Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN KONTAK PENDERITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Devi Ratna Yuliani; M. Choiroel Anwar; Marsum Marsum
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.9 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3826

Abstract

AbstrakTuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacteriumtuberculosis), kuman itu hidup di dalam rumah dan dapat mempengaruhi udara dalam lingkungan fisik rumah.Puskesmas Jatilawang merupakan puskesmas yang memiliki jumlah penderita Tb Paru BTA (+) yang mengalamikenaikan kasus dalam 3 tahun terakhir 21 kasus (2012), 22 kasus (2013) dan 46 kasus (2014). Penelitian ini bersifatobservasional dengan menggunakan metode case control. Sampel sebanyak 64 orang, terdiri dari 32 kasus dan 32kontrol. Variabel yang diteliti meliputi Intensitas pencahayaan rumah,kelembaban,luas ventilasi, jenis lantai, jenisdinding, kepadatan hunian dan kontak penderita. Analisis univariat dan bivariate menggunakan SPSS dengan UjiChi Square dan OR dengan CI 95% dan α : 0,05. Analisis Multivariat menggunakan Uji Regresi Logistik dan metodebackward ; LR CI 95% dan α : 0,25. Hasil penelitian ini adalah Intensitas pencahayaan rumah (intensitaspencahayaan ruang keluarga (p=0,132;OR 0,407) dan intensitas pencahayaan ruang kamar (p=0,024;OR 0,209)),kelembaban (p=1,00; OR 0,802), luas ventilasi (luas ventilasi ruang keluarga (p=1,00;OR 1,00) dan luas ventilasiruang kamar (p=1,00;OR 1,152)), jenis lantai (p=1,00;OR 2,067), jenis dinding (p=1,00; OR 1,296), kepadatanhunian (p=0,606;OR 3,207) dan kontak penderita (p=1,00;OR 1,140). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adahubungan antara intensitas pencahayaan ruang kamar dengan Kejadian Tb Paru. Disarankan untuk penderita TbParu membuka jendela kamar dan menambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar.
PRAKTEK KERJA NYATA INTER PROFESSIONAL COLLABORATION (PKN-IPC) MAMPU MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Warijan Warijan; Marsum Marsum; Nina Indriyawati; Marichatul Jannah
Jurnal LINK Vol 14, No 2 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1459.336 KB) | DOI: 10.31983/link.v14i2.3764

Abstract

PKN IPC sebagai proses pembelajaran dilapangan bagi mahasiswa dikolaborasikan dalam berbagai disiplin ilmu direncanakan secara sistematis dan terpadu berdasarkan permasalahan yang digali dari keluarga dan dirumuskan bersama keluarga. Program PKN IPC dengan tema, Pemberdayaan Kesehatan dan Gizi Keluarga Berbasis Potensi Lokal yang diharapkan dapat meningkatkan empati, kepedulian, kerjasama mahasiswa dari berbagai latar belakang keilmuan dengan pendekatan kolaboratif untuk peningkatan kualitas hidup keluarga dan masyarakat dan mendorong terciptanya learning community. Program PKN-IPC sebagai bentuk pengabdian masyarakat dilaksanakan untuk membantu menyelesaikan persoalan pembangunan kesehatan di daerah secara kolaboratif. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 2-21 Juli 2018 di 16 desa Kecamatan Bringin dan 9 desa Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. Peserta berjumlah 432 mahasiswa dari 5 Jurusan dan didampingi oleh 25 dosen pembimbing lapangan. 
ANALISIS KUANTITATIF KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN KASUS BEDAH Marsum Marsum; Elise Garmelia; Edy Susanto; Rizky Febri Nugroho
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.635 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i2.3849

