Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Jenis-Jenis Jamur Pada Saluran Pencernaan Ayam Kampung (Gallus domesticus Linn.) Rahmawati, Khristaliana Phikly, Siti Khotimah,
Jurnal Protobiont Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/protobiont.v4i2.11791

Abstract

Free-range chicken digestion tract (Gallus domesticus Linn.) is one of the survival and the growth of microbes such as fungi, both the beneficial fungi and adverse. The purpose of this study was to determine the types of fungi in the digestive tract of free-range chicken (G. domesticus Linn.). The study was conducted in November 2014 until April 2015 in the Laboratory of Microbiology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Tangjungpura, Pontianak. The isolation of fungi used direct planting method and the identification of fungi based on macro-and micro- morphological characteristics. The results of the study found 13 species of fungi in the free-range chicken digestion tract (G. domesticus Linn.) which taken in oneof the traditional market Pontianak city. Fungi which succefully identified were members of the species Acremonium sp. UH 25, Aspergillus sp. 1 UH 21, A. niger EMP1 U2, A. niger UB1, A. clavatus UH 21, A. nidulans UH 22, Aspergillus sp. 2 UH 24, A. flavus UH 26, A. flavus UB, Penicillium sp. 1UH2 U2, Penicillium sp. 2EMP U2 and also found two types of fungi which were unidentified, sp. 1 UB1 U2 and sp. 2 UB2. The digestion tract section that most commonly found fungi is intestinum tenue with the total 7 typesof fungi.
Uji Antiinflamasi Infusa Bunga Seroja (Nelumbo nucifera Gaertn) Pada Struktur Mikroanatomi Ginjal Mencit (Mus musculus) yang Mengalami Stres Rahmawati, Yuniarti, Diah Wulandari Rousdy,
Jurnal Protobiont Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/protobiont.v4i1.9788

Abstract

Lotus (Nelumbo nucifera Gaertn) is an aquatic plant that contains various kinds of phytocemical compounds, one of which is quercetin that has the potentiality to suppress inflammation. The arm of this research was to observe the anti-inflamation effect of Lotus infused water on kidneys mikroanatomical structure of mice (Mus musculus). The test subjects used in this research were 2 months old male swiss strain mice. This research utilized the completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 3 replication each. The treatments groups were the given Lotus infused water orally consist of 5,6 mg/g BW, 8,4 mg/g BW and 11,2 mg/g BW dosages for 7 days, the normal control groups and the negatif control groups. Kidney microanatomical preparations were made using paraffin method with HE coloring. The result of this research show this research shows that stressing the mice may affect their kidneys microanatomical structure in forms of cell swelling (edema), hidropic degenerations, necrosis, and atrophy. The consumtions of Lotus infused water can suppress the inflammation on kidneys mikroanatomical structure of mice. The changes on kidneys tubulus and glomerolus of mice may start to be visible on the consumtion of 5,6 mg/g BW dosage of infused water.
AKTIVITAS ANTIFUNGI ASAP CAIR DARI TANDAN KOSONG Elaeis guineensis Jacq.TERHADAP Colletotrichum sp. (WA2) Elvi Rusmiyanto Pancaning Wardoyo; Widya Anggraeni; . Rahmawati; Hasan Ashari Oramahi
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 7 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.403 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v7i2.3582

