Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

URGENSI STRATEGI DISPOSITION HABITS OF MIND MATEMATIS Bety Miliyawati
Jurnal Infinity Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 Number 2, Infinity
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.784 KB) | DOI: 10.22460/infinity.v3i2.p174-188

Abstract

ABSTRAKKebiasaan berpikir (habits of mind) memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran dan perkembangan individu dalam membantu memecahkan masalah. Habits Of Mind (HOM) adalah kebiasaan berpikir secara fleksibel, mengelola secara empulsif, mendengarkan dengan empati, membiasakan mengajukan pertanyaan, kebiasaan menyelesaikan masalah secara efektif, membiasakan menggunakan pengetahuan masa lalu untuk situasi baru, membiasakan berkomunikasi, berpikir jernih dengan tepat, menggunakan semua indera ketika mengumpulkan informasi, mencoba cara berbeda dan menghasilkan ide-ide yang baru, kebiasaan untuk merespon, kebiasaan untuk mengambil resiko, biasa bertanggung jawab, memiliki rasa humor, membiasakan berpikir interaktif dengan orang lain, bersikap terbuka dan mencoba terus-menerus. Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum 2013, yaitu mempersiapkan generasi bangsa agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Artikel ini dikaji didasarkan atas analisis terhadap: (1) karakteristik matematika, (2) habits of mind matematis, dan (3) disposition contoh strategi HOM dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan pada siswa.Kata Kunci    : Pembelajaran, Karakteristik Matematika, Habits of Mind Matematis ABSTRACTHabits of mind have an important role in the learning process and the development of individuals in helping to solve the problem. Habits Of Mind (HOM) is the habit of thinking flexibly, manage empulsif, listening with empathy, get used to ask questions, solve problems effectively habit, the habit of using past knowledge to new situations, to get used to communicate, think clearly, precisely, using all the senses when gathering information, trying different ways and generate new ideas, habits to respond, the habit to take risks, the usual charge, have a sense of humor, familiarize interactive thinking with others, be open and try constantly. This is in line with the curriculum goals in 2013, which is preparing a generation of people that have the ability to live as individuals and productive citizens, creative, innovative, and affective. This article is assessed based on an analysis of: (1) the characteristics of mathematics, (2) the mathematical habits of mind, and (3) disposition example HOM in mathematics learning strategies developed in students.Keywords: Learning, Mathematics Characteristics, Habits of Mind Mathematics
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI JEPANG SERTA PERBANDINGANNYA DENGAN DI INDONESIA Bety Miliyawati
KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1 No 1 (2016): KALAMATIKA April 2016
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.717 KB) | DOI: 10.22236/KALAMATIKA.vol1no1.2016pp1-16

Abstract

Kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan: tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi, sebagai dasar utama dalam upaya pengembangan sistem pembelajaran di lembaga pendidikan. Pembaharuan kurikulum adalah hal yang mutlak terjadi, sebab pendidikan juga berjalan mengikuti zaman dan perubahan. Seperti halnya di Indonesia, pergantian kurikulum juga terjadi di Jepang, sekalipun tidak dalam frekuensi yang sama. Tujuan pembaharuan kurikulum Jepang adalah dengan harapan dapat memacu kreativitas para guru termasuk guru matematika dalam mengimplementasikan pengalaman belajar kepada peserta. Kurikulum Jepang, pertama kali dikeluarkan pada tahun 1947, bertepatan dengan lahirnya undang-undang pendidikan di Jepang, selanjutnya berkali-kali mengalami perubahan. Panduan tentang muatan pembelajaran di sekolah termuat dalam Gakusyuushidouyouryou. Meskipun majunya pendidikan Jepang dan kemajuan industrinya benar-benar terwujud namun tetap sampai saat ini, pengembangan profesional guru dilakukan secara terus-menerus sebab Jepang menyadari karena miskin sumber daya alam maka pengembangan sumber daya manusia (termasuk guru) perlu dilakukan secara terus-menerus. Dalam makalah ini, penulis mencoba menganalisis kurikulum dan pembelajaran matematika di Jepang serta perbandingannya dengan di Indonesia, dengan harapan dapat menjadi bahan renungan dalam rangka berperan serta secara aktif dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran matematika di Indonesia.
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKADI JEPANG SERTA PERBANDINGANNYA DENGAN DI INDONESIA BETY MILIYAWATI
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 2 No. 01 (2016): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.041 KB)

