Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH PEMBAKARAN BATUBARA PLTU SEBAGAI MEDIA TANAM DALAM KEGIATAN REVEGETASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA ALI R. KURNIAWAN; WULANDARI SURONO; MARSEN ALIMANO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.013 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No3.2014.730

Abstract

Lahan bekas tambang batubara di Indonesia umumnya dicirikan dengan kondisi keseimbangan ekosistem permukaan tanah yang terganggu dan kualitas kesuburan tanah yang rendah. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut di antaranya dengan memanfaatkan abu batubara sebagai bahan tambahan dalam media tanam untuk revegetasi lahan. Abu batubara diketahui mengandung unsur makro dan mikro yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan abu batubara (campuran abu dasar dan abu terbang) sebagai media tanam terhadap pertumbuhan tanaman caisin (Brassica chinensis) dan LCC (Legume Cover Crops) jenis Centrosema pubescens serta akumulasi logam berat pada biomassa di kedua tanaman uji tersebut. Dilakukan analisis komposisi kimia abu batubara untuk mengetahui tingkat kesuburannya dan analisis pertumbuhan tanaman serta akumulasi logam berat pada biomassa di kedua tanaman uji tersebut. Dari hasil analisis, diketahui abu batubara PLTU Bukit Asam mengandung unsur-unsur yang berguna untuk menunjang pertum- buhan tanaman seperti Ca, S dan Mg. Penambahan abu batubara sebesar 10 % pada tahap ke-1, 2 dan 3 penanaman menghasilkan rata-rata berat basah caisin yang paling banyak di antara perlakuan lainnya masing-masing sebesar 15,9, 34,5 dan 23,8 gram. Penambahan abu batubara sebesar 17,5 % sampai dengan tahap penanaman ke-3 berpengaruh positif dengan menurunnya kandungan logam berat Cu, Zn, Pb dan Cd pada tanaman caisin masing-masing sebesar 40, 60, 100 dan 50%. Sedangkan untuk kandungan logam Cr dan As cenderung stabil pada setiap tahap penanaman. Pada tanaman Centrosema pubescens, penambahan abu batubara 5 % menghasilkan rata-rata biomassa yang paling banyak sebesar 27,1 gram. Penambahan abu batubara pada tanaman Centrosema pubescens menurunkan kandungan logam berat Pb dan Zn masing-masing sebesar 34,5 dan 25,3%, namun menaikkan kandungan logam Cu dan Cd masing-masing sebesar 41,7 dan 50%.
RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DENGAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DI BOLAANG MONGONDOW MARSEN ALIMANO; M. LUTFI; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.454 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.820

Abstract

Emas yang merupakan komoditi penting dalam perekonomian dunia telah memicu pertumbuhan kegiatan pertambangan bijih emas, baik dalam skala besar maupun kecil. Pengolahan emas rakyat pada umumnya menggunakan merkuri, yang dikenal dengan proses amalgamasi. Pemakaian merkuri dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Penelitian di daerah Bolaang Mongondow menunjukkan kandungan merkuri di hulu sungai sebesar 0,024 ppm dan telah melebihi ambang batas yang diperbolehkan (0,002 ppm). Kandungan merkuri yang tinggi terdapat di sedimen kolam pengendapan No. 4, yaitu sebesar 3,01 ppm, jauh di atas ambang batas yang diperbolehkan (0,49 ppm). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu rancangan pengelolaan merkuri yang lebih baik untuk mengolah limbah cair dari proses amalgamasi dengan memanfaatkan teknologi sederhana yang didukung oleh kemampuan sumber daya alam setempat. Salah satu cara pengurangan kadar merkuri di badan perairan adalah dengan proses bioremediasi menggunakan tanaman air eceng gondok (Eichhornia crassipes) karena eceng gondok mudah didapat dan mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menyerap merkuri. Diharapkan dengan perancangan sederhana ini pencemaran air dapat dikurangi.