Abstract

Antifungal Activity of Wood Vinegar derived from Oil Palm Empty Bunches against Colletotrichum sp. (WA2) Colletotrichum sp. is a fungus that causes anthracnose in cayenne pepper (Capsicum frutescens L.).  An alternative natural control for this fungus is using wood vinegar. The aim of this study was to evaluate antifungal properties of wood vinegar from oil palm empty bunches (Elaeis guineensis Jacq.) against Colletotrichum sp. The antifungal test was carried out using the solid dilution method by poisoning food in potato dextrose agar (PDA) media. Colletotrichum sp. used was isolated from red chili which had anthracnose symptoms. This experimental research method used a completely randomized design (CRD) with 9 treatments, namely, negative control (non-liquid smoke), positive control (Dithane M45 at 0.20%), liquid smoke concentration of 0.40; 0.42; 0.44; 0.46; 0.48; 0.50; and 0.52%. Anova test results showed wood vinegar from empty fruit bunches of E. guineensis at concentrations of 0.40; 0.42; 0.44; 0.46 and 0.48% differed significantly from negative control, positive control, and concentrations of 0.50 and 0.52%. The concentration of 0.42% was the minimum inhibitory concentration with an average value of 87.98% inhibition and a very strong activity level. In conclusion, the wood vinegar from E. guineensis can be used to control Colletotrichum sp fungus at an effective concentration of 0.42%. Colletotrichum sp. merupakan jamur penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Salah satu alternatif pengendalian secara alami terhadap jamur tersebut adalah dengan menggunakan asap cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat antijamur asap cair dari tandan kosong Elaeis guineensis Jacq (kelapa sawit) terhadap Colletotrichum sp. Uji antijamur dilakukan dengan metode dilusi padat melalui cara poisoning food dalam media potato dextrose agar (PDA). Isolat jamur Colletotrichum sp. yang digunakan merupakan hasil isolasi dari tanaman cabe merah yang bergejala antraknosa. Metode penelitian ini mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan, yaitu kontrol negatif (tanpa asap cair), kontrol positif (Dithane M45 sebesar 0,20%), konsentrasi asap cair sebesar 0,40; 0,42; 0,44; 0,46; 0,48; 0,50; dan 0,52%. Hasil uji Anova menunjukkan asap cair dari tandan kosong E. guineensis pada konsentrasi 0,40; 0,42; 0,44; 0,46; dan 0,48% berbeda secara signifikan dengan kontrol negatif, kontrol positif dan konsentrasi 0,50 dan 0,52%. Konsentrasi 0,42% merupakan konsentrasi hambat minimum dengan nilai rata-rata penghambatan sebesar 87,98% dan tingkat aktivitas sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asap cair dari tandan kosong E. guineensis dapat digunakan untuk mengendalikan jamur Colletotrichum sp. pada konsentrasi efektif 0,42%.
Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Rahmawati Rahmawati; Achmad Jailanis
Saintifika Vol 18 No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyakit yang biasanya menyerang tanaman padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya yaitu penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan oleh jamur pada tanaman Padi (Oryza sativa) di sawah penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sampel diambil di lahan persawahan milik petani yang merupakan masyarakat di Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Diagnosa penyakit disebabkan oleh jamur dilakukan dengan cara memotong beberapa helai daun padi yang terserang penyakit dan telah ditumbuhi miselium jamur. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan adanya penyakit layu daun yang diduga disebabkan oleh jamur anggota spesies Fusarium sp., penyakit hawar daun yang diduga disebabkan oleh jamur anggota spesies Helminthosporium sp., penyakit hawar pelepah daun yang diduga disebabkan oleh jamur anggota spesies Rizhoctonia sp., dan penyakit bercak daun coklat sempit yang diduga disebabkan oleh jamur anggota spesies Cercospora oryzae. Kata Kunci: Penyakit, Jamur, Padi, Sungai Kakap, Kubu Raya
ANALISIS SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS VAR. MICROCARPA) DARI PERKEBUNAN DESA SETAPOK, KOTA SINGKAWANG Fatma Agus Setyanngsih; Rahmawati Rahmawati; Mukarlina Mukarlina
KLIK- KUMPULAN JURNAL ILMU KOMPUTER Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/klik.v8i2.382