Abstract

AbstrakBerdasarkan studi pendahuluan bahwa dari sepuluh formulir persertujuan tindakan kedokteran yang diambil secara acak seluruhnya atau sebesar 100% tidak terisi lengkap. Pada empat review yang dilakukan untuk menelaah formulir yaitu review identifikasi, laporan isi informasi, autentikasi, pencatatan tidak ada yang semuanya terisi lengkap. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan analisis kuantitatif kelengkapan pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran di RSUD Ambarawa.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel penelitian ini adalah formulir persetujuan tindakan kedokteran kasus bedah di RSUD Ambarawa pada triwulan 1 tahun 2018. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Solvin dan didapat 96 sampel. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa review identifikasi pasien terisi dengan lengkap sebesar 99%. Review lsi informasi (laporan penting) terisi dengan lengkap sebesar 5%. Review autentikasi terisi dengan lengkap sebesar 46%. Review pencatatan tidak ditemukan kesalahan. Pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran kasus bedah di RSUD Ambarawa sebesar 4 %  Abstract[English Title : Quantitative Analysis Completeness Form Informed Consent Case Surgery In RSUD Ambarawa] Based on a preliminary study that out of ten forms of intentional medical action taken completely randomly or at 100% incomplete. In the four reviews conducted to review the form of identification reviews, information content report, authentication, recording none of which are completely filled. The purpose of this research is to conduct a quantitative analysis of completeness informed consent form at RSUD Ambarawa. The type of research used is descriptive. The sample of this research is the informed consent form of medical case at Ambarawa General Hospital in first quarter of 2018. The sample size is calculated using Solvin formula and obtained 96 samples. Methods of data collection are observation and documentation study. The results showed that the patient identification review was completely filled by 99%. Review information filled (important reports) with complete 5%, Authentication review complete with 46% complete. recording review there is no mistake. Completed the form of approval of the medical action of the surgical case at RSUD Ambarawa at 4%   
Penilaian Pelatihan Penilaian Indek Keluarga Sehat (IKS) Kader Kesehatan Untuk Mendukung Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga Irmawati Irmawati; Marsum Marsum; Sri Lestari
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 2 No 1 (2020): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v2i1.291

Abstract

ABSTRAK Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan nasional adalah dengan Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Salah satu program PIS-PK adalah penilaian indek keluarga sehat (IKS) setiap keluarga. Keberhasilan pendekatan keluarga tentu tidak lepas dari peran serta masyarakat yaitu kader kesehatan wilayah setempat. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahun dan ketrampilan kader kesehatan tentang penilaian IKS melalui kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahun dan ketrampilan kader kesehatan tentang penilaian IKS. Sasara : dua puluh (20) kader kesehatan kelurahan Jabungan Kegiatan diawali dengan pre tes untuk mengetahui tingkat pemahaman kader kesehatan tentang penilaian IKS, dilanjutkan dengan paparan materi dan praktik penilaian IKS. Evaluasi dilaksanakan dengan kegiatan pos tes, penilaian praktik awal dan praktik lanjutan. Hasil nilai pre tes, pos tes dan praktik dilakukan rekapitulasi, untuk disusun rencana tindak lanjut bersama. Tingkat pengetahuan, baik (45%), cukup (45%), kurang (10%). Tingkat kemampuan praktik, benar (80%) dan tidak benar (20%). Pelatihan suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan dalam memahami suatu pengetahuan dan implementasinya. Pengetahuan dan ketrampilan meningkat sesudah diberikan pelatihan.
Kesesuaian Lama Hari Rawat Pasien BPJS Berdasarkan Clinical Pathway Kasus Ca Mammae Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang Edy Susanto; Lina Umboro; Marsum Marsum; Siti Rofi'ah
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.248 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i1.3573

Abstract

Hasil analisis awal data klaim INA CBG’s bulan September 2015 RSUP Dr. Kariadi Semarang, ditemukan bahwa lama hari rawat pasien BPJS dengan kasus Ca Mammae, terdapat 37 dari 54 kasus ca mammae LOSnya tidak sesuai dengan standar LOS pada clinical pathway.Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik total sampling yang diambil secara keseluruhan kasus ca mammae pada pasien BPJS bulan Oktober-Desember tahun 2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan dicatat menggunakan checklist.LOS pasien BPJS sesuai berdasarkan clinical pathway sebanyak 44 kasus (29,33%) dan tidak sesuai sebanyak 106 kasus (70,67%). LOS pasien paling banyak adalah 11 hari dan sebagian besar kasus ca mammae terjadi pada umur 46 tahun dengan jenis kelamin perempuan karena pada umur tersebut ca mammae mulai bekembang pesat. Kasus ca mammae paling banyak memiliki diagnosis sekunder anemia dengan tindakan medis mastektomi yang merupakan penatalaksanaan dari diagnosis utama yaitu ca mammae dan sebagian besar berada pada tingkat keparahan I yaitu pada kasus yang tidak memiliki komplikasi atau memiliki komplikasi dengan perkenaan pada kelenjar getah bening (lymph nodes).
Tinjauan Keterlambatan Retensi Dokumen Rekam Medis Di RSUD DR. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri Marsum Marsum; Adhani Windari; Subinarto Subinarto; Nurtian Fetia Candra
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.185 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i1.3576

