Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGARUH LAMA EKSTRAKSI TERHADAP KADAR FENOL TOTAL EKSTRAK METANOL DAGING UMBI GADUNG (DIOSCOREA HISPIDA DENNST.) Susanti, Susanti
Journal of Pharmacopolium Vol 2, No 3 (2019)
Publisher : P3M STIKes Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jop.v2i3.541

Abstract

Umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst.) merupakan tanaman liar yang banyak terdapat di wilayah Indonesia,namun pemanfaatannya di Indonesia sendiri masih terbatas. Padahal umbi gadung memiliki potensi yang besardalam bidang farmasi, salah satunya dengan adanya kandungan senyawa fenol yang memiliki banyak manfaatterutama dalam bidang farmasi. Daging umbi gadung telah diketahui mengandung fenol namun belum adapenelitian yang menunjukkan pengaruh lama ekstraksi terhadap kadar fenol. Sehingga tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh lama ekstraksi terhadap kadar fenol total dari daging umbi gadung.Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi daging umbi gadung dalam metanol 90% dengan variasi waktu 3, 6,9, 12 dan 15 hari menggunakan metode maserasi. Kadar senyawa fenol dianalisis berdasarkan reaksi oksidasimenggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dan pengukuran absorbansi dengan Spektrofotometer Uv-Vis yangdinyatakan sebagai kadar fenol total (mg GAE/g ekstrak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fenoltertinggi diperoleh dari ekstrak yang dimaserasi selama 3 hari dengan total kadar 102,513 ± 0,129 mgGAE/gram ekstrak. Kadar fenol total ekstrak metanol daging umbi gadung mengalami penurunan seiringdengan bertambahnya lama ekstraksi.
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA DALAM MINYAK ATSIRI RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb) SECARA IN SILICO Bachtiar, Kamiel Roesman; Susanti, Susanti; Mardianingrum, Richa
Journal of Pharmacopolium Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : P3M STIKes Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jop.v4i1.719

Abstract

PENGARUH PERBEDAAN PELARUT TERHADAP KADAR FENOL TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK GADUNG (Dioscorea hispida Dennst.) Susanti Susanti; Ristina Siti Sundari; Lina Rahmawati Rizkuloh; Richa Mardianingrum
Biopropal Industri Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36974/jbi.v12i1.6482

Abstract

ABSTRACTGadung tuber (Dioscorea hispida Dennst.) are known to have phenolic compound which has potential as antioxydant agent. From previous study, the extraction of phenolic compounds from gadung tuber was carried out by maceration using methanol and this has never been done using other polar solvents such as ethanol and water. The purpose of this study was to determine the effect of maceration solvents on total phenol content and antioxidant activity of gadung tuber. Extraction was carried out by maceration technique using 3 types of polar solvents, methanol 90%, ethanol 96% and water. Analysis of total phenol content of the extract was carried out using a UV-VIS spectrophotometer based on the reduction reaction of Folin-Ciocalteu reagent and the antioxidant activity test was carried out using the DPPH (2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method. The results showed that the methanol extract had the highest total phenol content of 2.782 ± 0.389 g GAE/100 g with the lowest IC50 value of 13.399 ppm. The ethanol extract and water extract had the total phenol content 1.963 ± 0.134 g GAE/100 g and 2.018 ± 0.015 g GAE/100 g, respectively, while the IC50 value of etanol extract and water extract were 26.706 ppm dan 18.605 ppm. All extracts in this study had a very strong antioxidant activity with an IC50 value less than 50 ppm.Keywords: antioxidant, extraction, phenol, gadung ABSTRAKUmbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) telah diketahui memiliki senyawa fenol yang berpotensi sebagai antioksidan. Ekstraksi senyawa fenol dari umbi gadung pada penelitian terdahulu dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol, namun belum pernah dilakukan dengan menggunakan pelarut polar lain seperti etanol dan air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut maserasi terhadap kadar fenol total dan aktivitas antioksidan umbi gadung. Ekstraksi dilakukan dengan teknik maserasi menggunakan 3 jenis pelarut polar yaitu metanol 90%, etanol 96% dan air. Analisis kadar fenol total ekstrak dilakukan dengan spektrofotometer UV-VIS berdasarkan reaksi reduksi pereaksi Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki kadar fenol total tertinggi sebanyak 2,782 ± 0,389 g GAE/100 g dengan nilai IC50 terendah yaitu 13,399 ppm. Kadar fenol total ekstrak etanol dan ekstrak air masing-masing adalah 1,963 ± 0,134 g GAE/100 g dan 2,018 ± 0,015 g GAE/100 g, sedangkan untuk nilai IC50 untuk ekstral etanol dan ekstrak air masing-masing adalah 26,706 ppm dan 18,605 ppm. Semua ekstrak pada penelitian ini memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat dengan nilai IC50 kurang dari 50 ppm.Kata kunci: antioksidan, ekstraksi, fenol, gadung
SINTESIS DAN IDENTIFIKASI STRUKTUR SENYAWA 3-(3,5-DINITROBENZOIL)-1-FENILTIOUREA SEBAGAI KANDIDAT ANTIKANKER Susanti Susanti; Ruswanto Ruswanto; Muharam Priatna
Pharmacoscript Vol. 1 No. 2 (2018): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v1i2.102

