Carok merupakan salah satu dari dua kearifan budaya yang dilestarikan di Madura. Kearifan budaya yang kedua yaitu kerapan sapi. Pandangan yang pertama tersebut cenderung urakan, nirmakna dalam konteks kebudayaan. Penelitian ini berusaha secara maksimal memberikan pemahaman secara teoretis filsafati keliru tentang tradisi carok sebagai tradisi orang Madura dengan memperoleh tempat terhormat dan istimewa. Penelitian ini merupakan studi pustaka menggunakan skripsi “Tradisi Carok Pada Masyarakat Madura Menurut Perspektif Teori Relativisme Moral” yang ditulis oleh Liberatus Pogolamum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek penelitian ini yang berasumsi bahwa carok merupakan tradisi dan budaya mengalami gagal interpretasi. Berdasar pada kegagalan interpretasi ini sehingga mengakibatkan wacana stereotip negatif dikonsumsi publik. Temuan pertama, kegagalan tersebut diawali dengan pendeksipsiannya dalam memaknai carok yaitu sebagai budaya. Kedua, dalam memaknai carok objek penelitian ini tidak mempertimbangkan aspek epistemologis. Ketiga, mengabaikan konteks nilai masyarakat Madura yang dikenal sebagai kaum sarungan.