Abstract

Pada Permenkes No.269 Tahun 2008 Pasal 8 Ayat 1 menyebutkan bahwa rekam medis pasien disimpan sekurang-kurangnya selama 5 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktorfaktor penyebab keterlambatan retensi. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara wawancara dengan petugas filing, kuesioner, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri terdapat 3 orang petugas filing dan hanya 1 orang yang berlatar belakang pendidikan DIII RMIK. Sarana prasarana retensi belum lengkap seperti Jadwal Retensi Arsip yang belum dibuat dan tidak adanya rak penyimpanan rekam medis in-aktif. Sebaiknya rumah sakit mengadakan pelatihan bagi petugas filing non pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan agar lebih memahami pelaksanaan retensi. Rumah sakit juga perlu segera membuat jadwal retensi arsip agar ada jadwal yang teratur untuk melakukan retensi.
Analisis Dispute Kode Diagnosis Rumah Sakit Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Irmawati Irmawati; Marsum Marsum; Monalisa Monalisa
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v7i2.235

Abstract

Tarif Ina-Cbg's berbentuk paket yang mencangkup seluruh komponen biaya rumah sakit yang berbasis pada data costing dan coding penyakit mengacu pada International Classification of Diseases (ICD) yang disusun oleh WHO yang terdiri dari 14.500 kode diagnosis dan ICD 9 CM 7.500 kode tindakan. Verifikator dari BPJS mencermati diantaranya coding, clinical pathway dan diagnosis penyakit yang harus dilampiri dengan proses pemeriksaan terhadap pasien, apabila tidak sesuai maka akan dikembalikan kepada pihak rumah sakit. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis dispute kode diagnosis rumah sakit dengan BPJS kesehatan. Penelitian survey dengan metode deskriptif secara  kuantitatif  melalui  studi dokumentasi dan ceklist observasi dilengkapi dengan pengambilan data kualitatif di RSUD Ungaran Rumah Sakit Tipe C. Menggunakan Total Sampling pada bulan Agustus 2018 sebanyak 67 berkas klaim dengan dispute kode. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar berkas klaim yang dikembalikan adalah kasus dengan klasifikasi kelompok Case-Mix Main Groups (CMG)  kode A (Infectious and parasitic diseases Groups) sebanyak 35,82%. Gambaran dispute kode diagnosis oleh BPJS dan rumah sakit terjadi pada kondisi kode tidak spesifik, kode DU (Diagnosis Utama) atau kode DS (Diagnosis Sekunder) tidak didukung oleh data pemeriksaan penunjang, kode DS menjadi bagian atau lanjutan dari kode, kode pada kondisi diagnosis suspect. Penyelesaian berkas klaim pengembalian karena dispute kode dengan reseleksi kode rule MB2 sebanyak 59,70%. Penentuan kode hendaknya selalu membaca kembali dan mengikuti kaidah-kaidah. Tenaga medis perlu memahami bahwa kelengkapan dan kekonsistensian dalam pengisian rekam medis sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kode yang akurat.
HUBUNGAN JARAK PENAMPUNGAN TINJA DENGAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS (Coliform) AIR SUMUR GALI DI DESA SUMAMPIR KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Indi Lulu Diyani; Lagiono Lagiono; Marsum Marsum
Buletin Keslingmas Vol 37, No 3 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 3 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.802 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i3.3873

Abstract

AbstrakSumur gali merupakan sarana penyediaan air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhikebutuhan sehari-hari. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat mikrobiologis. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan jarak penampungan tinja dengan kualitas mikrobiologis(Coliform) air sumur gali di Desa Sumampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Jenispenelitian yang digunakan yaitu Observasional dengan pendekatan Cross Sectional, penelitian inidilakukan untuk mendapatkan ada tidaknya hubungan jarak penampungan tinja dengan kualitasmikrobiologis (Coliform) air sumur gali. Kandungan Coliform air bersih dibandingkan denganPermenkes No.416/ MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Air. pemeriksaankandungan Coliform diperiksa di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitianjarak penampungan tinja dengan kualitas mikrobiologis (Coliform) air sumur gali di Desa SumampirKecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dari 39 sampel, sebanyak 8 (20.5%) memenuhi syarat(11 m) dan 31 (79.5%) tidak memenuhi syarat (11 m). Hasil analisis hubungan jarak penampungantinja dengan kualitas mikrobiologis (Coliform) air sumur gali menggunakan Regresi Linearmenunjukkan nilai ρ 0,09 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan jarak penampungantinja dengan kualitas mikrobiologis (Coliform) air sumur gali. Saran yang diberikan kepadamasyarakat, masyarakat harus memperhatikan keadaan sanitasi disekitar sumur gali, dengan selalumenjaga kebersihan sumur gali.
3 in 1 Personal Health Record (PHR): Dalam Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Irmawati Irmawati; Adhani Windari; Marsum Marsum
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.355 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.7825

