Zulkarnain Fatoni
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERENCANAAN DESAIN ALAT BANTU TEMPORARY CLAMP 8” PADA PIPE LINE INDUSTRI MIGAS Zulkarnain Fatoni; Martin Luther KIng; Muhammad Lazim
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 1 JANUARI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i1.701

Abstract

Abstrak: Salah satu bentuk kerusakan pada pipa adalah rusaknya struktur material pipa yang menyebabkan kebocoran akibat kegiatan pihak ketiga / Third Party Damaged. Kegagalan pipa yang menyebabkan kebocoran apabila tidak dengan segera ditanggulangi dapat berakibat pada kerugian Perusahaan hingga pencabutan izin usaha. Berdasarkan rujukan dari Pipeline Research Council International (PRCI) terdapat beberapa metode perbaikan permanen pada pipa yang diakibatkan oleh kebocoran antara lain menggunakan Sleeve Type B, Bolt-On Clamp with Seal dan Hot Tapping (PRCI : Pipeline Repair Manual, 2006). Metode Perbaikan tersebut memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan tingkat kerumitan pengerjaan dan biaya investasi yang beraneka ragam. Bolt-On Clamp with Seal banyak dipilih di Industri Migas Indonesia sebagai metode perbaikan yang praktis. Beberapa product Bolt-On Clamp telah banyak diperjual belikan dipasaran dengan harga yang mahal dan waktu pengiriman yang sangat lama serta memerlukan beberapa persiapan tekniss ebelum proses pemasangannya seperti pembersihan sisa minyak dipermukaan pipa, pengupasan coatin pipa, surface preparation dan lain-lain.Tidak dilakukannya persiapan teknis yang sesuai standar pabrikan dapat menyebabkan tidak maksimalnya kekuatan Bolt On Clamp sesuai dengan tujuan perbaikanya untuk mengembalikan integritas pipa. Mengingat pentingnya menjaga integritas pipa dan meminimalisir kerugian perusahaan sehingga diperlukan improvement terkait metode-metode perbaikan sementara / termporary repair yang efektif sebelum dilakukan permanent repair. Maka dari pada itu perlu adanya rancang bangun suatu model temporary clamp 8” yang dapat mengatasi kebocoran pipe line efektif dan efisien,dengan melalui serangkaian pembuatan desain temporary clamp 8”, perhitungan rancang bangun alat dan pengujian temporay clamp 8”. Kata kunci: penjepit, proses terminologi piping, pipeline, sistem transportasi pipeline
PERENCANAAN ALAT BANTU UNTUK MEMASANG TORAK (PISTON INSTALLER Zulkarnain Fatoni; Sukarmansyah .
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 6 No. 1 JANUARI 2018
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1268.174 KB) | DOI: 10.52333/destek.v6i1.384

Abstract

Penelitian yang dilakukan dalam perencanaan alat ini menggunakan metode observasi pengumpulan data bahan yang digunakan dengan mendatangi objek secara langsung agar didapat data yang akurat. Metode literatur untuk memperkuat data di lapangan, didapat dengan cara menghimpun buku yang terkait di dalam perencanaan, menyusun data yang diperoleh kemudian diinterprestasikan dan dianalisa sehingga mampu memberikan informasi yang lengkap untuk penggunaan dan Special Service Tool (SST). Kesimpulan perencanaan alat bantu ini spesifikasi alat, momen pada tuas pemutar = 17,6 kg/cm, tegangan pada paku keling = 6,8 kg/????????, tegangan geser izin paku keling = 33,3 kg/????????, dalam pengunaan alat bantu ini disarankan agar selalu menjaga kebersihan alat bantu dan juga setiap pengunaan alat agar melakukan pelumasan pada objek ring piston dan setiap selesai digunakan clamp pada alat bantu diharapkan dibuka secara penuh.Kata kunci: special service tool (SST), ring piston
RANCANG BANGUN BENTUK CHASIS DAN SISTEM REM GO-KART STANDAR RACE DENGAN PENGGERAK MOTOR BAKAR Martin Luther King; Iskandar Husin; Zulkarnain Fatoni; Nur Ari Pratama
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 2 JULI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i2.786

