Karbon aktif digunakan secara luas sebagai penyerap dalam proses industri untuk menghilangkan sejumlah pengotor, terutama sebagai penjernih, pengolahan limbah, pemurnian air, obat–obatan dan lain–lain. Di Indonesia pembuatan karbon aktif menggunakan rotary kiln dengan bahan baku arang kayu atau tempurung kelapa umum sudah dilakukan secara komersial, sedangkan dengan bahan baku semikokas (arang batubara) masih dalam skala kecil. Hasil penelitian terdahulu pada skala laboratorium dengan menggunakan semikokas Air Laya berukuran 2 mm, menunjukkan bahwa pada temperatur aktivasi 900ºC selama 2 jam, menghasilkan karbon aktif dengan bilangan yodium 650 mg/gr. Berdasarkan hasil tersebut, percobaan ditingkatkan ke skala pilot menggunakan rotary kiln kapasitas 1 ton/hari dengan menggunakan conto yang sama, yaitu semikokas Air Laya yang berukuran 3 mm, laju alir uap air 70 kg/jam dan variabel jumlah umpan dengan kecepatan 60, 50, 35, 20 dan 10 kg/jam. Percobaan tersebut menghasilkan karbon aktif dengan bilangan yodium tertinggi, yaitu 675 mg/gr, pada waktu tinggal 4 jam dan kecepatan umpan 35 kg/jam. Mutu karbon aktif tersebut telah memenuhi persyaratan untuk pemurnian air minum dan pengolahan limbah.