Lingkungan yang sarat dengan perubahan menuntut individu untuk senantiasa mampu beradaptasi dengan cepat. Kondisi stress muncul jika tuntutan untuk beradaptasi tidak sebanding dengan kapasitas yang dimiliki oleh individu tersebut. Salah satu cara untuk mendeteksi stress adalah dengan memberikan tes kognitif yang dilanjutkan dengan pengamatan respon hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) sebagai indikator fisiologis terhadap stress. Penelitian-penelitian terdahulu menggunakan Tes Kraepelin untuk menginduksi sekaligus meramalkan kapasitas individu dalam menghadapi stress. Namun demikian, literatur terbaru menunjukkan bahwa tes tersebut kurang prediktif karena kemungkinan adanya perbedaan individual. Penelitian kali ini melibatkan instrumen pengukuran kognitif numerik berbasis komputer yang memanfaatkan algoritme dinamis sehingga mampu menyajikan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kapasitas maksimal tiap partisipan untuk mengatasi isu perbedaan individual ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar kortisol, sebagai hasil dari HPA, meningkat seiring dengan bertambahnya beban kognitif dalam tes kognitif numerik. Dengan demikian, temuan penelitian ini menunjukkan pentingnya penyesuaian tingkat kesulitas tugas terhadap kapasitas maksimal masing-masing individu untuk menghasilkan efek stress.