Abstract

Abstrak: Gokart tidak bisa dikatakan hanya sekedar sejenis hiburan saja. Dari pengujian yang telah dilakukan dengan ketentuan panjang lintasan diambil 100M dan pengujian tersebut dilakukan 3 kali. Sedangkan spesifikasi dari mesin Gokart itu sendiri menggunakan mesin sepeda motor Suzuki shogun 4 tak 110cc. ketinggian dari Gokart itu adalah 8cm dari permukaan aspal. Untuk kinerja Gokart ini telah di uji dengan parameter operasi sebagai berikut kecepatan rata rata dan percepatan yang di perlukan untuk menempuh jarak 100 m  adalah 60 km/jam. Sedangkan asusmsi dari berat penumpang yang di izinkan adalah 80 kg. dari data spesifikasi dan pengujian Gokart yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu Gokart ini mengunakan mesin dengan daya maksimum 378 HP dan memiliki kecepatan rata rata 60 km/h . Sedangkan batas dari berat pengemudi yang di izinkan adalah 80 kg.Kata kunci: gokart, otomotif, motor bakar, chasis, rem
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KAIT TUNGGAL JENIS EYE HOOK DENGAN BEBAN 0,5 TON Zulkarnain Fatoni; M. Lazim
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 5 No. 2 JULI 2017
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1274.996 KB) | DOI: 10.52333/destek.v5i2.379

Abstract

Sebuah kait biasanya dilengkapi dengan kait pengaman untuk mencegah tali baja terlepas dari kait saat diberikan beban, baik beban angkat maupun angkut. Pada perancangan dan pembuatan kait ini terdapat berbagai proses mesin produksi yang dilakukan, untuk proses awal pembuatan kait dilakukan dengan proses kerja tempa dimana bahan yang digunakan ialah baja kontruksi mesin S45C. Pemilihan bahan ditentukan setelah dilakukannya perhitungan terhadap tegangan-tegangan yang terjadi pada kait akibat adanya beban. Setelah mendapatkan hasil perhitungan tegangan pada kait maka perlu dilakukan perbandingan antara tegangan yang terjadi dengan tegangan yang diizinkan.Untuk mendapatkan tegangan yang diizinkan perlu dilakukan perhitungan terhadap faktor keamanan, jadi kait yang telah dibuat dinyatakan layak untuk digunakan dan aman karena tegangan yang terjadi pada kait lebih kecil dari tegangan yang diizinkan.Kata kunci: kait, baja karbon, tegangan dan faktor keamanan.
Aplikasi Metode Six Sigma 'DMAIC' untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Pada PT. Semen Baturaja Palembang Togar Partai Oloan; Zulkarnain Fatoni
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 3 No. 2 Juli 2015
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1539.439 KB) | DOI: 10.52333/destek.v3i2.26

Abstract

Abstrak: Proses Produksi umumnya yang menekankan pada kualitas akan menghasilkan output yang baik andavoid inefisiensi, biaya kualitas yang buruk menjadi lebih rendah dan harga produk menanbecame lebih kompetitif. Semen Baturaja Perusahaan Palembang adalah salah satu perusahaan yang memproduksi Portland Jenis semen 1 (untuk semua pengguna) di mana berat produk (semen) adalah parameter yang diukur dalam cointrolling dan meningkatkan kualitas semen di perusahaan itu. Dalam penelitian ini, produk pengamat penulis (semen) rekan yang diadakan di perusahaan itu, dari data, write simulasi penerapan six sigma "DMAIC" Metode berdasarkan pengukuran manual di rotarypacker saya menunjukkan bahwa 2.19-sigma dengan nilai DPMO adalah 242,588 dan rotary packer II menunjukkan bahwa 1,63-sigma dengan nilai DPMO adalah 447,172 saat menggunakan enam sigma Kalkulator www. Spcwizard.com di packer rotary saya menunjukkan bahwa 2,2-sigma dengan nilai DPMO adalah 241,96 dan rotary packer II sho 1.6 sigm dengan nilai DPMO adalah 460,172. Penerapan metode six sigma menunjukkan bahwa adalah rata-rata perubahan vlue 1,5 sigma dari data, dapat dilihat dari paket berat semen dari batas kontrol, dalam kesimpulan enam sigma metode "DMAIC" efektif bagi perusahaan yang berkualitas baik produk mereka.Kata Kunci: Kualitas, Simulasi, Sigma, DMAIC, dan DPMO.
ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM DAN KONSEP PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DAN JASA Zulkarnain Fatoni
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 8 NO 1 JANUARI 2020
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v8i1.585

