Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGHIMPUNAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN LOKAL PEMBUATAN KERUPUK MENUJU DESA KERTAWANA KECAMATAN KALIMANGGIS SEBAGAI SENTRA KERUPUK Karyaningsih, Ika
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 01 (2020): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v3i01.2413

Abstract

Kertawana Village is one of the villages in the District of Kalimanggis Kuningan Regency with a fairly barren area with less rainfall where the agricultural land is only rain-fed agriculture. Empowerment of housewives as members of the community is still classified as a productive workforce is very important, aimed at fostering awareness and independence in doing business, while expanding employment to increase family income. The potential of these housewives needs to be developed because for generations they have the skills to make various crackers. Then the activity in the form of gathering the skills and local knowledge of mothers who have very important to do. The skills of making crackers and their recipes need to be documented so as not to just disappear as one of the cultural heritages and need to provide motivation that these cracker making skills can be the main capital for housewives to produce and be entrepreneurs.Keywords: empowerment; local skills; crackers.AbstrakDesa kertawana adalah salah satu desa di Kecamatan Kalimanggis Kabupaten Kuningan dengan wilayah yang cukup tandus dengan curah hujan yang kurang dimana lahan pertaniannya hanya merupakan pertanian tadah hujan. Pemberdayaan Ibu-ibu rumah tangga sebagai anggota masyarakat masih tergolong sebagai tenaga kerja produktif sangat penting dilakukan, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kemandirian dalam berusaha, sekaligus memperluas lapangan kerja guna meningkatkan pendapatan keluarga. Potensi ibu-ibu rumah tangga ini perlu dikembangkan sebab secara turun-temurun mereka memiliki keterampilan pembuatan aneka kerupuk. Maka kegiatan berupa penghimpunan keterampilan dan pengetahuan lokal ibu-ibu yang memiliki sangat penting untuk dilakukan. Keterampilan pembuatan kerupuk beserta resepnya perlu didomumentasikan agar tidak hilang begitu saja sebagai salah satu warisan budaya serta perlu memberikan motivasi bahwa keterampilan pembuatan kerupuk ini dapat menjadi modal utama bagi para ibu rumah tangga untuk berproduksi dan berwirausaha.Kata kunci : pemberdayaan; keterampilan lokal; krupuk.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH DAGING BUAH PALA DESA CIMENGA KECAMATAN DARMA, KUNINGAN Herlina, Nina; Nurlaila, Ai; Karyaningsih, Ika
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 01 (2020): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v3i01.2069

Abstract

Nutmeg fruit is a very large commodity in Cimenga Village. The utilization of nutmeg meat waste has been carried out by a small portion of the people of Cimenga Village, but due to lack of information obtained nutmeg meat is left alone on the plantation or in the forest. Therefore, this community service offers a solution in the form of nutmeg meat waste utilization. The hope is that by utilizing the waste of nutmeg into nutmeg syrup all the components of nutmeg can be utilized and can improve the economy of the community.Keywords: Nutmeg Utilization, Nutmeg Syrup, Empowerment AbstrakBuah Pala merupakan salah satu komoditi yang sangat besar di Desa Cimenga. Pemanfaatan limbah daging buah pala pernah dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat Desa Cimenga, namun karena kekurangan informasi yang didapat buah daging pala dibiarkan saja di perkebunan atau di hutan. Oleh karena itu, pengabdian kepada masyarakat ini menawarkan solusi berupa pemanfaatan limbah daging buah pala. Harapannya adalah dengan memanfaatkan limbah daging buah pala menjadi sirup pala maka semua komponen pala dapat dimanfaatkan dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.Kata Kunci : Pemanfaatan Pala, Sirup Pala, Pemberdayaan
PELATIHAN OPERATOR CHAINSAW DAN TEKNIK PENEBANGAN DI PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) TASIKMALAYA Hendrayana, Yayan; Adhya, Ilham; Supartono, Toto; Karyaningsih, Ika; Nurlaela, Ai
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 02 (2020): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v3i02.3470

