Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN YANG MENGALAMI FRAKTUR DENGAN NYERI SEDANG Jona, Resa Nirmala; Widodo, Sri; Shobirun, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia pada tahun 2010 angka kecelakaan lalu lintas mencapai 104.824 kejadian. Salah satu akibat yang ditimbulkan karena kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yaitu terputusnya kontinuitas tulang tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh yang biasanya disebabkan oleh trauma atau rudapaksa. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan efektifitas teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik klasik terhadap intensitas nyeri pada pasien yang mengalami fraktur dengan nyeri sedang di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Rancangan penelitian ini menggunakan two group pra-post test design dengan jumlah sampel sebanyak 22 responden dengan teknik purposive sampling. Intensitas nyeri responden sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik klassik adalah nyeri sedang dengan skala 4-6 (100%). Setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik klasik, intensitas nyeri responden adalah 59,1% mengalami nyeri sedang dan 40,9% nyeri ringan. Hasil uji mann whitney menunjukkan nilai p=0,213 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efektifitas teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik klasik terhadap intensitas nyeri pada pasien yang mengalami fraktur dengan nyeri sedang di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Kata kunci : Fraktur, Intensitas Nyeri, Teknik Relaksasi Nafas Dalam, Terapi Musik Klasik
CONFUSION ASSESMENT METHODE FOR ICU (CAM – ICU) DAN INTENSIVE CARE DELIRIUM SCREENING CHECKLIST (ICDSC) DALAM PENILAIAN DELIRIUM PADA PASIEN KRITIS : SYSTEMATIC REVIEW Victoria, Arlies Zenitha; Jona, Resa Nirmala
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemungkinan kejadian delirium tidak terdiagnosa dari aspek klinis pasien dengan ventilasi mekanis yang mengalami keterbatasan komunikasi verbal. Petugas ICU harus menilai delirium secara berkala. Oleh sebab itu, instrumen penilaian delirium pada pasien ICU dikembangkan Instrumen yang paling dikenal dan digunakan untuk menilai delirium pada pasien ICU adalah The Confusion Assesment Methode for the Intensive Care Unit (CAM-ICU) dan The Intensive Care Delirium Screening Chekclist (ICDSC). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan systematic review tentang CAM – ICU dan ICDSC dalam pengkajian delirium pada pasien kritis. Penelitian ini menggunakan metode systematic review. Penelusuran artikel dilakukan dengan menggunakan database ScienceDirect, DOAJ, Spinger Link, dan Pubmed. Terdapat 8 artikel yang memenuhi kriteria. 2 artikel mengevaluasi CAM – ICU, 2 artikel mengevaluasi ICDSC, dan 4 artikel mengevaluasi CAM – ICU dan ICDSC. Masing – masing artikel menunjukkan hasil yang baik pada instrumen yang digunakan untuk menilai delirium pada penelitianya. CAM – ICU dan ICDSC sama – sama menunjukkan nilai sensitivitas, sensitifitas, dan reabilitas yang baik. Kedua instrumen tersebut sama – sama dapat digunakan untuk mengkaji delirium pada pasien kritis. Perawat dapat menggunakan CAM – ICU atau ICDSC untuk mengkaji delirium pada pasien kritis.
TERAPI DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS Jona, Resa Nirmala
Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : STIKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.699 KB) | DOI: 10.35728/jmkik.v5i1.125

Abstract

Malnutrisi merupakan komplikasi yang terkenal pada pasien dengan sirosis hepatis. Penurunan nilai kekuatan genggam berhubungan dengan malnutrisi dan dianggap sebagai parameter terpercaya yang mencerminkan hilangnya massa otot. Kepatuhan pasien dalam pemenuhan nutrisi yang tepat sangat diperlukan untuk sapat meningkatkan status gizi pasien, sehingga diperlukan perubahan perilaku (changes behavior). Salah satu jenis terapi dengan menggunakan pendekatan perilaku untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT), yang merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) dalam meningkatkan status gizi pada pasien sirosis hepatis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental pada pasien sirosis hepatis dengan kriteria child pugh A dan B, pemilihan sampel dengan cara purposive sampling dan dibagi dalam kelompok intervensi 34 responden dan kelompok kontrol 34 responden. Normalitas data diuji menggunakan Shapiro wilk, dilanjutkan dengan uji beda menggunakan Paired T Test. Didapatkan nilai pre-post pada kelompok intervensi p=0,000. Pengukuran efektivitas dihitung dengan rumus menurut Cohen?s. Didapatkan nilai Effect Size (ES) CBT terhadap status gizi adalah 0,7 (efek sedang). Simpulan dari peneliian ini Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan status gizi pada pasien sirosis hepatis.