Abstract

Abstrak: Upaya suatu bangsa untuk meningkatkan produktivitas pertama-tama harus dimulai dengan unit ekonomi, yaitu industri manufaktur dan jasa. Oleh karena itu memahami sistem dan konsep produktivitas dalam industri-industri tersebut menjadi penting. Secara umum, produktivitas suatu industri terkait dengan seberapa efektif input sumber daya dalam suatu proses (proses manufaktur, proses layanan), ditransformasikan menjadi nilai bagi pelanggan. Bahkan, konsep produktivitas berbasis manufaktur, sebagai sistem tertutup, mengasumsikan bahwa konfigurasi sumber daya input yang diubah dalam proses produksi tidak mengarah pada perubahan kualitas dalam output (asumsi kualitas konstan). Namun, dalam konteks layanan, sebagai sistem terbuka, perubahan dalam sumber daya produksi dan sistem produksi memang memengaruhi persepsi kualitas layanan. Itulah sebabnya, istilah produktivitas telah menciptakan banyak kebingungan dalam layanan, dan konsep produktivitas layanan sering kali digunakan secara sembarangan dan pengukuran yang tidak tepat. Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan konsep produktivitas berbasis manufaktur dan layanan sebagai sistem tertutup dan terbuka.Kata kunci: produktivitas, industri manufaktur, industri jasa
Aplikasi Model M.C.E (Manufacturing Cycle Efficiency) untuk Memperdek Timeto- process Pada Pengolahan C.P.O (Crude Palm Oil) Zulkarnain Fatoni
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 1 No. 2 Juli 2013
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.161 KB) | DOI: 10.52333/destek.v1i2.171

Abstract

Konsusmsi CPO (crude palm oil) untuk penyediaan minyak nabati dunia telahmencapai 27,7% pada tahun 2002, diversifikasi produk CPO untuk produk pangan mencapaipangsa pasar 90% terutama untuk bahan baku minyak goreng dan pangsa pasar nonpangansebesar 10%, diperkirakan pada tahun mendatang terus mengalami peningkatan.Bahan baku CPO adalah TBS (tandan buah segar).Kompleksitas produk dan aliran proses operasi menentukan kapabilitas manajemen operasiuntuk memperpendek waktu proses TBS menjadi CPO yang merupakan focus perhatiandalam studi aliran proses yang dipecahkan dengan pendekatan MCE (Manufacture CycleEfficiency) karena itu. model MCE berkemampuan mereduksi pemborosan sumberdayayang digunakan untuk operasi, sehingga aktivitas yang tidak meningkatkan nilai tambahproduk dapat dihilangkan.Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran aliran proses manufaktur pengolahanTBS (tandan buah segar) bahan baku minyak sawit menjadi CPO. Analisis pemecahanmasalah untuk menentukan performansi dengan menggunakan bagan aliran proses, baganproses operasi (Operations Process Chart). Hasil analisis menunjukan bahwa waktu kritisyang terjadi pada aliran proses pengolahan TBS menjadi CPO terletak pada stasiun loadingramp ke stasiun perebusan yang membutuhkan waktu operasi paling lama yaitu sebesar100 menit/ton TBS. Performansi aliran proses yang terdiri dari MLT, Production rate,kapasitas dan utilisasi masing-masing menghasilkan 57,72 jam, 0,069 ton/jam, 16,56 ton/jam dan 55,2%.Kata kunci : MCE, MLT, Aliran proses.
Pengaruh Konstruksi Baja Yang Terbakar Diberi Perlakuan PendinginanAir Zulkarnain Fatoni
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 3 No. 1 Januari 2015
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.406 KB) | DOI: 10.52333/destek.v3i1.21