Abstract

Logging activities at Perum Perhutani are one of the determinants of the quality of wood produced. Mistakes in felling and errors in dividing the stems will greatly affect the quality of the wood produced. Therefore it requires operator knowledge and skills in carrying out these activities. This activity was carried out at the Tasikmalaya KPH Urug TPK which is part of the Tasikmalaya Forest Management Unit (BKPH). The activity was carried out on September 1, 2020. The activity began with an in-room presentation of chainsaw, usage theory, and logging techniques which was continued with practice in the field. The community service activity undertaken is to offer solutions in the form of training activities for chainsaw operators and logging techniques. The hope is that by knowing the types and parts of chainsaws as well as the proper felling techniques for operatots in the field, forest harvesting activities will run properly and correctly with optimum results.Kegiatan penebangan di Perum Perhutani menjadi salah satu penentu kualitas kayu yang diproduksi. Kesalahan dalam penebangan serta kesalahan dalam pembagian batang akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kayu yang dihasilkan. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan operator dalam melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilakukan di TPK Urug  KPH Tasikmalaya yang termasuk pada Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tasikmalaya. Kegiatan dilaksanakan pada Tanggal 1 September 2020. Kegiatan diawali dengan pemaparan di dalam ruangan mengenai chainsaw, teori penggunaan, serta teknik penebangan yang dilanjutkan melakukan praktek di lapangan. Kegiatan pengabdian kepada  masyarakat yang dilakukan adalah menawarkan solusi berupa kegiatan pelatihan bagi operator chainsaw dan teknik penebangan. Harapannya adalah dengan mengetahui jenis dan bagaian-bagian chainsaw serta teknik penebangan yang tepat bagi para operatot di lapangan maka kegiatan pemanenan hutan akan berjalan dengan baik dan benar dengan hasil yang optimum.
PROSPEK KONTRIBUSI HUTAN RAKYAT TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KUNINGAN (Studi Kasus di Kawasan Hutan Rakyat Bekas Lahan Kritis Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan) Nina Herlina; Ika Karyaningsih; Agus Rianto
Wanaraksa Vol 10, No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i01.1054

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usaha dan potensi hutan rakyat., menganalisis serta menghitung kesediaan masyarakat membayar retribusi kayu dari hutan rakyat. Penelitian telah dilaksanakan di Hutan Rakyat Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan pada tahun 2014.Kawasan hutan rakyat di Desa Karang Sari Kecamatan Darma seluas 70 Ha. Berdasarkan luasan tersebut diambil sampel dengan nilai kritis e atau batas ketelitian sebesar 10% (0,1) (Sevila et al. 1993 dalam Singarimbun, 1987). Sehingga diketahui luas kawasan maksimal yang akan diamati sebesar 7 Ha, disesuaikan dengan luas kepemilikan lahan responden.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa analisis kelayakan pada aspek perbandingan antara biaya dan Pendapatan masyarakat dari hasil hutan rakyat cukup tinggi. Oleh sebab itu usaha hutan rakyat sangat layak untuk masyarakat. Selain itu pada dasarnya masyarakat desa Karangsari bersedia untuk membayar retribusi hasil kayu hutan rakyat pada kondisi hasil yang diperoleh cukup tinggi.Kata Kunci : Hutan rakyat, potensi, analiss kelayakan
Keanekaragaman Tanaman Pangan Kehutanan Pada Lahan Agroforestri Di Desa Haurkuning Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan Dian Rudiansah; Ai Nurlaila; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4571

Abstract

Kebutuhan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun dan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi pangan adalah dengan mengolah lahan hutan yang berpotensi tanaman pangan dengan sistem agroforestri yang terdapat di Desa Haurkuning. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2018 dan bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tanaman pangan kehutanan pada lahan agroforestri dan status budidayanya. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada setiap petani agroforestri yang memiliki luas 0,25 ha dengan cara random sampling. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan: 35 / Kementerian Kehutanan-II / 2007 di Desa Haurkuning terdapat 19 jenis tanaman pangan yang terdiri dari 5 jenis tanaman sebagai sumber karbohidrat, 13 jenis tanaman penghasil buah dan 2 penghasil minyak lemak. 60% dari tanaman pangan ini dibudidayakan oleh masyarakat, yang meliputi penyiapan benih, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Kata Kunci: Agroforestri; Status Budidaya; Keanekaragaman; Desa Haurkuning
POTENSI SISTEM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DI DESA KADATUAN KECAMATAN GARAWANGI KABUPATEN KUNINGAN Sulistyono Sulistyono; Chandra Wirawan; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 11, No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i01.1067

