Sabrina Fadilah Az-zahra
Universitas Andalas

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EUFEMISME DALAM PEMBERITAAN KRISIS KEMANUSIAAN WAMENA DI MEDIA DARING Sabrina Fadilah Az-zahra; Nadra Nadra; Noviatri Noviatri
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 9, No 2 (2021): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v9i2.50242

Abstract

Eufemisme sebagai bentuk penghalusan akan menyebabkan terjadinya pergeseran atau pergerakan makna. Kajian mengenai eufemisme membantu menjelaskan makna dari berbagai penggunaan bahasa halus sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eufemisme beserta tataran lingualnya yang digunakan dalam pemberitaan krisis kemanusiaan Wamena di media daring, makna, dan referensi masing-masing eufemisme tersebut. Penyediaan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Data yang diambil ialah eufemisme yang digunakan dalam pemberitaan krisis kemanusiaan Wamena pada rubrik News, Nasional di media daring Kompas.com dan Detik.com. Data dianalisis dengan menggunakan dua metode yaitu metode padan dan metode agih. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan eufemisme yang berbentuk kata dan frasa. Eufemisme yang berupa tataran kata terdiri atas kata monomorfemis dan polimorfemis. Ada beberapa makna yang terkandung dalam eufemisme tersebut, yaitu makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual. Berdasarkan referensi eufemisme, terdapat empat wujud referensi eufemisme yaitu 1) eufemisme yang berwujud benda dan binatang, 2) eufemisme yang berwujud aktivitas, 3) eufemisme yang berwujud peristiwa, dan 4) eufemisme yang berwujud keadaan. Dari sejumlah data yang tersedia disimpulkan bahwa referensi eufemisme yang paling banyak digunakan ialah berwujud aktivitas. Eufemisme berwujud aktivitas juga dapat menyembunyikan makna dari perilaku tercela, menjaga citra diri, dan mengaburkan kata-kata yang berkonotasi negatif.
COMPARISON OF RELIGIOUS RHETORIC K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR WITH HABIB MUHAMMAD RIZIEQ: PERBANDINGAN RETORIKA DAKWAH K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR DENGAN HABIB MUHAMMAD RIZIEQ Sabrina Fadilah Az-zahra; Nadra Nadra; Sawirman Sawirman
Jurnal Kata Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.501 KB) | DOI: 10.22216/kata.v5i2.462

Abstract

This research aims to (1) describe the differences in the religious rhetoric of Aa Gym's from Habib Rizieq’s in terms of ethos, pathos, and logos; (2) describe the different rhetorical canons used; and (3) determine the elements of rhetorical content contained in both orator. This research uses a qualitative descriptive approach. The data were taken from the religious speech of Aa Gym and Habib Rizieq with the same theme available on the YouTube platform, which is about leaders and leadership. The research shows the following results. (1) The religious rhetoric of Aa Gym and Habib Rizieq both use all persuasion tools in the form of ethos, pathos, and logos. However, there are three aspects that are controlled by Aa Gym in terms of ethos, namely good competence, good moral character, and goodwill, while only two aspects are controlled by Habib Rizieq, namely good competence and goodwill. (2) All of the rhetorical canons were used by the two preachers, but there are still doubts about their application to Aa Gym. (3) Aa Gym's rhetoric belongs to the type of epideictic rhetoric with a few elements of deliberative rhetoric. Meanwhile, Habib Rizieq's rhetoric belongs to the type of epideictic and deliberative rhetoric with a few elements of forensic rhetoric.