Abstract

Proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Pemerintah telah melakukan upaya dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya pengobatan kesehatan melalui Inpres No.1 Tahun 2017 dengan mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Pada penelitian sebelumnya telah dibangun aplikasi Personal Health Record (PHR) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk mendukung GERMAS. Namun dalam aplikasi ini masih terdapat banyak keterbatasan. Aplikasi masih terbatas penggunanya, aplikasi dapat digunakan jika menggunakan pin yang terdaftar, masyarakat tidak bisa secara luas mengakses aplikasi ini dan dalam proses aplikasi ini belum memberikan gambaran status kesehatan yang informatif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi yang lebih mudah dalam aksesibilitas, lebih mudah dalam penggunaan dan lebih informatif terkait data yang disajikan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan evaluasi dan pengembangan yaitu mendeskripsikan hasil proses identifikasi, evaluasi dan pengembangan pada setiap tahapan dalam apilkasi PHR. Evaluasi dilakukan untuk menilai kualitas informasi yang dihasilkan sebelum dan sesudah pengembangan sistem informasi aplikasi PHR.Hasil penelitian ini Aplikasi PHR GERMAS-V2 multiplatform, lebih mudah digunakan oleh masyarakat luas (more available), mudah digunakan karena password dan username dapat ditentukan oleh pengguna sendiri (easier) dan data rekam hasil pemeriksaan kesehatan memberikan informasi terkait status kesehatan (more informative). Uji kualitas sistem sebelum dan sesudah pengembangan telah dilaksankan dengan hasil selisih rerata tertimbang 1,32 dan uji kepuasan pengguna terhadap aplikasi PHR GERMAS-V2 telah dilaksanakan dengan hasil 93% setuju dan merasa puas.Aplikasi masih perlu dikembangkan dengan penambahan self-reminder pada aplikasi terkait kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat yang harus dilakukan individu. Aplikasi diuji cobakan pada kelompok terbatas untuk mendapatkan data sebagai data dasar kesehatan masyarakat untuk dapat dilakukan berbagai analisis kesehatan selanjutnya.
KELENGKAPAN RESUME DALAM PEMENUHANSTANDAR AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK) PADA STANDAR AKREDITASITAHUN 2012 Irmawati Irmawati; Marsum Marsum; Monalisa Monalisa
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v4i1.93

Abstract

AbstractOne of the documentsthat must be metin the accreditation processin 2012is the completenessResume. Based on the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2011) Resumes contain reasons for hospitalization, significant findings, diagnosis has been established, action is given, drugs or medication, and the patient’s condition when transferred. Installation Medical Record at RSUD Slemanwere preparing supporting documents required in the accreditation process. This studywas conducted to determinethe completeness ofthe contentsResumein preparation forcompliance with the standardsof accreditationin 2012.This research uses descriptive research with a qualitative approach. Data collection techniques used by interview, observation and documentation. This study uses triangulation techniques.Percentage of completeness of the content of the Resume for each indicator was 92% on the reason for hospital admission, 79% on the findings of a physical disorder, 49% at diagnosis is made, 37% on drugs or medication, 69% in the patient’s condition when he returned. Average percentage of completeness Resume is 64.5% complete, 16% did not complete, and 19.5% are not filled. Based on the percentage calculation completeness of the Resume content, the compliance APK 3.2.1 at RSUD Sleman get a score of 5 or TercapaiSebagian (TS).Keywords: Analysis ofcompleteness, resumeContent, Standard accreditationin 2012.AbstrakSalah satu dokumen yang harus dipenuhi dalam proses akreditasi 2012 adalah kelengkapan Resume. Berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011) Resume berisi alasan masuk rawat inap, temuan signifikan, diagnosis yang telah ditegakkan, tindakan yang diberikan, obat-obatan atau pengobatan, dan kondisi pasien saat dipindah. Instalasi Rekam Medis RSUD Sleman sedang menyiapkan dokumen penunjang yang diperlukan pada proses akreditasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelengkapan isi Resume dalam persiapan pemenuhan standar akreditasi tahun 2012.Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik.Persentase kelengkapan isi Resume pada masing-masing indikator adalah 92% pada alasan masuk rumah sakit, 79% pada temuan kelainan fisik, 49% pada diagnosis yang ditegakkan, 37% pada obat-obatan atau pengobatan, 69% pada kondisi pasien saat pulang. Rata-rata persentase kelengkapan Resume adalah 64,5% lengkap, 16% tidak lengkap, dan 19,5% tidak terisi. Berdasarkan kelengkapan persentase perhitungan isi Resume,kepatuhan APK3.2.1di RSUD Sleman mendapatkan skor5 atauTercapaiSebagian(TS).Kata Kunci: Analisis kelengkapan, Isi resume, Standar akreditasi tahun 2012.