Abstract

Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di lembaga pendidikan. Sebagai syarat mutlak, berarti kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan: tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi, sebagai dasar utama dalam upaya pengembangan sistem pembelajaran di lembaga pendidikan. Pembaharuan kurikulum adalah hal yang mutlak terjadi, sebab pendidikan juga berjalan mengikuti zaman dan perubahan. Seperti halnya di Indonesia, pergantian kurikulum juga terjadi di Jepang, sekalipun tidak dalam frekuensi yang sama.Tujuan pembahruan kurikulum Jepang adalah dengan harapan dapat memacu kreativitas para guru termasuk guru matematika dalam mengimplementasikan pengalaman belajar kepada peserta. Gakusyuushidouyouryou (kurikulum) Jepang, pertama kali dikeluarkan pada tahun 1947, bertepatan dengan lahirnya undang-undang pendidikan di Jepang, selanjutnya berkali-kali mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1951, 1956, 1961, 1971, 1980, 1992, 2002, dan 2011. Panduan tentang muatan pembelajaran di sekolah termuat dalam Gakusyuushidouyouryou.Meskipun majunya pendidikan Jepang dan kemajuan industrinya benar-benar terwujud namun tetap sampai saat ini, pengembangan profesional guru dilakukan secara terus-menerus sebab Jepang menyadari karena miskin sumber daya alam maka pengembangan sumber daya manusia (termasuk guru) perlu dilakukan secara terus-menerus. Peningkatanmutu pendidikan, Jepang dimulai dengan peningkatan mutu pembelajaran di dalam kelas dan sistem pendidikan di sekolah. Sementara, para guru termasuk guru matematika di Jepang diharuskan memiliki kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran, bukan sekedar melaksanakan pengajaran.Dalam makalah ini, penulis mencoba menganalisis kurikulum dan pembelajaran matematika di Jepang serta perbandingannya dengan di Indonesia, dengan harapan dapat menjadi bahan renungan dalam rangka berperan serta secara aktif dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran matematika di Indonesia.
KEMAMPUAN MATHEMATICAL CREATIVE PROBLEM SOLVING SISWA SMP MELALUI STRATEGI MATHEMATICAL HABITS OF MIND BERBASIS MASALAH Bety Miliyawati
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 4 No. 01 (2018): Biormatika: Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.007 KB)

Abstract

Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang Implementasi pembelajaran matematika dengan strategi MHM berbasis masalah terhadap kemampuan mathematical creative problem solving (MCPS). Penelitian kuasi eksperimen dengan posttest control group design ini merupakan sebuah penelitian payung, dengan melibatkan 69 siswa kelas VII yang berasal dari dua kelas pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Subang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: butir soal tes pengetahuan awal matematika, kemampuan MCPS dan skala sikap siswa. Data penelitian untuk skor pretes, postes, dan gain ternormalisasi kemampuan MCPS dianalisis dengan ANOVA dua jalur, Mann-Whitney, dan Chi-Kuadrat. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan MCPS siswa secara signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol. Siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi MHM berbasis masalah memiliki kemampuan MCPS lebih baik daripada siswa pada kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan MCPS antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan sedang. Namun antara siswa yang berkemampuan sedang dan berkemampuan rendah, tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan MCPS yang dicapai. Bila ditinjau dari klasifikasi dari Meltzer (2002), peningkatan kemampuan MCPS siswa secara keseluruhan, termasuk dalam kategori sedang. Di sisi lain, siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi MHM berbasis masalah memiliki sikap positif terhadap matematika lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional. Sebaliknya, tidak menemukan asosiasi antara kemampuan MCPS dengan sikap siswa terhadap matematika. Simpulnya, bahwa terjadi peningkatan ketercapaian indikator kemampuan MCPS lebih baik berdasarkan kelompok siswa ditinjau dari strategi MHM berbasis masalah dan pembelajaran secara konvensional.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN (VAK) VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA MELI MARDIANA PATATIH; BETY MILIYAWATI; MARIAM AR RAHMAH
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 4 No. 02 (2018): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.357 KB)

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis penyebabnya adalah model pembelajaran yang masih berpusat pada guru teacher center. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui : (1) Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran VAK (Visual, Auditori,Kinestetik) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran Ekspositori; (2) Bagaimana dampak model pembelajaran VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) terhadap motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan lokasi penelitian ini adalah SMAN 1 Pamanukan. Dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian adalah : (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori; (2) Dampak model pembelajaran VAK (Visual, Auditori,Kinestetik) terhadap motivasi belajar siswa adalah sangat positif.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DENGAN PENERAPAN MODEL SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) DAN MENGURANGI KECEMASAN MATEMATIS SISWA SMA NENG SITI SYARIAH; BETY MILIYAWATI; SUMPENA ROHAENDI
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 4 No. 02 (2018): BIORMATIKA
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.344 KB)

