Bogi Budi Jayanto
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology

SEBARAN SPASIAL FISHING GROUND BERDASARKAN KESUBURAN PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG Fishing Ground Spatial Analysis based on Water Productivity at East Season in Semarang Bay Waters Churun Ain; Bogi Budi Jayanto; Nurul Latifah
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 1 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2318.258 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.1.7-10

Abstract

ABSTRAK   Perairan Teluk Semarang merupakan salah satu perairan yang banyak mendapat tekanan lingkungan seiring berkembangnya industri dan pemukiman di sepanjang pesisir Teluk Semarang. Walaupun demikian, perairan Teluk Semarang masih menyimpan potensi sumberdaya ikan karena dukungan posisi geografis daerah tropis yang dapat menyumbang kesuburan perairan. Kesuburan perairan merupakan parameter kualitas perairan yang dapat dijadikan sebagai indikator fishing ground. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis parameter-parameter kesuburan perairan pada perairan Teluk Semarang secara spasial; 2) menganalisis dan menentukan daerah fishing ground berdasarkan indikator kesuburan perairan. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan pada bulan Juni-Juli 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling pada 6 stasiun yang merupakan daerah tangkapan ikan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter-parameter kesuburan perairan yaitu klorofil-a berkisar antara 1,123-3,090 mg/l, fitoplankton berkisar antara 580-792 ind/l, zooplankton berkisar antara 55-154 ind/l. Sebaran spasial fishing ground menunjukkan bahwa Sebaran spasial fishing ground yang sangat sesuai dan sesuai sepanjang perairan Teluk Semarang dari perbatasan genuk sampai perbatasan tugu sedangkan daerah yang kurang sesuai pada perairan lepas pantai daerah semarang utara sampai genuk dengan kisaran kedalaman 6 sampai 16 meter.   Kata kunci : Kesuburan Perairan, Fishing Ground, Penginderaan Jauh, Teluk Semarang   ABSTRACT   Semarang bay waters is one of waters received a lot of environmentalpressure as the industry and domestic waste of semarang along the coast. Nevertheless , the semarang bay are still have the potential resources of fish because support position geographical the tropics that can be contributed waters productivity. Water productivity are parameters of quality of waters which can be used as indicators fishing ground. The aim of this study was to 1) analyze the parameters of the waters productivity in the Semarang Bay with spatial; 2) analyze and determine the fishing ground area based on indicators of waters productivity.Research during 2 months, until June to July 2015. Research methodology is quantitive and sampling techniques using a purposive sampling method at 6 stations in the Semarang bay waters that catch area. The results showed that the waters productifity parameters that chlorophyll-a range between 1.123-3.090 mg/l, phytoplankton ranged between 580-792 ind/l, zooplankton ranged between 55-154 ind/l. The spatial distribution of fishing ground shows that the area of fishing ground which very suitable and suitable are in the nearshore border area Semarang Genuk until Semarang Tugu and the not suitable areas along the Semarang bay waters from the border area off shore North Semarang until Genuk with depth 6 – 16 m.  Keywords : Waters productivity, Fishing ground, Remote sensing, Semarang bay waters 
ANALISIS PRODUKSI DAN KERAGAAN USAHA GARUK UDANG DI PERAIRAN KOTA SEMARANG (Production Analysis and Feasibility Effort of Dredged Net in Semarang Regency) Bogi Budi Jayanto; Azis Nur Bambang; Herry Boesono
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 8, No 2 (2013): Jurnal Saintek Perikanan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.249 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.8.2.57-65

