Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi

HUNIAN BERBENTENG (KUTA) MAPOT: STUDI BENTUK, SIMBOL, DAN KRONOLOGI (THE FORTIFIED DWELLING (KUTA) OF MAPOT: STUDY OF FORM, SYMBOL, AND CHRONOLOGY) nFn Sunarningsih
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 5 No. 1 (2019): Kindai Etam Volume 5 Nomor 1 November 2019
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2558.271 KB) | DOI: 10.24832/ke.v5i1.51

Abstract

Kuta Mapot yang berada di wilayah Desa Tumbang Lapan, Kecamatan Rungan Hulu, Kabupaten Gunungmas, Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan hunian berbenteng di tepian anak Sungai Tumbang Lapan, di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan bagian hulu. Kuta ini termasuk istimewa karena masih nampak beberapa tiangnya, baik dari bagian pagar keliling maupun bangunan di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi bentuk, simbol, dan kronologi hunian berbenteng Mapot. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan induktif. Pengumpulan data menggunakan metode survei, ekskavasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa Kuta Mapot berbentuk persegi, yang dibentuk oleh pagar keliling dari balok ulin, dilengkapi dengan beberapa patung yang bermakna simbolik sebagai penolak bala sekaligus penjaga, dan bangunan patahu. Secara kronologi (absolut) berdasarkan analisis 14C, Mapot berada di kisaran abad ke-5--20 Masehi, sedangkan secara relatif (keramik Cina) berada pada abad ke-18--20 Masehi. Pendukung Kuta Mapot adalah masyarakat asli, yang sekarang dikenal dengan nama masyarakat Ngaju yang tinggal di Desa Tumbang Lapan, Kecamatan Rungan Hulu. Kuta Mapot, located in the Tumbang Lapan Village, Rungan Hulu Subdistrict, Gunungmas Regency, Central Kalimantan Province, is a fortified residence on the banks of the Tumbang Lapan tributary, in the upper of Kahayan River Basin. Kuta is specially considered because there can still be found some pillars, both from the part of the fences and the buildings inside. This study aims to reconstruct the shape, symbols, and chronology of Mapot fortified dwellings in the village of Tumbang Lapan. Research is descriptive with an inductive approach. The data were collected by survey, excavation, interview, and literature study methods. The study can illustrate that Kuta Mapot is square in shape, formed by a perimeter fence of ironwood beams, equipped with several sculptures that have symbolic meanings as repellent as well as guards, and patahu building. Chronologically (absolute) based on C14 analysis, Mapot is in the range of the 5th-20th century AD, while relatively (Chinese ceramics) is in the 18th-20th century AD. Supporters of Kuta Mapot were indigenous people, now known as Ngaju people who live in Tumbang Lapan Village, Rungan Hulu District.
LANSKAP DAN KRONOLOGI HUNIAN KUNO TEWAH PUPUH, KABUPATEN BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH [THE LANDSCAPE AND CHRONOLOGY OF TEWAH PUPUH, AN ANCIENT SETTLEMENT SITE IN BARITO TIMUR REGENCY, CENTRAL KALIMANTAN] nFn Sunarningsih; nfn Hartatik; Vida Pervaya Rusianti Kusmartono
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 1 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i1.63

Abstract

Situs pemukiman kuno ini berada di Desa Tewah Pupuh, Kecamatan Banua Lima, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian arkeologi sudah beberapa kali dilakukan di wilayah Kabupaten Barito Timur, tetapi situs pemukiman kuno ini belum pernah diteliti. Masyarakat meyakini bahwa situs ini merupakan tempat tinggal salah satu tokoh penting pada zamannya, yaitu Patis Uwey, yang juga menjadi salah satu cikal bakal pembentukan Kademangan Banua Lima. Keberadaan situs ini diketahui dari informasi masyarakat yang diteruskan oleh dinas setempat kepada Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, dengan temuan berupa fragmen keramik asing. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lanskap dan kronologi relatif pemukiman kuno di situs Tewah Pupuh. Metode yang digunakan adalah survei, ekskavasi, wawancara, pemetaan, dan studi pustaka. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa pemukiman kuno milik Patis Uwey di situs Tewah Pupuh berada di bukit kecil yang dikelilingi oleh aliran sungai yang bermuara di Sungai Tabalong. Kronologi berdasarkan hasil analisis fragmen keramik dan penelusuran data sejarah berada di antara abad ke-14 sampai ke-19 Masehi. The ancient settlement site is located in Tewah Pupuh Village, Banua Lima District, Barito Timur Regency, Central Kalimantan Province. Archaeological research has been conducted several times in the area of Barito Timur Regency, but the ancient settlement site has never been studied. The community believes that the site is residence of the important figures, namely Patis Uwey, who also became a forerunner to the formation of Banua Lima Kademangan. The existence of this site is known from public information that was forwarded by the local service to Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, with the findings of foreign ceramic fragments. The research conducted at Tewah Pupuh aims to determine landscape and its chronology (relative dating). The methods used are survey, excavation, interview, mapping, and literature study. The results of the study illustrate that the ancient settlement owned by Patis Uwey was built on a small hill surrounded by a river that empties into the Tabalong River. The relative chronology based on ceramic analyses and historical data came up from 14th to 19th Century.
PUSAT KERAJAAN TAYAN DI BUKIT RAYANG, SANGGAU, KALIMANTAN BARAT nFn Sunarningsih; Yuka Nurtanti Cahyaningtyas
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 7 No. 2 (2021): KINDAI ETAM VOLUME 7 NOMOR 2 TAHUN 2021
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v7i2.102

Abstract

Salah satu kerajaan Islam yang berada di aliran Sungai Kapuas, Kalimantan Barat adalah Kerajaan Tayan. Pusat kekuasaan awal berdiririnya kerajaan ini berada di aliran Sungai Tayan yang merupakan anak Sungai Kapuas, tepatnya di Bukit Rayang sebelum akhirnya pusat pemerintahannya berada di Teluk Kemilun yang bangunan Kraton dan masjidnya masih berdiri kokoh hingga sekarang. Keberadaan Bukir Rayang menarik untuk diteliti karena masih minimnya data awal pusat kekuasaan Tayan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam data arkeologi dan lanskap hunian di Bukit Rayang. Metode pengumpulan data menggunakan survei dan ekskavasi. Data selanjutnya dianalisisbaik lingkungan maupun artefaktualnya. Hasil penelitian mendapatkan beragam data arkeologi, yaitu benteng tanah, bekas pemandian putri, tonggak bekas jembatan, makam kerabat istana, tonggak bekas masjid, bekas pendapa, Meriam, dan artefak berupa fragmen dari bahan yang beragam (tanah liat, stoneware, porselen, kaca, logam, dan batu). Berdasarkan hasil analisis artefaktual, temuan fragmen berasal dari berbagai bentuk wadah dan non wadah yang digunakan oleh masyarakat pendukung Kerajaan Tayan, dan analisis lingkungan memberi gambaran lanskap hunian di lokasi Bukit Rayang sangat strategis karena berada di kelokan sungai, pengawasan ke arah hulu dan hilir mudah dilakukan, juga keberadaan benteng di bagian tertinggi dari bukit memiliki tujuan untuk mengamankan pengiriman upeti dari wilayah hulu.