Yusfriadi
Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Al-Fikrah

Komunikasi Politik Teungku Dayah di Kabupaten Bireuen Pada Tahun 2015 Yusfriadi
Al-Fikrah Vol 8 No 1 (2019): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.4 KB)

Abstract

Teungku dayah seharusnya mendapat dukungan penuh dari masyarakat dalam bidang politik. Kenyataannya bahwa masyarakat belum sepenuhnya mendukung politik teungku dayah. Ini terlihat dari hasil perolehan suara partai yang diusung teungku dayah pada dua periode pemilu (2009-2014 dan 2014-2019). Fenomena ini tentu sangat erat kaitannya dengan komunikasi politik teungku dayah dalam memainkan peran politiknya, karena sistem politik yang dibangun tentunya akan mewarnai komunikasi politik. Di sini menjadi sangat penting meneliti tentang komunikasi politik teungku dayah. Iklim politik teungku dayah sangat fenomenal pada tahun 2017, terutama suasana politik di Kabupaten Bireuen, menjadi alasan yang sangat fundamental memilih fokus penelitian ini. Menjadi pertanyaannya ialah “bagaimana komunikasi politik teungku dayah di Kabupaten Bireuen pada tahun 2015?”, inilah yang menjadi fokus utama penelitian ini. Asumsinya bahwa komunikasi politik yang diterapkan belum tepat sasaran sehingga menyebabkan kegagalan politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi politik teungku dayah yang dijalankan selama ini cenderung fokus pada upaya penyebaran nilai-nilai politik Islam, dipahami oleh sebagian kecil masyarakat sebagai upaya mensosialisasikan kepentingan politik masyarakat dayah saja, dominan pada penyampaian tentang perihal kehadiran dan keterlibatan teungku dayah dalam ranah politik praktis, serta kurang menyampaikan tujuan politik –yang sesuai dengan harapan- masyarakat banyak saat ini. Gambaran komunikasi politik teungku dayah menyebabkan komunikasi politik yang dijalankan kurang tepat sasaran. Hal ini dijadikan sebagai upaya peningkatan komunikasi politik teungku dayah dalam pencapaian tujuan politiknya.