Abstract

Artikel ini menyajikan tentang hasil penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis berdasarkan model pembelajaran SSCS dengan model pembelajaran langsung. Jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian the nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian adalah siswa SMA Negeri 3 Subang, dengan sampel yang melibatkan 88 siswa kelas XI berasal dari dua kelas yang dipilih secara acak kelas atau cluster random sampling. Instrumen penelitian terdiri dari instrumen tes berpikir kritis matematis bentuk uraian, instrumen non tes tentang skala sikap siswa terhadap model pembelajaran SSCS dan skala sikap kecemasan matematis siswa. Analisis data pretes, postes, dan indeks gain kemampuan berpikir kritis matematis menggunakan uji normalitas dan mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan kemampuan awal berpikir kritis matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran SSCS dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran langsung, 2) terdapat perbedaan kemampuan akhir berpikir kritis matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran SSCS dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran langsung, 3) peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model SSCS lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran langsung. Disamping itu, siswa kelas eksperimen yang memperoleh model pembelajaran SSCS memiliki sikap positif terhadap matematika dan model pembelajaran SSCS tersebut, serta siswa kelas eksperimen memiliki tingkat kecemasan matematis yang rendah setelah memperoleh model pembelajaran SSCS. Secara umum, melalui model pembelajaran SSCS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Dengan demikian, yang menjadi saran atas hasil penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran SSCS dapat diimplementasikan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa di sekolah.
Pengaruh Problem Based Learning Disertai Didactical Engineering Terhadap Literasi Matematis Siswa Bety Miliyawati
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 6 No. 02 (2020): Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35569/biormatika.v6i02.797

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara komprehensif tentang pengaruh problem based learning (PBL) disertai didactical engineering (DE) terhadap kemampuan literasi matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan desain penelitiaan Posttest-Only Design with Nonequivalent Groups. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Subang dengan melibatkan sampel sebanyak 62 siswa yang tersebar dalam dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi butir tes kemampuan literasi matematis dan pedoman observasi kegiatan guru dan siswa. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan uji statistik yang digunakan adalah uji t, uji Mann-Whitney, anova dua jalur. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan literasi matematis siswa dan tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kategori KAM.
Representasi Pola Penurunan Luas Lingkaran Dengan Menggunakan Figural-Geometris-Analitis Wahid Umar; In Hi. Abdullah; Bety Miliyawati
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/dpi.v10i1.2969

Abstract

Dalam artikel ini membahas mengenai komponen lingkaran (juring) yang dihasilkan dari pembagian menurut sudut pusat atau pembagian menurut garis tengah lingkaran. Juring-juring lingkaran (sering diwakili segitiga sama kaki) disusun melalui proses figural-geometris hingga membentuk bangun datar geometri elementer seperti persegi panjang, jajargenjang, segitiga, dan trapesium. Sesuai bentuk bangun datar geometri elementer yang terbentuk, diturunkan rumus luas lingkaran (L=pr2) dari dan dengan menghitung luas bangun datar elementer yang terbentuk melalui proses analisis-geometris, sampai setiap bangun elementer yang terbentuk menghasilkan luas yang sama, yakni sebesar pr2. Kemudian pada bagian akhir dicoba dicari hubungan antara jumlah juring yang diperoleh melalui pembagian menurut garis tengah lingkaran (juring berjumlah: 2,4,8,16,32,64,…,2n; n =1,2,3,..) dengan jenis bangun datar elementer yang dapat disusun darinya (termasuk yang tidak dapat disusun), serta merangkum sejumlah sifat tertentu yang dapat ditarik dari hubungan yang terjadi. Dengan cara ini, siswa mudah merepresentasikan pemahaman matematika yang dipelajarinya.Untuk dapat mengetahui seberapa memahami materi bagun datar geometri elementer khususnya penurunan rumus luas lingkaran yang dipelajari, maka perlu mempresentasikan beberapa konsep terkait bangun datar geometri yang dapat menurunkan rumus luas lingkaran, dan dimengerti oleh siswa. Dengan demikian representasi menjadi penting baik sebagai alat komunikasi maupun alat berpikir. Disamping itu, siswa terbantu dalam mengembangkan penalarannya. Karena itu, yang menjadi fokus dalam kajian literatur ini adalah bagaimana mempresentasikan pola penurunan rumus luas lingkaran dengan menggunakan figural-geometris-analitis. Kata Kunci:bangun datar, juring & luas lingkaran, representasi
REPRESENTASI KONSEP PECAHAN DAN OPERASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Wahid Umar; Samsu Somadayo; Bety Miliyawati
SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA Vol 7, No 2 (2022): SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA EDISI OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1232.643 KB) | DOI: 10.33387/saintifik.v7i2.5500