Abstract

Pontianak Oranges (alternatively called ‘Siam Oranges’), are cultivated by farmers in several areas in West Kalimantan, one of which is a plantation in Setapok Village, Singkawang City. According to information obtained from local farmers, citrus cultivation under threat, namely by bacteria. These bacteria turn leaves yellow with black spots, as well making them become wrinkled and shrink in size. Citrus farmers who still do not fully understand about citrus plant diseases take treatment in eradicating these diseases using pesticides. Citrus farmers if wrong in knowing the disease can result in wrong selection of pesticides so that they fail in eradicating citrus diseases. With these problems, it is appropriate to find a solution, namely by building an expert system to identify diseases in Siamese Citrus Plants (Citrus Nobilis Var. Microcarpa). With this application, it is hoped that farmers can help diagnose what diseases are attacking their citrus plants, so that they can also know how to handle them and prevent wider ones.The method used for expert  system development in this research is the Expert System Development Life Cycle (ESDLC) method. The stages in ESLDC include: (1) Identification and Analysis of Problems. (2) Acquisition of Knowledge as well as its Representation. (3) Prototype Assembly; (4) Validation and Testing. (5) Implementation and Integration. The expert system application are made with PHP as its web-based programming language and MySQL as its database. This expert system can help farmers determine treatment options based on their on-field observations. Determining which disease is which is done by using the Bayes method, where every available solution will be ranked in order of effectiveness.The built system has a 90% success rate, which means that farmers are able to utilize the system as intended and combat the diseases afflicting their citrus trees.Key Words: Disease, Siam Oranges, Expert System, West Kalimantan Jeruk Pontianak atau jeruk siam dibudidayakan oleh petani di beberapa wilayah di Kalimantan Barat, salah satunya di perkebunan yang ada di Desa Setapok, Kota Singkawang. Menurut informasi yang diperoleh dari petani setempat bahwa budidaya tanaman jeruk mengalami kendala yaitu pohon tanaman jeruk mengalami kerusakan dengan gejala di antaranya daun menguning dan terdapat bercak hitam, serta daun menjadi keriput dan kerdil. Petani jeruk yang masih awam belum mengerti keseluruhan tentang penyakit tanaman jeruk melakukan pengobatan dalam membasmi penyakit tersebut menggunakan pestisida. Petani jeruk jika salah dalam mengetahui penyakit dapat mengakibatkan salah dalam pemilihan pestisida sehingga gagal dalam pembasmian penyakit jeruk. Dengan permasalahan tersebut maka sudah selayaknya dicarikan solusi penyelesaiannya, yaitu dengan membangun sebuah sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus Nobilis Var. Microcarpa). Dengan aplikasi ini diharapkan petani dapat terbantu dalam mendiagnosis penyakit apa yang sedang menyerang tanaman jeruknya, sehingga dapat pula mengetahui penanganannya dan mencegah serangan yang lebih luas. Metode pegembangan sistem pakar yang digunakan dalam penelitian ini adalah ESDLC (Expert System Development Life Cycle). Tahapan-tahapan dalam ESDLC ini meliputi, identifikasi dan analisa masalah, akuisisi dan representasi pengetahuan (knowledge representation), pembangunan prototype, verifikasi, validasi dan testing, implementasi dan integrasi. Aplikasi sistem pakar dibuat dengan Bahasa pemrograman berbasis web PHP dan My SQL sebagai database. Metode inferensi yang dipakai Forward Chaining. Sistem pakar berbasis komputer dapat membantu memecahkan masalah agar petani dapat menentukan pilihan pengobatan. Metode yang diterapkan untuk mengidentifikasi penyakit pada jeruk siam adalah Metode Bayes, dimana setiap alternatif yang disediakan akan dilakukan perangkingan untuk memperoleh hasil terbaik.Sistem yang dibangun menghasilkan nilai persentase 90%, artinya mampu membantu petani dalam memilih penganan yang tepat dan sesuai penyakit pada jeruk siam. Kata Kunci: penyakit, jeruk siam, sistem pakar, Kalimantan Barat
ANTIFUNGAL EXTRACT ACTIVITYOF ISOLATE Nocardia sp. ATS-4.1 AGAINST Candida albicans InaCC-Y116 Abdullah Abdullah; Rahmawati Rahmawati; Rikhsan Kurniatuhadi
BERITA BIOLOGI Vol 19, No 3A (2020)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v19i3A.3868

Abstract

Candida albicans is a microorganism that knows as caused of candidiasis. Nocardia is known to have the ability to produce antifungal bioactive compounds to overcome cases of fungal infections. This research aims to determine the presence of antifungal activity and the good concentration from crude extract of Nocardia sp. ATS-4.1 to inhibit C. albicans InaCC-Y116 and. Antifungal activity test of isolate Nocardia sp. ATS-4.1 was performed using a well diffusion method on Mueller Hinton Agar (MHA) media with a concentration of 92%, 94%, 96%, 98%, 100% and nystatin (positive control) 0,0125% and DMSO 10% (negative control) incubated at 37 ᵒC for 24-48 hours. The results showed that the extract of Nocardia sp. ATS-4.1 can inhibit the growth of C. albicans. Nocardia sp. ATS-4.1 isolate extract concentration of 96% with a resistance diameter of 13.63 ± 0.53 mm with a strong category against the growth of  C. albicans InaCC-Y116.    
POTENSI ANTAGONIS ISOLAT BAKTERI Bacillus spp. ASAL RIZOSFER TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) SEBAGAI AGEN PENGENDALI JAMUR Fusarium sp. JDF Florianus Flori; Mukarlina Mukarlina; Rahmawati Rahmawati
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i1.9923

Abstract

Jamur Fusarium merupakan salah satu jamur patogen penyebab penyakit kuning pada tanaman lada (Piper nigrum L.). Alternatif pengendalian dapat dilakukan dengan memanfaatkan bakteri Bacillus spp. yang terdapat di rizosfer tanaman lada.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri Bacillus spp. dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium sp. JDF melalui uji in vitro. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2018 sampai Agustus 2019 di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Uji antagonis secara in vitro menggunakan metode kultur ganda pada media TSA (Tripticasein soy agar). Hasil uji antagonis secara in vitro menunjukan bahwa isolat bakteri Bacillus sp. BRF4 memiliki kemampuan daya hambat sebesar 13,92 mm dengan kategori penghambatan kuat terhadap jamur Fusarium sp. JDF.Kata kunci : Bacillus, Fusarium sp. JDF, Lada (Piper nigrum L.), Uji Antagonis
PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR PASCAPANEN PENYEBAB BUSUK BUAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca L.) SECARA IN VIVO rahmawati ibrahim saleh rahmawati; Rina agus setiawati; Elvi Rusmiyanto Pancaningwardoyo
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i2.11083