Abstract

Thiourea derivatives are known to be potential anticancer agents. 3-(3,5-dinitrobenzoyl)-1-phenylthiourea as a thiourea derivatives has been synthesized through acylation between 3,5-dinitrobenzoyl chloride and 1-phenylthiourea in tetrahydrofuran with triethylamine ascatalyst through reflux process with stirring for 6 hours. The percentage of yield was13,86%. The purity of the product was shown by the single spot on the TLC and narrowrange of melting point. The structure identification results with UV spectrophotometry, IRspectroscopy and 1HNMR spectroscopy showed that the structure of the product wasappropriate to the prediction.
PENGARUH PERBANDINGAN ESSENTIAL LEMON OIL DENGAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN MUTU FORMULASI SABUN CAIR Hisyam Arief; Srie Rezeki Nur Endah; Susanti Susanti
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.387

Abstract

Minyak kelapa murni merupakan minyak dengan kandungan asam laurat yang tinggi. Asam laurat ini berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit. Sehingga VCO cocok dijadikan sebagai bahan baku pembuatan sabun. Sabun yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan penambahan essensial lemon oil yang mampu meningkatkan kualitas pada sabun cair. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun cair, mencari penambahan konsentrasi essensial lemon oil yang tepat dalam pembuatan sabun cair dan mengetahui pengaruh penambahan essensial lemon oil terhadap karakteristik sabun cair. Perlakuan pada penelitian ini konsentrasi essensial lemon oil adalah dengan penambahan sebesar F1 = 1% (b/v), F2 = 2% (b/v), F3 = 3% (b/v) dari 100 gram basis sabun. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia, sifat fisik sabun dan uji organoleptik. Hasil analisis menunjukan bahwa semua formulasi sabun cair memenuhi persyaratan berdasarkan SNI sabun cair 06-4085-1996. Sabun cair dengan formulasi F3 merupakan produk terbaik dengan hasil analisis sabun cair pada perlakuan F3 adalah kadar alkali bebas 0.078%, nilai pH 11, bobot jenis 1,041% dan angka lempeng total 8,3 X 102. Sehingga teknologi proses pembuatan sabun cair dengan penambahan essensial lemon oil selanjutnya dapat dikembangkan dan diaplikasikan pada skala industri.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI PADA Family Zingiberaceae DAN Myrtaceae SECARA SISTEMATIKA REVIEW Ryan Apriandi; Richa Mardianingrum; Susanti Susanti
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.525

Abstract

Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi emil dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan kariogenik. Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri Streptococcus mutans. Secara empiris ada 50 tanaman yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Sebagian besar berasal dari famili Zingiberaceae dan Myrtaceae Tujuan penelitian ini yaitu mengetahu metabolit sekunder yang terkandung didalam rimpang bangle, mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dari famili Zingiberaceae dan Myrtaceae secara sistematika review serta mengetahui metode yang baik untuk pengujian aktivitas antibakteri secara sistematika review. Penelitian ini menggunakan metode sistematika review dengan 50 full text jurnal penelitian mengenai tanaman yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dengan hasil akhir 15 jurnal.  Berdasakan sistematika review famili Myrtaceae memiliki zona hambat lebih besar terhadap aktivitas antibakteri Streptococcus mutans. Dari semua metode yang digunakan berdasakan sistematika review metode sumuran yang lebih baik dari pada metode cakram.
Pelatihan Pembuatan Tepung Gadung di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Dalam Rangka Diversifikasi Pangan Pasca Pandemi Covid-19 Susanti Susanti; Lina Rahmawati Rizkuloh; Richa Mardianingrum
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 4 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v4i4.1427