Abstract

Pecahan merupakan salah satu bahan ajar yang sangat penting untuk dikuasai siswa sekolah dasar. Namun kenyataan yang terjadi di SD bahwa selalu menjadi tantangan bagi siswa dalam mempelajari materi pecahan dan operasinya. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa objek dalam matematika itu semuanya abstrak sehingga untuk mempelajari dan memahami ide-ide abstrak itu tentunya memerlukan representasi. Representasi terjadi melalui dua tahapan, yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Wujud representasi eksternal antara lain: verbal, gambar dan benda konkret. Berpikir tentang ide matematis yang memungkinkan pikiran seseorang bekerja atas dasar ide tersebut merupakan representasi internal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan medote dekriptif analisis berdasarkan studi literatur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara representasi model pecahan dengan konsep bagian keseluruhan (part-two-whole concept) dengan menggunakan pendekatan kontekstual melalui beberapa model alat peraga konkret. Untuk dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pecahan, maka perlu mempresentasikan beberapa model alat peraga yang terkait dengan konsep pecahan dan operasinya, yang dapat membantu siswa untuk mengkustruksi dasar yang kuat, menyiapkan mereka untuk keterampilan yang nantinya dibangun dari ideide ini, serta operasi, tambah, kurang, kali, dan bagi pada pecahan. Hal ini, karena pembelajaran pecahan bukan hanya semata-mata anak dapat melakukan prosedur operasi pada pecahan tapi lebih pada beragam contoh/model pecahan yang sedang diajarkan, atau yang oleh Bezuk dan Cramer disebut “model fisik”. Model fisik ini akan membantu siswa mengkonstruksi skema mental mereka tentang pecahan. Dimulai dengan menghubungkan suatu topik matematika dengan kehidupan nyata, yang sekarang disebut dengan istilah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Siswa membangun konsep-konsep matematika mereka sendiri. Akan lebih efektif jika pengajaran ini di”setting” sedemikian rupa sehingga menyenangkan, siswa belajar dengan gembira. Karena itu, fokus dalam kajian literatur ini adalah bagaimana mempresentasikan konsep pecahan dan operasinya dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. Melalui kajian ini, diharapkan para guru matematika SD dapat memperkaya khasana pengetahuan matematika dan lebih khusus pada materi konsep pecahan dan operasinya.
Pendampingan Guru Matematika Sekolah Menengah Se-Kab. Subang dalam Pengolahan Data menggunakan Software SPSS Bety Miliyawati
Catimore: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2023): Catimore: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LSM Catimore dan Sahabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56921/cpkm.v2i1.39

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) berupa workshop pendampingan untuk guru matematika dalam pengolahan dan menganalisis data dengan menggunakan software SPSS, bertujuan: 1) sebagai wadah berbagi pengetahuan kepada para guru dalam pengolahan dan menganalisis data nilai siswa maupun data penelitian; 2) meningkatkan kecakapan dan pengetahuan guru tentang pentingnya pengelolaan data nilai siswa maupun analisis data penelitian; 3) untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan guru dalam memanfaatkan data nilai siswa maupun data hasil penelitian menjadi lebih informatif dengan analisis data menggunakan software SPSS, dan 4) mengurangi jumlah guru matematika yang melakukan pengolahan dan analisis data secara intuisi dan manual di era kompetisi abad 21 saat ini. Khalayak sasaran dalam kegiatan PKM ini adalah guru-guru matematika sekolah menengah yang berada di wilayah Kabupaten Subang. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 60 orang guru, pelaksanaannya selama dua hari secara daring melalui media Zoom dan google classroom. Hasil yang dicapai adalah: 1) menambah pengetahuan para guru matematika dalam pengolahan dan menganalisis data; 2) meningkatnya, wawasan, kemampuan, dan keterampilan guru dalam memanfaatkan data menjadi lebih informatif dengan pengolahan dan analisis data yang tepat; dan (3) para guru lebih antusias dapat mengaplikasikan software SPSS dalam pengolahan data instrumen tes maupun data hasil penelitian.