Abstract

Abstrak Permukaan kulit buah pisang ambon yang terluka dapat menyebabkan infeksi oleh jamur busuk buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan jamur penyebab busuk buah pisang ambon. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura Pontianak. Metode yang digunakan meliputi isolasi jamur dari buah pisang ambon yang busuk dan inokulasi jamur pada buah pisang ambon yang sehat metode tanam langsung (Direct Plating Method). Parameter pengamatan meliputi pengukuran diameter pertumbuhan jamur dan pengukuran ketebalan kerusakan daging buah. Isolat jamur yang diperoleh ada 9 isolat dengan kode isolat PA1, PA2, PA3, PA4, PA5, PA6, PA7, PA8 dan PA9.Berdasarkan hasil pengamatan,diameter pertumbuhan terbesar berturut-turut adalah isolat PA 8, isolat PA 1,PA 4, PA 2, PA 7, PA 9, PA 5 dan PA 6 masing-masing 34,55 mm, 30,61 mm, 27,86 mm, 26,8 mm, 26,45 mm, 24,12 mm, 21,86 mm dan 21,34 mm, dengan kerusakan daging buah masing-masing 100%, sedangkan isolatPA 3 10,32 mm dengan kerusakan daging buah terendah yaitu 15%. Hal ini menunjukkan bahwa pisang ambon dapat terkontaminasi oleh berbagai koloni jamur dengan pertumbuhan berbeda-beda. Kata kunci : Diameter Pertumbuhan, Jamur, Kerusakan, Pisang Ambon
KARAKTERISTIK FISIOLOGIS JAMUR HALOFILIK BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN DARI SUMUR AIR ASIN DI DESA SUAK, SINTANG, KALIMANTAN BARAT rahmawati ibrahim saleh rahmawati; Lukmanul Hakim; Rikhsan Kurniatuhadi
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i2.11299

Abstract

Jamur halofilik adalah kelompok mikroorganisme yang dapat hidup dan beradaptasi pada kondisi lingkungan salin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik fisiologis jamur halofilik berdasarkan faktor lingkungan dari sumur air asin di desa Suak, Kabupaten Sintang. Metode yang digunakan yaitu dengan menumbuhkan jamur halofilik pada media cair Potato dextrose broth (PDB), selanjutnya dilakukan karakterisasi fisiologis jamur. Uji fisiologis meliputi uji salinitas, suhu dan pH. Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik fisiologis, semua isolat jamur dapat tumbuh pada salinitas 50‰ (slightly halophiles) dan 150‰ (moderate halophiles) kecuali isolat JAS8, dan semua isolat jamur tidak dapat tumbuh pada tingkat salinitas 250‰ (extreme halophiles). Semua isolat jamur dapat tumbuh pada suhu 30°C (mesofil) dan 40°C (mesofil), kecuali isolat JAS3. Hanya isolat JAS3 dan JAS7 yang dapat tumbuh pada suhu 10°C, dan semua isolat jamur dapat tumbuh pada suhu 40°C, kecuali isolat Cladosporium JAS3. Semua isolat Jamur dapat tumbuh pada pH 4 (asam) dan 7 (netral), namun isolat JAS4 dan JAS7 tidak dapat tumbuh pada pH 9, sedangkan isolat jamur yang lain dapat tumbuh pada pH tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa jamur memiliki karakteristik yang tidak selalu sama berdasarkan faktor lingkungan. Kata Kunci: Halofilik, jamur, Sumur Air Asin, salinitas
Deteksi dan Identifikasi Genera Bakteri Coliform Hasil Isolasi dari Minuman Lidah Buaya Dian Purnama Sari; Rahmawati Rahmawati; Elvi Rusmiyanto PW
Jurnal Labora Medika Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Labora Medika
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.864 KB) | DOI: 10.26714/jlabmed.3.1.2019.29-35

Abstract

Coliform merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan dijadikan sebagai bakteri indikator keberadaan bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi genera bakteri golongan Coliform dari sampel air minuman lidah buaya. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling.  Deteksi genera bakteri menggunakan media selektif dan identifikasi berdasarkan karakter morfologis dan biokimia. Hasil identifikasi diperoleh tiga genera bakteri golongan Coliform yakni anggota genus Escherichia, Klebsiella dan Citrobacter.