengan pengujian rutin di laboratorium. Selanjutnya contoh diuji global migrasi dan kandungan logam termigrasinya. Contoh dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu melamin (melamine formaldehyde), kemasan multilayer, dan contoh produk yang berbasis atau berbahan baku polimer (kemasan dan peralatan rumah tangga). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis serta membuat database produk kemasan dan peralatan rumah tangga yang berbahan dasar polimer yang beredar di masyarakat. Standar acuan yang digunakan untuk menentukan ambang batas migrasi yang diperbolehkan adalah Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No. HK 03.1.23.07.11.6664 tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan makanan dan peralatan rumah tangga yang beredar di pasaran masih dalam batas aman digunakan untuk produk makanan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji global migrasi, formaldehid terekstrak, dan kandungan logam termigrasi masih berada di bawah ambang batas maksimal yang diperbolehkan. 
PENGARUH KONSENTRASI PLASTICIZER GLISEROL DAN KOMPOSISI KHITOSAN DALAM ZAT PELARUT TERHADAP SIFAT FISIK EDIBLE FILM DARI KHITOSAN Katili, Sari; Tri Harsunu, Bayu; Irawan, Suryo
Jurnal Teknologi Vol 6 No 1 (2013): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit udang selama ini di Indonesia hanya dianggap sebagai limbah yang pemanfaatannya masih terbatas. Salah satu alternatif daur ulang limbah kulit udang adalah sebagai sumber khitosan. Melalui proses lanjutan, khitosan dapat dibuat menjadi edible film. Edible film khitosan sedang dikembangkan sebagai pengemas modern yang ramah lingkungan karena dapat langsung dimakan dan terurai oleh alam. Untuk membuat edible film, khitosan dilarutkan dalam pelarut asam asetat glasial 1%. Pembuatan edible film harus melalui proses pengadukan dan pemanasan pada suhu 500C. Selanjutnya larutan khitosan dituang diatas media cetak akrilik untuk dapat membentuk edible film. Plasticizer dapat ditambahkan untuk mengurangi kerapuhan dan meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan film. Pada penelitian ini menggunakan gliserol sebagai plasticizer. Hasil penelitian menunjukkan untuk analisis ketebalan edible film, diperoleh nilai rata-rata berkisar antara 0,018 mm ± 0,0011 % sampai dengan 0,097 mm ± 0,0029 %, ketebalan meningkat Dapat terlihat pada sampel IA sampai dengan ID. Sampel IA (2 gr khitosan, 0,2 ml/gr gliserol), sampel IB (2 gr khitosan, 0,4 ml/gr gliserol), sampel IC (2 gr khitosan, 0,6 ml/gr gliserol), sampel ID (2 gr khitosan, 0,8 ml/gr gliserol), diperoleh nilai rata-rata kuat tarik sebesar 111,130 kgf/cm2 ± 18,378 % makin menurun sampai dengan 18,696 kgf/cm2 ± 2,085 %. Pada analisis uji elongasi, nilai terendah sebesar 5,2000% ± 0,8367% pada sampel IA dan tertinggi sebesar 32,800% ± 3,5637% pada sampel IVD (5 gr khitosan, 0,8 ml/gr gliserol). Pemanjangan edible film meningkat dengan meningkatnya konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan yang digunakan. Untuk hasil analisis uji WVTR, diperoleh nilai terendah 165,56 g/m2/24jam ± 0,14% dan tertinggi 559,48 g/m2/24jam ± 2,47%. Laju transmisi uap air cenderung meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan. Sedangkan pada analisis uji O2TR, diperoleh nilai yang terendah sebesar 0,32 cc/m2/24jam ± 0,0004% dan tertinggi sebesar 1,33 cc/m2/24jam ± 0,74%. Nilai laju transmisi oksigen yang didapat pada penelitian ini cenderung semakin menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan. Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa peningkatan konsentrasi gliserol dan komposisi khitosan dapat meningkatkan ketebalan, persentase pemanjangan, dan laju transmisi uap air edible film khitosan, namun dapat juga menurunkan nilai laju transmisi oksigen. Untuk uji kuat tarik, nilainya semakin menurun dengan peningkatan konsentrasi gliserol, namun semakin meningkat dengan peningkatan komposisi khitosan. Kata kunci : Edible Film, Khitosan, ,,