Penyakit epilepsi adalah gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan kesadaran. Terapi utama epilepsi adalah dengan obat anti epilepsi. Obat anti epilepsi banyak digunakan sebagai obat jangka panjang pada politerapi atau sebagai monoterapi untuk epilepsi dan indikasi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan obat anti epilepsi di rawat jalan Rumah Sakit X Purworejo periode Februari-April 2021. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan pendekatan retrospektif. Data dalam penelitian ini menggunakan data lembar resep pasien rawat jalan yang di dalamnya tertulis obat-obat anti epilepsi dan memenuhi kriteria inklusi. Sampel dalam penelitian diambil secara total samping berjumlah 91 lembar resep. Hasil dari penelitian diperoleh data obat anti epilepsi yang paling banyak digunakan yaitu phenytoin 65%, kemudian diikuti carbamazepin 14,6%, asam valproat 13,7%, gabapentin 4,0%, Phenobarbital 1,5%, clobazam 0,8% dan clonazepan sebanyak 0,4%. Phenytoin lebih sering digunakan karena efektif terhadap kejang persial dan kejang tonik klonik umum. Phenytoin juga efektif terhadap serangan yang bersifat primer atau sekunder dari jenis kejang lainnya. Kata kunci : Epilepsi, Terapi epilepsi, persentase Penggunaan obat anti epilepsi