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai kekerasan pada prosesperlakuan panas (Heat Treatment) yang diberi media pendingin berupa air, oli, pasir danudara secara mendadak (Quenching) yang kemudian dilihat struktur mikronya pada bajakarbon menengah.Hasil pengujian kekerasan baja yang telah mengalami pemanasan dan didinginkan di dalamair laut dan air tawar (tabel 1 sebesar 57,42 HRc dan tabel 2 sebesar 45,24 HRc), keduatabel menunjukkan data kecendrungan semakin tinggi temperatur pemanasan semakin kerasbaja tersebut. Hal ini dikarenakan semakin tinggi temperatur pemanasan, austenit yangterbentuk semakin banyak, dan dengan waktu penahanan yang cukup pada temperaturtersebut, austenit semakin homogen. Austenit inilah yang memungkinkan dapatbertransformasi menjadi martensite pada saat dilakukan pendinginan cepat.Akibat dari pendingin yang sangat cepat maka struktur yang terbentuk adalah martensit(Gambar 11 s.d 21), ini pulalah yang membuat baja semakin keras karena struktur martensitadalah struktur yang paling keras di dalam baja, sayangnya struktur ini diikuti oleh sifatyang tidak baik yaitu sifat yang getas dan sangat rentan terhadap beban selnjutnya.Jika kita bandingkan hasil pengujian kekerasan akibat didinginkan di dalam air laut danair tawar (Gambar 11), pendingin dengan media air laut menghasilkan sifat kekerasanlebih tinggi. Hal ini disebabkan temperatur air laut lebih rendah dibanding temperatur airtawar oleh pengaruh kadar garam. Sehingga laju pendinginan air laut lebih cepat, karbonyang terjebak dari struktur austenit (FCC) menjadi martensit (BCT) lebih banyak danaustenite sisa pada temperatur kamar yang tidak sempat bertransformasi menjadi martensitlebih sedikit. hal inilah yangmenyebabkan kekerasan dengan pendingin air laut lebih tinggidari pendinginan jika menggunakan air tawar.Kedua metode pendingin ini bila kita bandingkan dengan benda uji tanpa perlakuan, keduaduanyamempunyai nilai kekerasan jauh lebih tinggi, artinya baja yang telah terbakar akanmenaikkan nilai kekerasan, menaikkan kekuatan tetapi material menjadi sangat getas.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan dengan memberi perlakuan panasdan di beri pendinginan air laut dan air tawar, air laut lebih keras dan lebih tinggidibandingkan pengaruh perubahan mikro dari pada air tawar.Kata kunci: Heat Treatment, Quenching, Austenit, Martensit, FCC, BCT.
PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT KEKERASAN BAJA PADUAN RENDAH UNTUK BAHAN PISAU PENYAYAT BATANG KARET Zulkarnain Fatoni
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 4 No. 1 Januari 2016
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.918 KB) | DOI: 10.52333/destek.v4i1.238

Abstract

Abstrak: Penelitian ini didasarkan adanya keluhan dari petani penyadap karet yang mengeluhkanpsiau penyadapnya sering aus, rompal dan retak. Sehinga peneliti mencoba mencari jalan keluarnyadengan membuat pisau baru dari bahan pegas daun mobil (Per bekas).Spesimen dalam penelitian ini ialah pisau penyanyat yang di potong bagian pisaunya, jumlahspesimen adalah 7 buah, salah satunya benda yang telah di pakai, 1 buah dari pandai besi dan 5 buahdibuah sendiri diberi perlakuan panas dengan temperatur bervariasi dari 810 °C, 820 °C, 830 °C, 840°C dan 850 °C.Selanjutnya di lakukan proses quenching dan pengujian kekerasan dengan alat Uji Rockwell, sertastruktur mikro. Data hasil penelitian di analisa dengan teknik deskriptif dan hasil analisa di tampilkandalam bentuk diagram batang.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian kekerasan akibat didinginkan lajupendinginan air lebih cepat, karbon yang terjebak dari struktur austenit (FCC) berubah menjadimartensit (BCT) lebih banyak dan austenite sisa pada temperatur kamar yang tidak sempatbertransformasi menjadi martensit lebih sedikit. hal inilah yang menyebabkan kekerasan denganpendingin mengunakan air terjadi.Disarankan agar mengunakan menggunakan temperatur antara 810°C dan 820°C. Agar material yangdi peroleh adalah material yang ulet dan keras sehinga mata pisau tidak muda patah dan tumpul.Kata Kunci: Baja Pegas Daun, Pisau Karet, Produksi, Martensit.
Pengendalian Proses Cliner Buring Untuk Memenuhi Standar Kualitas Menggunakan Metode SPC Zulkarnain Fatoni
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.348 KB) | DOI: 10.52333/destek.v2i2.3

Abstract

Abstrak : Proses operasi Clinker Buring menjadikan semen adalah poses kehalusan semen(blaine) menjadi fokus perhatian dalam mereduksi biaya penggunaan energi terutamaconsumption power. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi parameter operasikehalusan semen (blaine) dan mengendalikan sistem operasi kehalusan semen (blain) sertamengendalikan sistem operasionalnya yang terdiri atas Dampar Fan, Speed Separatordan Weight Feeder untuk menghasilkan semen halus (blaine) yang memenuhi standar.Permasalahan yang sering terjadi dalam proses operasi clinker buring menjadi semenditentukan oleh material yaitu clinker yang dikirim dari sumber (Baturaja -OKU) ke PabrikPengolahan di Kertapati Palembang, Mesin - mesin yang dipergunakan, cara pengoperasiandan operator mesin.Dengan demikian output yang diharapkan dari pengendalian parameter operasi ini adalahreduction cost of Production (Penurunan Biaya Produksi) yang bersumber dari Consumptionpower dan kualitas semen yang dihasilkan dengan indikator kehalusan yang merata danmemenuhi standar.Kata Kunci : parameter operasi, blaine, pengendalian kualitas