Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial

KAJIAN PSIKOLOGIS TENTANG PENDEKATAN TEORI REINFORCEMENT DALAM PROSES PEMBELAJARAN Etty Ratnawati
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.304 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v4i1.651

Abstract

Abstrak Dalam kegiatan pembelajaran perlu adaya stimulus atau rangsangan yang sering disebut dengan reinforcer yang berfungsi pemerkuat respons yang telah dilakukan oleh seseorang, rangsangan ini berupa pemberian motivasi. Faktor psikologis dalam pemberian reinforcement (penguatan) dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk pendekatan yang memberikan makna dalam proses tingkah laku, dinataranya berupa pemberian motivasi pujian dalam pembagian hasil belajar siswa baik yang mendapat nilai baik maupun yang nilainya kurang. Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar yang lebih menitikberatkan pada soal  reinforcement (penguatan), maka mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern. Faktor intern ini menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan reinforcement layak dipertimbangkan sebagai usaha alternative karena telah mampu meningkatkan semangat dan kemampuan siswa dalam pembelajaran. Pendekatan reinforcement melalui pemberian motivasi berupa pujian baik yang mendapat nilai baik maupun yang buruk saat pembagian hasil belajar sangat menunjang kegiatan belajar mengajar karena dengan meningkatnya semangat dan kemampuan siswa, hasil belajar, serta minat siswa juga akan meningkat dan dapat memperbaiki prestasi siswa tersebut. Kesan atau motivasi yang diberikan berupa pemberian penghargaan tersebut akan selalu diingat dan memperkuat perilakunya apabila selalu diulang dan berkelanjutan hal ini karena usaha untuk mendapatkan penguatan tergantung pada orang tersebut yang mengeluarkan respon atau perilaku tersebut. Apabila dilakukan secara terus menerus maka respon atau perilaku yang ditimbulkan akan naik atau bertambah pula. Kata Kunci : Psikologis, Reinforcement, Proses Pembelajaran
RELEVANSI PSIKOLOGI LINTAS AGAMA DAN BUDAYA BAGI PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGANNYA Etty Ratnawati
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.603 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v1i1.364

Abstract

ABSTRAK Tuhan – dengan segala qudrat dan iradat-Nya – telah mendesain dan membuat scenario terkait dengan sebuah keniscayaan yakni hidup dalam pluralitas, multicultural, atau berbhineka. Kebhinekaan kehidupan ini, akan lebih menarik ketika disiplin ilmu psikologi dihadapkan dengan pluralitas agama dan budaya. Agama adalah suatu fenomena abadi di dalam di sisi lain juga memberikan gambaran bahwa keberadaan agama tidak lepas dari pengaruh realitas di sekelilingnya. Seringkali praktik-praktik keagamaan pada suatu masyarakat dikembangkan dari doktrin ajaran agama dan kemudian disesuaikan dengan lingkungan budaya. Pertemuan antara doktrin agama dan realitas budaya terlihat sangat jelas dalam praktik ritual agama. Kata Kunci : Psikologi Lintas Agama dan budya, relevansi, pengembangan.
KARAKTERISTIK TEORI-TEORI BELAJAR DALAM PROSES PENDIDIKAN (PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS DAN APLIKASI) Etty Ratnawati
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.254 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v4i2.658

Abstract

Abstrak Beberapa aliran dalam teori belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada yang menekankan pada “hasil” dari pada proses belajar. Salah satu contohnya aliran kognitif yang menekankan “proses” belajar. Aliran humanistik menekankan pada “isi” atau apa yang dipelajari. Aliran sibernetik menekankan pada “sistem informasi” yang dipelajari dan masih banyak beberapa teori yang mempunyai karakteristik tertentu sesuai jenis dan pengelompokannya. Perbedaan-perbedaan yang terdapat antara karakter berbagai teori belajar itu disebabkan karena perbedaan jenis-jenis belajar yang diselidiki. Belajar ada yang bertahap dan berkarakter rendah dan ada yang bertahap dan berkarakter tinggi; ada belajar yang bersifat skill atau keterampilan dan ada yang bersifat rasional. Jadi dalam hal menilai benar tidaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh berbagai teori belajar itu, kita harus memandangnya dari segi-segi karaktersitik tertentu yang sesuai dengan jenis-jenis belajar yang diselidikinya. Kata Kunci : teori belajar, pendidikan, karakteristik, aplikasi
PENTINGNYA PEMBELAJARAN IPS TERPADU Etty Ratnawati
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.107 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v2i1.635

Abstract

AbstrakPeningkatan kualitas tenaga pendidik IPS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, merupakan prioritas yang harus diperhatikan secara serius,sehingga pembelajaran IPS dengan menggunakan cara konvensional dapat ditinggalkan oleh para guru. Mereka perlu dibekali tentang pola pembelajaran IPS terpadu dengan mantap, dan dilatih dengan model-model pembelajaran berpusat pada peserta didik.Dengan demikian, pembelajaran IPS yang diterima oleh peserta didik menjadi bermakna, baik untuk kehidupan pribadinya maupun untuk kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Harus disadari secara mendalam oleh guru-guru IPS bahwa, penerapan terpadu dalam pembelajaran IPS mengandung arti yang strategis untuk pembangunan nasional atau kehidupan berbangsa dan bernegara. 
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI KREATIF MASYARAKAT Etty Ratnawati; Nasehudin Nasehudin
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 8, No 1 (2019): Pedagogik dan Kajian Gender
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.353 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v8i1.4841

Abstract

AbstrakPenelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam memberdayakan ekonomi kreatif masyarakat. Sementara itu, tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kebijakan pemerintah Kabupaten Pangandaran tentang pengelolaan ekonomi kreatif masyarakat di kawasan wisata. 2) mengetahui pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat di kawasan wisata Pangandaran.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini bersifat kasuistik yang menyangkut sebuah kawasan wisata yang sudah cukup lama berkembang dan telah menjadi kabupaten baru yaitu Pangandaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara dan studi dokumentasiSecara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam memberdayakan ekonomi kreatif masyarakat sudah dilakukan baik secara konseptual dalam kebijakan maupun secara taktis dengan melibatkan komponen masyarakat lain. Sedangkan kesimpulan khususnya adalah: 1) Peran pemerintah tentang pengelolaan ekonomi kreatif di kawasan wisata Kabupaten Pangandaran dilakukan melalui sinergitas dengan elemen masyarakat seperti kelompok penggerak pariwisata (Kompepar) dan Bidang UMKM Rumah Kreatif BUMN Pangandaran. 2) Pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat di Kawasan Wisata Pangandaran dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebupaten Pangandaran. Hal tersebut guna mengembangkan tiga potensi unggulan dalam bidang ekonomi kreatif diantaranya kuliner, pakaian, dan kerajinan tangan. Pengelolaan ekonomi kreatif di Kabupaten Pangandaran juga menjadi fokus garapan yang penting dalam rangka mendukung ambisi daerah ini sebagai menuju “Wisata Kelas Dunia”.