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit infeksi virus yang telah menjadi pandemi di seluruh dunia termasuk Indonesia sejak awal tahun 2020. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi banyak aspek kehidupan, terutama aspek kesehatan dan perekonomian masyarakat.. Pemanfaatan umbi gadung sebagai sumber daya alam lokal yang kaya akan manfaat dalam rangka diversfikasi pangan dapat menjadi solusi permasalahan yang disebabkan pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan membantu memulihkan ekonomi masyarakat. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi umbi gadung sebagai sumber pangan menjadi masalah, khususnya dalam pengolahan umbi gadung yang mempunyai kandungan sianida yang cukup tinggi. Oleh karena itu dilakukan pelatihan pembuatan tepung gadung yang baik dan benar agar dapat dijadikan tepung yang dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan layak konsumsi.  Kegiatan pelatihan ini dilakukan kepada masyarakat Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan terdiri dari sosialisasi manfaat umbi gadung sebagai sumber pangan lokal yang bergizi dan pelatihan pembuatan tepung umbi gadung yang baik dan benar. Dengan adanya kegiatan ini, pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan pembuatan tepung gadung meningkat dilihat dari hasil evaluasi setelah dilakukan sosialisasi dan pelatihan. Selain itu dengan adanya kegiatan ini masyarakat memiliki keterampilan baru dalam mengolah umbi gadung menjadi suatu tepung serbaguna yang bergizi sehingga bisa meningkatkan taraf kesehatan dan bisa dijadikan produk khas daerah bernilai ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat pasca pandemic covid-19.
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Tanaman Jelatang (Urtica dioca L.) pada Mencit Nitya Nurul Fadilah; Susanti Susanti
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 12 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.vi.193

Abstract

Hyperuricemia is a high level of uric acid in the blood and can cause gout. One of the drugs used to treat hyperuricemia is allopurinol. The use of these drugs can cause various side effects if used for a long period of time. Nettle plants are known to contain flavonoids which can reduce uric acid levels in the blood. This study was conducted to test the activity of nettle plants and to find out the effective dose in reducing blood uric acid levels in mice. In this study, extracts were made using maceration method using 70% ethanol. Tests were carried out on mice induced by pottasium oxonate and chicken liver juice to increase uric acid levels. Then the test animals were divided into 5 groups cosisted of the negative control group (0.5% NaCMC), positive control (allopurinol 13mg/kgBW), the dose I group (125mg/kgBW), dose II (250mg/kgBW), and dose III (500mg/kgBW). Next step is to measured the decrease of uric acid levels in mice’s blood every hour for 5 hours. Then the data of decreased in uric acid levels were processed statistically using the Anova and Duncan method. Based on the results of test in mice, nettle extract has antihyperuricemia activity with successive doses of 500 mg/kgBW (89.91%), 250 mg/kgBW (73.7%), and 125mg/kgBW (63.56%).
Effect of Different Extraction Method on Total Flavonoid Contents of Sansevieria trifasciata P. Leaves Extract: Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi Terhadap Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata P. Gina Septiani; Susanti Susanti; Fitria Sucitra
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 7 No. 2 (2021): (October 2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/j24428744.2021.v7.i2.15573

Abstract

Sanseviera leaves (Sansevieria trifasciata P.) is a plant that contains flavonoids. Flavonoid in the health sector act as antibacterial, antioxidant, anti inflammatory and anti diabetic. The extraction method will determine the amount of substance on the plant extract. The purpose of this study was to determine the effect of different extraction method on total flavonoid contents of sansevieria leaves extract. The method used is an experimental by comparing meceration and soxhletation extraction method to the total flavonoid contents of sansevieria leaves extract using UV-Vis spectrophotometric. The results showed that the total flavonoid contents of the maceration extraction method was 13.934 mgQE/g or 1.39% higher than the soxhlet extraction method of 8.117 mgQE/g or 0.81%. The results of statistical tests showed that significant value of 0.001 (p<0.05), means that there is a significant effect between the contents of total flavonoids in maceration and soxhlet extraction methods.
UJI AKTIVITAS TONIKUM INFUSA BUAH KAPOLAGA (Amomum cardamomum) PADA MENCIT (Mus musculus) Gina Septiani Agustien; Susanti Susanti
Jurnal Farmagazine Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v7i1.152

Abstract

Kebutuhan suplemen penambah stamina atau tonikum bisa didapatkan dari mengkonsumsi tanaman herbal. Pemanfaatan tanaman herbal untuk tonikum mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan senyawa sintetik. Buah kapolaga (Amomum cardamomum) adalah tanaman perdu banyak terdapat di wilayah Indonesia, masyarakat biasanya menggunakan kapolaga untuk bumbu masakan. Buah kapolaga memiliki potensi besar dalam bidang farmasi, yaitu adanya senyawa flavonoid yang bermanfaat sebagai tonikum. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengetahui efek tonikum pada mencit dan menentukan pada konsentrasi berapa dapat memberikan efek tonikum yang optimum. Uji efek tonikum dilakukan menggunakan uji renang kemudian dilihat waktu pada petahanan berenang mencit. Metode uji renang yang digunakan adalah natatory exhaustion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infusa buah kapolaga pada dosis 2,5 g/kgBB, 5,0 g/kgBB dan 10 g/kgBB pada metode ketahanan berenang menunjukkan efek tonikum pada mencit (Mus musculus). Infusa buah kapolaga pada konsentrasi 10 g/kgBB menunjukkan efek tonikum yang paling baik pada mencit, tetapi efeknya masih lebih kecil daripada pemberian kafein sebagai pembanding. Kata Kunci: Buah Kapolaga, Infusa, Mencit, Tonikum