Abstract

Alat tangkap garuk yang ada di daerah Tambak Lorok Semarang terdiri dari 3 jenis garuk, yaitu garuk biasa, garuk modifikasi dengan rantai dan garuk modifikasi dengan timbal. Adanya modifikasi alat tangkap garuk ini disebabkan oleh karena kurang efektifnya penangkapan udang jika menggunakan penggaruk, karena untuk penangkapan udang sebenarnya cukup dengan desain yang berfungsi untuk mengaduk permukaan substrat dasar perairan sehingga udang akan meloncat untuk masuk dalam cakupan alat tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan udang putih (Penaeus merguiensis) dari 3 jenis garuk udang dan menganalisis perbandingan kelayakan usaha dari 3 jenis alat tangkap garuk udang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi kasus. Pengambilan sampel  hasil tangkapan udang dilakukan pada 3 jenis alat tangkap Garuk Udang selama 3 bulan dengan setiap bulannya diambil data 10 hari. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara terhadap nelayan. Analisis teknis dengan membandingkan antara garuk udang biasa dengan garuk udang modifikasi rantai. Sedangkan analisis kelayakan usaha membandingkan antara garuk udang biasa dengan garuk udang modifikasi rantai dengan menggunakan undiscounted criteria yaitu R/C Ratio, Payback Period, Break Event Point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 3 jenis alat tangkap garuk udang yang ada di Tambak Lorok Semarang, Garuk Udang Modifikasi Timah merupakan alat tangkap yang terbaik, dengan hasil tangkapan udang selama 30 hari sebesar 194,64 kg. Berdasarkan analisa usahanya alat tangkap garuk udang biasa mempunyai nilai R/C 1.45, PP 4.67 tahun, BEP produksi 191.75 kg dan BEP harga Rp. 53,683,-/kg. Alat tangkap garuk udang modifikasi rantai mempunyai nilai R/C 1.74, PP 2.89 tahun, BEP produksi 192.50 kg dan BEP harga Rp. 29,358,-/kg.  Sedangkan Alat tangkap garuk udang modifikasi timah mempunyai nilai R/C 1.91, PP 2.37 tahun, BEP produksi 192.63 kg dan BEP harga Rp. 25,549,-/kg. Alat tangkap garuk udang modifikasi timah merupakan alat tangkap yang terbaik dibandingkan alat tangkap garuk udang yang lain. Kata kunci : Garuk Udang, produksi,  kelayakan usaha. Dredged Net on Tambak Lorok Semarang consist of 3 kinds, those were dredged net, modification dredged net chain, and modification dredged net with lead. Fishing gear modification caused by less efective shrimp fishing using dredged,  because shrimp fishing was enough for design that had stirring effect into demersal substrat so made shrimp leaped into fishing gear range. The purpose of this research were Analysing number of white shrimp (Penaeus merguiensis) catches by 3 kinds of dredged net and knows business feasibility from 3 kinds of dredged net. Research method that used on this research was descriptive method. Sampling shrimp catch result  was did by 3 kinds of shrimp harrow for 3 months, each month data was taken for 10 days. Data collection by direct observation and fishermen interview. Technics analysing by compared genuine harrow and  modification chain harrow. Bussiness analysis compared genuine harrow  and  modification chain harrow by undiscounted criteria those were R/C ratio, payback period, and break event point. The result showed between 3 kinds of shrimp harrow on Tambak Lorok  Semarang,  modification harrow with lead was the best fishing gear, catch result for 30 days were 194,64 kg.  Based on business feasibility analysis, dredged net had R/C 1.45, PP 4.67 years, production BEP 191.75 kg and price BEP  Rp.53,683,-/kg. Modification dredged net by chain had R/C 1.74, PP 2.89 years, production BEP 192.50 kg, and price BEP Rp.19,358,-/kg. Modification dredged net by lead had R/C 1.91, PP 2.37  years, production BEP 192.63 kg, and price BEP Rp.25,549,-/kg. Modification dredged net by lead was the best compared another dredged net. Keywords : Dredged net, production, feasibility effort
PENGARUH ATRAKTOR CUMI TERHADAP HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP DI PERAIRAN JEPARA Effect of Squid Atractor for Liftnet Fishing Production at Jepara Seawaters Bogi Budi Jayanto; Herry Boesono; Aristi Dian Purnama Fitri; Asriyanto Asriyanto; Faik Kurohman
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.211 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.11.2.134-139

Abstract

 Alat tangkap Bagan digunakan untuk menangkap ikan phototaxis positif. Lampu sebagai alat bantu pengumpul ikan pada bagan dianggap tidak efektif dan efisien karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan ikan. Apabila masalah tersebut dibiarkan maka dapat berdampak terhadap peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energi lampu. Penambahan atraktor cumi (fish aggregating device) pada bagan merupakan solusi dalam operasi penangkapan. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan atraktor cumi terhadap hasil tangkapan Bagan tancap (lift net) diperairan Jepara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pengulangan sebanyak 16 kali. Jumlah hasil tangkapan Bagan tancap yang tanpa menggunakan atraktor cumi adalah Cumi (38,55 kg), Ikan Teri (22,55 kg), Kepiting (2,3 kg) dan Udang (2,03 kg). Sedangkan pada Bagan tancap yang menggunakan atraktor cumi hasil tangkapannya adalah Cumi (46,62 kg), Teri (40,82 kg), Kepiting (4,5 kg) dan Udang (1,2 kg). Common fishing gear who uses to catch positive phototaxis fish is Lift Net. The lamp was no longer used as the fish aggregating device for lift net because it was ineffective and inefficient to gathered fish target. If the problem still continued it can increased fuels consumption for lamp attractor. Another fish aggregating device “Squid Attractor” was a solution for lift net operation. The objective of this research was to analyze Squid Attractor's effect of Lift Net catch in Jepara seawaters. The Method used in this research is experimental fishing with 16 repetitions. This research showed Lift Nets catch without  Squid Attractors is less than Lift Nets with Squid Attractor's, there is 38.55 kg of squid, 22.55 kg of anchovies, 2.3 kg of crabs and 2.03 of shrimps. Whereas Lift Net with squid attractor got bigger catch such as 46.62 kg of squid, 40.82 kg of anchovie,s 4.5 kg of crabs and 1.2 kg of shrimps.