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengelolaan pengusahaan hutan rakyat, menghitung jumlah potensi tegakan di hutan rakyat, dan mengetahui manfaat ekonomi yang diberikan dari pengusahaan hutan rakyat berupa tambahan pendapatan masyarakat terhadap petani hutan di Desa Kadatuan. Penelitian ini dilakukan di Desa Kadatuan Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan mulai bulan Agustus-Oktober 2015. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara melalui kuisioner, studi data sekunder dan literatur. Untuk pengumpulan data potensi tegakan hutan rakyat menggunakan metode Stratified Random Sampling (penarikan contoh acak berlapis) dengan berdasarkan ketentuan strata kelas umur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden di Desa Kadatuan berusia produktif, berpendidikan rendah dengan kepemilikan lahan 0,25 s/d 0,50.  Berdasarkan silvikulturnya, jenis hutan rakyat di Desa Kadatuan menggunakan sistem agroforestry dan campuran. Pemanenan kayu hutan rakyat di Desa Kadatuan  dengan sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang sudah berdiameter  20 cm. Pemasaran kayu hutan rakyat dilakukan secara langsung dengan sistem tebasan oleh pengepul. Selain ituPotensi kayu di Desa Kadatuan mahoni 126.46 m3 dan sengon 104.92 m3 sedangkan jati 55.65 m3 pada luasan pengusahaan 11.14 ha.Kata Kunci: potensi kayu, hutan rakyat, potensi tegakan, agroforestry
KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (ORDO ANURA) DI WISATA ALAM PASIR BATANG TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Andreansyah Andreansyah; Iing Nasihin; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4567

Abstract

Amfibi mempunyai peran yang sangat penting dalam proses ekologi, serta dapat dijadikan bioindikator kondisi lingkungan. Secara ekonomi amfibi juga mempunyai manfaat yang sangat besar. Namun disisilain kerusakan lingkungan telah menyebabkan kuantitas dan kualitas amfibi menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, morfologi dan kondisi habitat amfibi (ordo anura) di Wisata Alam Pasir Batang Taman Nasional Gunung Ciremai. Metode yang digunakan adalah Visual Encounter Survey dan Line Transek dengan metode analisis data Indeks Keanekaragaman Shannon Wiener (H’), Indeks Kekayaan Margalef (R), Indeks Kemerataan Evenness (E) dan Analisis Vegetasi. Spesies yang ditemukan adalah 13 jenis dengan total 154 individu. Indeks keanekaragaman Shannon Weiner (H)’ adalah 2. Kekayaan spesies termasuk kedalam kategori rendah karena  di semua jalur pengamatan memiliki nilai  jenisnya R 2,5 yang berarti nilai kekayaannya rendah. Indeks kemerataan tertinggi yaitu pada jalur sebelah kanan pondok JICA dengan nilai E= 0,9 berarti komunitas stabil. Vegetasi  didominasi oleh kaliandra (Calliandra), kopi (Coffea) dan pinus (Pinus merkusii). Suhu udara di wisata alam pasir batang berkisar antara 17 - 23,4 °C, Kelembaban berkisar antara 73 % - 99 %, sementara itu suhu air berkisar antara 17 - 20,1 °C dan PH air antara 6,5 – 7,9. Keanekaragaman amfibi tergolong sedang.Kata kunci : Keanekaragaman, Vegetasi, Kondisi Lingkungan
KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DAN PEMANFAATANNYA DI KAWASAN HUTAN GUNUNG TILU DESA JABRANTI KECAMATAN KARANGKENCANA KABUPATEN KUNINGAN Sulistyono Sulistyono; Ika Karyaningsih; Atik Nugraha
Wanaraksa Vol 10, No 02 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i02.1062

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui keanekaragaman jenis, arsitektur dan pemanfaatan bambu di kawasan Hutan Gunung Tilu. Penelitian ini telah dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Tilu Kecamatan Karangkencana Kabupaten Kuningan pada bulan April-Mei 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu metode penelitian dengan menggambarkan hasil pengamatan dan menganalisisnya dengan menggunakan teori yang sudah ada.Dari hasil penelitian diketahui jenis bambu yang ditemukan di Gunung Tilu Desa Jabranti Kecamatan Karangkencana terdapat 9 jenis yaitu: jenis bambu Kirisik (Bambusa multiplex), jenis bambu Tali (Asparagus cochinchinensis), Jenis bambu Hijau (Gigantochloa apus), Jenis bambu tamiang (Schizostachyum blumei Nees), jenis bambu Temen (Gigantochloa  pseudoarundinacea), jenis bambu kuda, jenis bambu Surat ( Gigantochloa pseudoarundinacea), Jenis bambu Surat (Bambusa lako), Jenis bambu Hitam (Bambusa lako) danjenis bambu Kuning (Bambusa vulgaris).Kata Kunci: Keanekaragaman, Bambu, Hutan Lindung
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH SERTA LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KENANGA (Cananga odorata (Lam.) Hook.f & Thomson) Egy Silvani Pratama Putri; Ai Nurlaila; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 13, No 01 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v13i01.4648

Abstract

ABSTRAK. Kenanga merupakan jenis pohon penghasil bunga yang memiliki keharuman yang khas. Bunga kenanga banyak digunakan sebagai bahan pembuatan minyak atsiri karena baunya yang harum. Di Kuningan, pohon kenanga sudah dikenal banyak orang. Karena kurangnya minat masyarakat untuk membudidayakannya, lama-kelamaan tanaman kenanga semakin jarang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh, interaksi, dan perlakuan terbaik pemberian zat pengatur tumbuh dan lama perendaman terhadap pertumbuhan stek kenanga. Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu ZPT dan lama perendaman dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Data akan dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANOVA) dan jika terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil analisis variasi, maka selanjutnya dilakukan uji beda nyata dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil ragam menunjukkan bahwa perlakuan ZPT dan waktu perendaman secara mandiri tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah tunas dan tinggi tunas. Sedangkan interaksi antara ZPT dan waktu perendaman berpengaruh nyata terhadap jumlah parameter tunas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan Z2P3 (Rootone-F 200 ppm dengan lama perendaman 3 jam) menunjukkan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan stek kenanga.Kata Kunci: Kenanga; Zat Pengatur Tumbuh; Rootone-F; Ekstrak Bawang Merah; Lama Perendaman
KEANEKARAGAMAN SATWA PADA AREAL PASCA KEBAKARAN DI HUTAN BINTANGOT TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Ika Karyaningsih; Sulistyono Sulistyono; Irvan Hidayat
Wanaraksa Vol 10, No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i01.1053

Abstract

Kebakaran hutan mempunyai dampak secara langsung dan tidak langsung terhadap populasi satwa liar. Dampak secara langsung adalah hilang dan berkurangnya jenis-jenis satwa. Sementara itu dampak secara tidak langsung adalah rusaknya habitat satwa serta vegetasi. Menurut BTNGC (2013) setiap tahun telah terjadi kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dari tahun 2006 sampai 2013. Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan salah satu kawasan  yang mengalami kebakaran hutan pada tahun 2012. Oleh karena itu perlu diadakannya penelitian tentang keanekaragaman satwa liar pada lahan pasca kebakaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragamaan jenis satwa liar pada lahan pasca kebakaran  di Hutan Bintangot Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai serta mengetahui jenis vegetasi pada lahan pasca kebakaran di Hutan Bintangot Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai.Penelitian ini di laksanakan di hutan Bintangot RESORT Mandirancan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), pengambilan data di lakukan pada areal pasca kebakaran yang memiliki luasan ±1,70Ha dan pengambilan data dilapangan diambil pada bulan Desember 2014.Hasil Penelitian menunjukkan keanekaragaman jenis satwa yang didapatkan pada lokasi penelitian di Hutan Bintangot Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai diperoleh 16 jenis satwa dari dua kelas yaitu kelas Aves 15 jenis dan kelas Mamalia 11 jenis dengan jumlah individu sebanyak 69 individu. Hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa nilai keragaman satwa liar pada lokasi penelitian tidak terlalu tinggi, dan kemerataanya pada kategori kurang merata. Untuk nilai dominansi satwa, dari hasil penelitian diperoleh nilai jenis satwa yang dominan  berjumlah 8 jenis(78,26%), sedangkan jenis satwa yang sub-dominan berjumlah 5 jenis (17,39%), dan jenis satwa yang tidak dominan 3 jenis (4,34%).Kata Kunci: keanekaragaman jenis, dominansi , kemerataan, Kebakaran hutan